PeciHitam.org –\u00a0<\/strong>Sabar dalam Islam merupakan sebuah sifat mulia yang jika dimiliki oleh seorang Muslim, maka akan mulia lah hatinya. Lalu, bagaimana sih sebenarnya makna sabar menurut bahasa? juga bagaimana al-Quran dan ahli tafsir melihat hal ini? Mari kita bahas dalam artikel ini.<\/p>\n Dalam Kitab Lisan al-‘Arab, sabar berasal dari kata ( \u0635\u0628\u0631 ) bersabar, ( \u064a\u0635\u0628\u0631 ) tabah hati, ( \u0635\u0628\u0631\u0627) berani (atas sesuatu). Secara etimologi, ( \u0627\u0644\u0635\u0628\u0648\u0631) berarti menahan dan mengekang ( \u0627\u0644\u062c\u0633). Secara terminologi sabar berarti menahan dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridha Allah.<\/p>\n Kata sabar dalam kamus besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati), dalam hal ini sabar sama halnya dengan tabah.<\/p>\n Menurut Al-Maraghi, sabar adalah ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan terutama dalam hal mencegah perbuatan-perbuatan maksiat.<\/p>\n Sedangkan menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, sabar adalah menahan jiwa dari cemas, lisan dari mengeluh, dan organ tubuh dari menampar pipi, merobek-robek baju dan seterusnya. Dalam pandangan Yusuf Al-Qordhowi, sabar yaitu menahan dan mencegah diri dari hal-hal yang dimurkai Allah dengan tujuan semata-mata mencari ridha-Nya.<\/p>\n Menurut Yunahar Ilyas, sabar (ash-shabr) berarti menahan, mengekang, melawan, mengalahkan, mencegah, dan mengendalikan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridha Allah. Shaum (puasa) disebut juga dengan sabar karena di dalamnya mengandung makna menahan diri dari makanan, minuman, dan jima’.<\/p>\n Lain halnya dengan \u00a0al-Qurtubi, ia mengartikan sabar sebagai larangan berangan-angan terhadap segala sesuatu yang telah diberikan oleh Allah kepadanya dan ridha terhadap segala yang menjadi keputusan-Nya baik itu dalam hal urusan dunia maupun akhirat. Pendapat di atas menitikberatkan pada sifat pencegahan dan penahanan diri terhadap keinginan sesuatu yang lain serta menerima terhadap takdir Tuhan.<\/p>\n