Suri tauladan yang baik yang diterapkannya dalam kehidupan\nsehari-hari serta sikap kepekaannya dalam berbagai bidang kehidupan sosial\nmasyarakat telah membuatnya menjadi orang yang dicintai oleh rakyat.<\/p>\n\n\n\n

Dalam Setiap konflik, beliau juga selalu muncul sebagai\nsalah seorang penengah yang bijak. Oleh karenanya, pemerintah daerah pernah\nmengundang beliau untuk menjadi penengah dalam penyelesaian \u201cPeristiwa Aceh\u201d\ntahun 1953.<\/p>\n\n\n\n

Akhir Hayat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana yang dijanjikan Allah SWT, setiap yang bernyawa pasti akan mengalami yang namanya maut. Teungku Abu Bakar Aceh rahimahullah menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 27 Muharram 1400 H, bertepatan dengan 17 Desember 1979. <\/p>\n\n\n\n

Beliau meninggal dunia setelah beberapa waktu lamanya menderita sakit. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Karet Jakarta pada keesokan harinya, yakni 18 Desember 1979.<\/p>\n\n\n\n

Demikian biografi singkat Ulama Nusantara asal Aceh yang\ndikagumi oleh Presiden Soekarno terkait keluasan ilmu pengetahuannya, yang\nkemudian Sang Presiden pertama RI tersebut  membubuhkan nama \u201cAtjeh\/Aceh\u201d diujung nama Teungku\nAbu Bakar sehingga terkenallah beliau dengan sebutan \u201cTeungku Haji Abu Bakar\nAceh\u201d. Sekian, semoga bermanfaat. Wallahua\u2019lambisshawab!<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Beliau bernama lengkap Prof. Dr. Tgk. H. Abu Bakar bin Tgk. H. Abdurrahman. Ayahnya berasal dari Peureumbeu, Aceh Barat, sedangkan ibunya bernama Hj. Naim, berasal dari Peulanggahan, Banda Aceh. Teungku Abu Bakar Aceh lahir dari keluarga Ulama di Peureumbeu, Aceh Barat pada tanggal 7 Rabiul Akhir 1327 H atau bertepatan dengan 28 April […]<\/p>\n","protected":false},"author":43,"featured_media":21828,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[12,16],"tags":[4172,6947,6594],"yoast_head":"\n