Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":21156,"date":"2019-11-19T15:16:36","date_gmt":"2019-11-19T08:16:36","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=21156"},"modified":"2019-11-19T15:16:37","modified_gmt":"2019-11-19T08:16:37","slug":"tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/","title":{"rendered":"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2)"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org – <\/strong>Pada bahasan mengenai tingkatan hadits bagian pertama<\/a>, kami telah menjelaskan secara singkat hadis maqbul (diterima). Pada kesempatan kali ini, kami akan menyampaikan sedikit seputar hadis mardud (tertolak). Hadits mardud juga mempunyati beberapa tingkatan hadits, apa sajakah itu?<\/p>\n

Hadits mardud (tertolak) terbagi menjadi dua, yaitu hadits yang dhaif dan juga hadits palsu. Hadits palsu sebenarnya bukan termasuk hadits, hanya sebagian orang awam yang memasukkannya ke dalam hadits. Sedangkan hadits dhaif ialah sebuah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits Shahih atau hadits Hasan. Oleh karena sebab tertentu, hadis dhaif menjadi tertolak untuk dijadikan landasan aqidah dan syariah.<\/p>\n

Adapun penyebab tertolaknya hadits dhaif, antara lain:<\/p>\n

    \n
  1. Adanya Kekurangan pada Perawinya, baik segi keadilan maupun hafalannya, misalnya karena: dusta (hadits maudlu),<\/li>\n
  2. Tertuduh dusta (hadits matruk)<\/li>\n
  3. Fasik, yaitu banyak salah lengah dalam menghafal<\/li>\n
  4. Banyak waham (prasangka) disebut hadits mu\u2019allal<\/li>\n
  5. Menyalahi riwayat orang kepercayaan<\/li>\n
  6. Tidak diketahui identitasnya (hadits Mubham)<\/li>\n
  7. Penganut Bid\u2019ah (hadits mardud)<\/li>\n
  8. Tidak baik hafalannya (hadits syadz dan mukhtalith)<\/li>\n<\/ol>\n

    Bagaimana jika sanadnya terputus (ghairu muttasil)?<\/p>\n

    Jika yang digugurkan sanad pertama disebut hadits mu\u2019allaq, namun jika yang digugurkan sanad terakhir (sahabat) disebut hadits mursal. Apabila yang digugurkan itu dua orang rawi atau lebih berturut-turut disebut hadits mu\u2019dlal. Sedangkan jika tidak berturut-turut disebut hadits munqathi\u2019.<\/p>\n

    Kedhaifan suatu hadits bisa juga terjadi karena kelemahan pada sisi matannya. Kemudian bagaimana jika matan (isi teks) hadisnya bermasalah? Hadits Dhaif yang disebabkan suatu sifat pada matan ialah hadits Mauquf dan Maqthu\u2019. Oleh sebab itu, para ulama melarang menyampaikan hadits dhaif tanpa menjelaskan sanadnya. Adapun kalau dengan sanadnya, mereka tidak mengingkarinya<\/p>\n

    Hadits dhaif bisa diamalkan berdasarkan ijmak ulama yaitu dalam hal-hal yang berkaitan dengan keutamaan amal (fadhail al-a’mal), anjuran kebaikan, dan larangan keburukan. Sedangkan hadits maudhu haram diamalkan. Hal ini senada dengan pendapat Imam Nawawi dalam Fatawa-nya menyebutkan adanya konsensus (ijmak) di kalangan ulama terkait kebolehan mengamalkan hadits dhaif untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan akidah dan hukum halal dan haram.<\/p>\n

    Serta hadits dhaif akan naik derajatnya menjadi hasan li ghairihi ketika ada sanad lain yang memperkuat kebenarannya. Sedangkan hadits palsu tidak akan mengalami kenaikan status sekalipun mempunyai puluhan ataupun bahkan ratusan hadits pendukung dari jalur yang berbeda-beda.<\/p>\n

    Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Ad-Durrul Mandhud sebagaimana yang dikutip juga oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki dalam karyanya Ma Dza fi Sya\u2019ban menyebutkan sebagai berikut.<\/p>\n

    \u00a0\u0648\u0642\u062f \u0627\u062a\u0641\u0642 \u0627\u0644\u0623\u0626\u0645\u0629 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u0645\u062d\u062f\u062b\u064a\u0646 \u0648\u0627\u0644\u0641\u0642\u0647\u0627\u0621 \u0648\u063a\u064a\u0631\u0647\u0645 \u0643\u0645\u0627 \u0630\u0643\u0631\u0647 \u0627\u0644\u0646\u0648\u0648\u064a \u0648\u063a\u064a\u0631\u0647 \u0639\u0644\u0649 \u062c\u0648\u0627\u0632 \u0627\u0644\u0639\u0645\u0644 \u0628\u0627\u0644\u062d\u062f\u064a\u062b \u0627\u0644\u0636\u0639\u064a\u0641 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0641\u0636\u0627\u0626\u0644 \u0648\u0627\u0644\u062a\u0631\u063a\u064a\u0628 \u0648\u0627\u0644\u062a\u0631\u0647\u064a\u0628\u060c \u0644\u0627 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0623\u062d\u0643\u0627\u0645 \u0648\u0646\u062d\u0648\u0647\u0627 \u0645\u0627 \u0644\u0645 \u064a\u0643\u0646 \u0634\u062f\u064a\u062f \u0627\u0644\u0636\u0639\u0641.<\/strong><\/p>\n

