Pecihitam.org, SERANG – Toleransi adalah lentur dalam pemikiran dan tegas dalam pengamalan. Demikian sikap organisasi Gusdurian Banten dan Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FKPLA) Banten dalam menanggapi maraknya intoleransi belakangan ini.
Tokoh Pemudi Buddhis,\u00a0Maya Sari Putri mengatakan, dalam meanggapai maraknya intoleransi, umat budha lebih memilih diam demi terjaganya NKRI yang rukun. \u201cKaum kaum minoritas lain ingin juga toleransi,\u201d katanya dalam diskusi Ngobrol Santai sekaligus Memperingati Hari Toleransi Internasional 2019 di Kota Serang, Minggu (17\/11\/2019). Dikutip redaksi24.
Pemateri dari Orang Muda Katolik (OMK) Kota Cilegon,\u00a0Frandy Seda memberikan cara agar tumbuh toleransi. Tolerasi, kata dia, sebenernya berawal dari membuka diri. Bertoleransi harus bisa menahan diri, tidak akan membuat onar.
\u201cItulah toleransi. Kalau bertemu selalu senyum, sapa, salam,\u201d ujarnya seraya melanjutkan, untuk menangani intoleransi harus dengan pendekatan kebudayaan. Sebab kebudayaan adalah bahasa universal, dan budaya adalah berbicara keberagaman.
Senada dengan itu diungkapkan\u00a0Ketua Pemuda GKI Serang,\u00a0Fialdi. Ia mengungkapkan toleransi ada karena ada keanekaragaman mulai dari agama, ras dan budaya. Dengan keberagaman justru membuat hidup berwarna dan indah.
\u201cKristen di Serang minoritas, jadi pergaulan mengikuti yang mayoritas. Kami senang dengan kegiatan kumpulan lintas agama. Mari menumbuhkan toleransi, dan kami bahwa kami pun ingin berbuat baik,\u201d ujarnya.
Fialdi mengungkapkan, pihaknya akan toleransi kepada orang yang intoleran. Sebab, kata dia, yang dibenci adalah pemikiran itolerannya, bukan orangnya.
Penggerak Gusdurian Banten, \u00a0Taufiq menjelaskan dalam Islam ada istilah ummatan wasaton. Maksudnya islam moderat yang menyerukan ummat manusia harus bersatu. \u201cMereka yang masih baku hantam, tidak paham terhadap toleransi,\u201d jelasnya.
Pemuda Hindu Banten,\u00a0Yasa Giriana menyarankan untuk mengesampingkan keburukan pihak lain. Bahkan orang yang intoleran, menurutnya harus diajak berkomunikasi agar tumbuh toleransi.
\u201cKami junjung tinggi kebaikan kepada orang. Kepada yang intoleran, bukan menjauhi, dengan itu akan hidup rukun,\u201d jelasnya.
Dosen Universitas Tirtayasa (Untirta), Alit menyatakan toleransi adalah suatu keniscayaan, karena Tuhan menciptakan semua mahluk dengan perbedaan. Di Serang, imbuh Alit, tidak ada masalah dengan perbedaan. \u201cKita harus menjaga kerukunan. Perbedaan menjadi rahmat bagi semua. Kita tidak bisa mengharapkan orang lain untuk toleransi, tapi harus dari diri kita sendiri,\u201d tandasnya.
<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Pecihitam.org, SERANG – Toleransi adalah lentur dalam pemikiran dan tegas dalam pengamalan. Demikian sikap organisasi Gusdurian Banten dan Forum Komunikasi Pemuda Lintas Agama (FKPLA) Banten dalam menanggapi maraknya intoleransi belakangan ini. Tokoh Pemudi Buddhis,\u00a0Maya Sari Putri mengatakan, dalam meanggapai maraknya intoleransi, umat budha lebih memilih diam demi terjaganya NKRI yang rukun. \u201cKaum kaum minoritas lain […]<\/p>\n","protected":false},"author":34,"featured_media":21010,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[2401],"yoast_head":"\n