Pecihitam.org- <\/strong>Kisah Nabi Ibrahim yang bergelar khalilullah, kekasih Allah itu, banyak diabadikan dalam Alquran, baik sejak berada di Irak atau ketika sudah berada di Tanah Hijaz. Nabi Ibrahim al-Khalil diutus untuk berseru kepada kaumnya agar menyembah Allah SWT. Sayangnya, banyak dari kaumnya, termasuk Tarikh (Azar), ayahnya, ingkar menolak ajakan Ibrahim AS. Karena mereka tidak mau menuruti ajakannya, Ibrahim pun pergi ke sebuah tempat dan menghancurkan berhala-berhala yang menjadi sesembahan kaumnya.<\/p>\n\n\n\n

Ketika kaumnya mendapati kerusakan\npada berhala tersebut, tuduhan pun langsung dialamatkan padanya. Ibrahim\nmenjawab bahwa yang membuat kerusakan itu adalah patung besar yang dilehernya\ntergantung sebuah kapak. Atas penjelasan tersebut, kaumnya berkata, ”Bagaimana\nmungkin sebuah patung yang tidak bernyawa dan tak mampu bergerak bisa\nmenghancurkan patung-patung lainnya?”<\/p>\n\n\n\n

Jawaban ini makin membuat Ibrahim merasa menang. ”Jika memang tidak bisa berbuat apa-apa, lalu mengapa kalian menyembah dan memuja-mujanya.” Karena perbuatannya itu, kaumnya pun marah dan akhirnya mereka mengadukan perbuatan Ibrahim pada raja Babilonia, Namrudz (Nimrod<\/em>). Sebagai akibat dari perbuatannya, Raja Namrudz<\/a> memerintahkan Ibrahim harus dibakar. Perdebatan antara Ibrahim dan Raja Namrudz dapat dilihat pada surah Al-Baqarah [2]:258 dan Al-Ankabut [29]: 24.<\/p>\n\n\n\n

Karena kalah ketika berdebat dengan\nIbrahim, Raja Namrudz lalu memerintahkan kaumnya untuk mendirikan sebuah\nbangunan yang tinggi untuk membakar Ibrahim. Tujuannya agar hal itu diketahui\noleh seluruh rakyatnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMereka (kaum namrud) berkata, \u201cDirikanlah sebuah tiang untuk (membakar)\nIbrahim, lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.\u201d (QS\nAs-Shaaffaat [37] : 97).<\/em><\/p>\n\n\n\n

Setelah semuanya lengkap, mereka pun kemudian\nmemasukan Ibrahim ke dalam api yang  panas membara itu. Semua orang\nmengira bahwa Ibrahim akan terbakar dan hangus berada di dalamnya. Namun, atas\nkehendak dan perintah Allah SWT, api yang sangat besar dan sedang membakar\ntubuh Ibrahim itu tak mampu membinasakannya. Sebaliknya, api itu menjadi dingin\ndan akhirnya menyelamatkan Ibrahim.<\/p>\n\n\n\n

\u201cKami berfirman, \u2018Hai api, dinginlah engkau dan\nberilah keselamatan pada Ibrahim\u2019.\u201d (QS Al-Anbiyaa\u2019 [21] : 69 dan Al-Ankabut\n[29]: 24).<\/em><\/p>\n\n\n\n

Kota Urfa atau Ur, di daerah Mesopotamia, yang\nsekarang masuk wilayah Turki, merupakan tempat peristiwa pembakaran terhadap Nabi\nIbrahim AS. Urfa atau Ur atau Sanliurfa adalah kota kuno yang telah berusia\nribuan tahun. Kota ini merupakan bekas ibu kota imperium-imperium besar\nMesopotamia (Ar-Rafidayn atau negeri di antara dua Sungai Eufrat dan Tigris),\nmisalnya Akkadia, Assyiria, Babylonia, dan Selucia. Di kota tersebut, kini\nbanyak terdapat peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya, seperti\nistana, kuil, zigurat, patung, artefak, hingga kampung halaman dan makam\n(tempat kelahiran) Nabi Ibrahim.<\/p>\n\n\n\n

Beberapa benda sejarah Kota Urfa juga terdapat\ndi beberapa museum besar dunia, misalnya Louvre (Paris), London, Berlin,\nUniversitas Pennsylvania (AS), dan lain lain. Para ahli sejarah menemukan\nsejumlah bukti sisa-sisa peninggalan Raja Namrudz. Di antaranya adalah dua buah\ntiang besar yang hingga kini berdiri kokoh di Kota Urfa. Mereka menyebut dua\ntiang besar itu sebagai tempat bertahtanya Raja Namrudz. Kolam yang ada di\nsekitar lokasi itu merupakan tempat pembakaran Ibrahim. Namun, sebagian ahli\nsejarah lainnya menyatakan, dua tiang besar itu menjadi tempat pembakaran\nIbrahim.<\/p>\n\n\n\n

Bila melihat bukti-bukti yang ada, keberadaan dua tiang besar itu menunjukan kemegahan istana Raja Namrudz. Namrudz pula yang memerintahkan rakyatnya untuk mendirikan sebuah bangunan besar sebagai bentuk kesombongan dan keangkuhannya. Bangunan ini terkenal dengan nama Tower of Babel.<\/em> Sebagaimana dikutip Harun Yahya, Lambert Dolphin dalam The Tower of Babel dan The Confusion of Language berusaha mencari jawaban mengapa menara itu dibangun. Setelah ditelusuri, Dolphin berkesimpulan, menara itu dibangun sebagai bentuk kesombongan untuk mencari kepuasan dan kemegahan diri. <\/p>\n\n\n\n

Demikian adalah kisah Nabi Ibrahim yang dengan izin Allah bisa selamat dari pembakaran Kaum Namrudz. Kisah tersebut meski kurang bisa diterima oleh nalar, namun tidak ada indikasi kebohongan karena secara tertulis sudah termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org- Kisah Nabi Ibrahim yang bergelar khalilullah, kekasih Allah itu, banyak diabadikan dalam Alquran, baik sejak berada di Irak atau ketika sudah berada di Tanah Hijaz. Nabi Ibrahim al-Khalil diutus untuk berseru kepada kaumnya agar menyembah Allah SWT. Sayangnya, banyak dari kaumnya, termasuk Tarikh (Azar), ayahnya, ingkar menolak ajakan Ibrahim AS. Karena mereka tidak mau […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":21286,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[379],"tags":[6796],"yoast_head":"\n