    \u201cPara imam dari kalangan ahli hadits dan ahli fikih telah sepakat, sebagaimana yang disebutkan juga oleh Imam An-Nawawi dan lainnya, tentang kebolehan beramal dengan hadits dhaif dalam hal fadhail (keutamaan-keutamaan), anjuran kebaikan dan ancaman keburukan. Tidak dalam perkara yang berkaitan dengan hukum halal dan haram, selama tingkat kedhaifannya tidak terlalu parah.\u201d<\/p>\n

    Pada mulanya periwayatan hadits tidak menanyakan sumber periwayatan sampai akhirnya muncul firqah (khawarij, syiah, murjiah<\/a>, dll) yang kemudian menyebabkan para ulama jarh wa ta\u2019d\u012bl memerankan dan menerapkan berbagai kaidah dalam menverifikasi segala bentuk informasi yang berasal dari Rasulullah.<\/p>\n

    Dengan munculnya ulama yang menggunakan pendekatan jarh wa ta\u2019d\u012bl menyebabkan munculnya berbagai nama-nama perawi yang boleh diambil dan diamalkan periwayatannya dan nama-nama perawi yang tidak boleh diambil dan diamalkan periwayatannya. Dengan munculnya nama-nama tersebut berkontribusi terhadap semakin sedikitnya Hadits yang dapat terserap untuk diamalkan.<\/p>\n

    Hanya saja status dhaif sebuah hadits bukan disebabkan seluruh mata rantai Hadits tersebut berkualitas dhaif namun hanya ada satu atau dua orang saja yang memiliki status dhaif tersebut sehingga menyebabkan Hadits secara keseluruhan dari jalur sanad tersebut menjadi dhaif. Inilah kemudian yang melatarbelakangi munculnya sebuah kaidah , \u201cKualitas Hadits Ditentukan oleh Kualitas Terendah Rawi dalam Sanad\u201d.<\/p>\n

    Demikian artikel lanjutan mengenai tingkatan hadits yang perlu kita pelajari agar tidak terjadi salah paham dalam memahami sebuah hadits, terutama tentang hadits dhaif yang tentu saja akan sangat berbahaya jika kita menggunakannya sebagai hujjah.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    PeciHitam.org – Pada bahasan mengenai tingkatan hadits bagian pertama, kami telah menjelaskan secara singkat hadis maqbul (diterima). Pada kesempatan kali ini, kami akan menyampaikan sedikit seputar hadis mardud (tertolak). Hadits mardud juga mempunyati beberapa tingkatan hadits, apa sajakah itu? Hadits mardud (tertolak) terbagi menjadi dua, yaitu hadits yang dhaif dan juga hadits palsu. Hadits palsu […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":21158,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[3665],"tags":[6767,35],"yoast_head":"\nTingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2) - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Pada artikel tingkatan hadits sebelumnya telah dijelaskan secara singkat hadis maqbul (diterima). Nah, selanjutnya kita akan membahas mengenai hadis mardud.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2) - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Pada artikel tingkatan hadits sebelumnya telah dijelaskan secara singkat hadis maqbul (diterima). Nah, selanjutnya kita akan membahas mengenai hadis mardud.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-11-19T08:16:36+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-11-19T08:16:37+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\"},\"headline\":\"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2)\",\"datePublished\":\"2019-11-19T08:16:36+00:00\",\"dateModified\":\"2019-11-19T08:16:37+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/\"},\"wordCount\":617,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"Kualitas Hadits\",\"tingkatan hadits\"],\"articleSection\":[\"Hadits\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/\",\"name\":\"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2) - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2019-11-19T08:16:36+00:00\",\"dateModified\":\"2019-11-19T08:16:37+00:00\",\"description\":\"Pada artikel tingkatan hadits sebelumnya telah dijelaskan secara singkat hadis maqbul (diterima). Nah, selanjutnya kita akan membahas mengenai hadis mardud.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2)\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2)\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\",\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2) - Pecihitam.org","description":"Pada artikel tingkatan hadits sebelumnya telah dijelaskan secara singkat hadis maqbul (diterima). Nah, selanjutnya kita akan membahas mengenai hadis mardud.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2) - Pecihitam.org","og_description":"Pada artikel tingkatan hadits sebelumnya telah dijelaskan secara singkat hadis maqbul (diterima). Nah, selanjutnya kita akan membahas mengenai hadis mardud.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-11-19T08:16:36+00:00","article_modified_time":"2019-11-19T08:16:37+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mohammad Mufid Muwaffaq","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mohammad Mufid Muwaffaq","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/"},"author":{"name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29"},"headline":"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2)","datePublished":"2019-11-19T08:16:36+00:00","dateModified":"2019-11-19T08:16:37+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/"},"wordCount":617,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg","keywords":["Kualitas Hadits","tingkatan hadits"],"articleSection":["Hadits"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/","name":"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2) - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg","datePublished":"2019-11-19T08:16:36+00:00","dateModified":"2019-11-19T08:16:37+00:00","description":"Pada artikel tingkatan hadits sebelumnya telah dijelaskan secara singkat hadis maqbul (diterima). Nah, selanjutnya kita akan membahas mengenai hadis mardud.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Tingkatan-Hadits-Berdasarkan-Kualitas-Haditsnya-Bagian-2-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2)"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/tingkatan-hadits-berdasarkan-kualitas-haditsnya-bagian-2\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Tingkatan Hadits Berdasarkan Kualitas Haditsnya (Bagian 2)"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29","name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","caption":"Mohammad Mufid Muwaffaq"},"description":"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/21156"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=21156"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/21156\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/21158"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=21156"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=21156"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=21156"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}