PeciHitam.org<\/strong> – Qanaah secara bahasa berarti cukup. Sedangkan secara istilah, Qanaah adalah merasa cukup atas apa yang telah dikaruniakan Allah Swt. kepada kita sehingga mampu menjauhkan diri dari sifat tamak. Sifat qanaah mendasarkan pemahaman bahwa rezeki yang kita dapatkan sudah menjadi ketentuan Allah.<\/p>\n Dalam kamus Al-Munawwir, qanaah berasal dari kata ,\u0648\u0627\u0644\u0642\u0627\u0646\u0639 ,\u0648\u0627\u0644\u0642\u0646\u0648\u0639 ,\u0627\u0644\u0642\u0646\u0639 yang terjemahnya yaitu merasa puas dengan apa yang diterima dan rela atas bagiannya. Sedangkan secara istilah, qanaah adalah sikap menerima rezeki apa adanya dan menganggapnya sebagai kekayaan yang membuat mereka terjaga statusnya dari meminta-minta kepada orang.<\/p>\n Menurut Muhammad Nawawi bin Umar, dalam kitab Q\u00e2mi’ al-Tughy\u00e2n, qanaah adalah ridha dengan apa yang telah ditentukan. Ridha untuk meninggalkan sesuatu yang tidak penting dan hanya mengupayakan hal-hal yang penting. Tidak diperkenankan bagi kita untuk mencari hal yang melebihi hal yang penting.<\/p>\n Hal yang penting itu berbentuk kebutuhan yang memiliki nilai manfaat bagi kecukupan kita di dunia dan sebagai bekal di akhirat. Sedangkan sesuatu yang tidak penting yaitu hal-hal yang memancing manusia melebihi kebutuhan yang ada seperti mencari jabatan, permainan-permainan atau segala hal yang tidak memiliki manfaat di akhirat. Menurutnya, cukuplah atas apa yang dimiliki saat ini dari segala yang Allah berikan.<\/p>\n Menurut Nawawi al-Bantani, dalam kitab Sal\u00e2lim al-Fudal\u00e2, yang dimaksud dari qanaah ini adalah untuk ridha bagi orang-orang yang menginginkan jalan akhirat dengan meninggalkan segala hal yang dapat menghantarkannya pada puncak segala peluang duniawi dan meninggalkan segala yang berlebihan dari makanan, pakaian, dan tempat tinggal.<\/p>\n