Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":21395,"date":"2019-11-21T06:30:00","date_gmt":"2019-11-20T23:30:00","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=21395"},"modified":"2019-11-20T23:32:27","modified_gmt":"2019-11-20T16:32:27","slug":"hukum-melafadzkan-niat-ushalli-saat-shalat-benarkah-itu-bidah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/hukum-melafadzkan-niat-ushalli-saat-shalat-benarkah-itu-bidah\/","title":{"rendered":"Hukum Melafadzkan Niat \u2018Ushalli\u2019 Saat Shalat Benarkah itu Bid’ah?"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Hukum melafadzkan niat shalat sebenarnya masalah sangat mendasar dan klasik yang telah tuntas dibahas para ulama dan fuqaha. Hal tersebut sangat banyak ditemui di kitab-kitab fiqih utamanya di kalangan madzhab syafii. <\/p>\n\n\n\n
Semua ulama sepakat bahwa niat tempatnya adalah di dalam hati. Melafadzkan niat dengan mulut terjadi khilafiah (perbedaan pendapat) hukum diantara para ulama.<\/p>\n\n\n\n
Namun tidak ada salahnya juga masalah ini kita bahas kembali mengingat masih saja ditemui kalangan yang mempermaslahkannya dan menganggap sebagia bid\u2019ah yang sesat.<\/p>\n\n\n\n
Sebelumnya untuk diketahui, ulama yang sangat keras memfatwakan larangan melafadzkan niat, yaitu Syekh Ibnu Taimiyah:<\/p>\n\n\n\n
\u201cIbnu Taimiyah menjawab: Segala puji bagi Allah. Mengeraskan bacaan niat tidak disyariatkan menurut satu orang pun dari para ulama umat Islam. Tidak dilakukan oleh Rasulullah shalla Allahu alaihi wa sallama, tidak juga oleh para Khalifahnya, Ulama Salaf dan para Imam. Barang siapa mengaku hal itu adalah agama Allah dan hukumnya wajib, maka harus memberi tahu syariah kepadanya dan menyuruhnya Taubat. Jika masih berpendapat demikian maka dihukum mati\u201d (Majmu\u2019 Fatawa Ibni Taimiyah 2\/236)<\/em><\/p>\n\n\n\n