Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":2287,"date":"2019-03-28T16:19:31","date_gmt":"2019-03-28T16:19:31","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=2287"},"modified":"2019-03-28T16:19:34","modified_gmt":"2019-03-28T16:19:34","slug":"tips-memilih-presiden-yang-baik-di-17-april-2019-ala-buya-yahya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tips-memilih-presiden-yang-baik-di-17-april-2019-ala-buya-yahya\/","title":{"rendered":"Tips Memilih Presiden yang Baik di 17 April 2019 Ala Buya Yahya"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Pesta demokrasi bagi bangsa Indonesia akan berlangsung tak lama lagi. Rabu, 17 April 2019 mendatang, menjadi momen yang menentukan siapa pemimpin Indonesia hingga lima tahun mendatang. <\/p>\n\n\n\n

Buya Yahya, sebagai ulama yang kerap menayangkan ceramahnya\ndalam kanal YouTube Al Bahjah TV, membahas mengenai bagaimana memilih pemimpin\npada Pilpres maupun Pemilu yang akan datang.<\/p>\n\n\n\n

Di depan para jemaah, Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah\nitu menyampaikan bahwa kita, sebagai pemilih, harus memperhatikan setidaknya\nlima kriteria pada calon pemimpin yang akan kita beri suara. <\/p>\n\n\n\n

“Yang pertama dia baik. Baik di sini, seperti apa sih <\/em>ukuran baik? Ya<\/em>, baiknya tidak harus seperti Anda, deh<\/em>. Anda kan <\/em>banyak sholat Dhuha, Tahajud. Enggak perlu itu,” ujar Buya dalam tayangan video yang diunggah pada 18 Februari 2019 itu. Buya menjelaskan, ukuran baik yang dimaksud adalah sudah cukup apabila pemimpin tersebut tidak melakukan dosa-dosa besar, misalnya: judi, zina, dan minum arak. <\/p>\n\n\n\n

“Sholat lima waktu tok<\/em>. Enggak apa-apa. Enggak\npakai sholat sunat. Lumayan. Baiknya itu kelas-kelas gitu aja deh<\/em>.\nSecara pribadi juga dia baik,” tambah Buya. <\/p>\n\n\n\n

Yang kedua, menurut Buya, kita perlu memperhatikan\norang-orang di sekelilingnya juga memiliki sifat baik. “Biar pun dia\n(pemimpin) orang baik, tapi yang mengusungnya tidak baik, maka ketahuilah dia\nakan terbawa pada ketidakbaikan,” kata Buya. <\/p>\n\n\n\n

Ketiga, sosok yang layak menjadi pemimpin hendaknya memihak\nrakyat dan penuh kasih pada umat. <\/p>\n\n\n\n

Akan tetapi, dari tiga kriteria tersebut, Buya sepertinya\nmemahami bahwa masih ada kebingungan di kalangan umat, lantaran tidak mengenal\nsecara langsung sosok calon pemimpin yang akan dipilih. Bisa saja umat\nterpedaya dengan berbagai pemberitaan di media maupun perkataan tim sukses yang\ncenderung subyektif dan sebagian tidak netral.<\/p>\n\n\n\n

Untuk itu, Buya menegaskan bahwa pada poin yang keempat\nberikut ini, sifatnya tidak dapat ditawar. Bahkan jika dilanggar, maka seorang\nMuslim dapat dianggap sebagai orang munafik. <\/p>\n\n\n\n

“Satu, dua, tiga, Anda masih bingung. Tinggal yang keempat dan kelima, Anda tidak boleh bingung,” kata Buya.<\/p>\n\n\n\n

Poin yang keempat, yaitu dalam memilih pemimpin hendaknya\ntidak berdasarkan kepentingan pribadi. Misalnya, memberikan suara pada calon\npemimpin itu karena ia menjanjikan sesuatu apabila berhasil menjadi pemimpin.<\/p>\n\n\n\n

“Tolong keluarkan diri Anda dari kepentingan pribadi\nAnda. Kalau Anda memilih dia karena kepentingan pribadi, maka artinya Anda\nmunafik,” ujar Buya.<\/p>\n\n\n\n

“Maksud kami begini, hai para ustad, hai para kiai,\njangan Anda pilih dia hanya karena dia menawarkan pembangunan untuk pesantren\nAnda. Awas jangan! Jangan pilih dia hanya karena dia menjanjikan Anda untuk\numroh,” imbuhnya. <\/p>\n\n\n\n

Menurut Buya, meski niat ingin umroh adalah untuk ibadah dan\npembangunan pesantren demi kepentingan umum, namun tidak terlepas dari ego\npribadi. “Kalau pondok itu sudah ‘pondokku’, maka di situ ada\negonya,” kata Buya.<\/p>\n\n\n\n

Kriteria keempat ini juga berlaku untuk siapa pun, misalnya yang memberikan hak pilih karena tergiur iming-iming jabatan tertentu, atau demi memetik manfaat pribadi. Tidak terkecuali bagi tim sukses. Terlebih jika mengetahui pihak yang ia bela sebenarnya tidak memenuhi kriteria sebagai pemimpin yang baik. <\/p>\n\n\n\n

Adapun yang kelima adalah kita dianjurkan untuk banyak berdoa pada Allah SWT. Siapa pun yang menganggap kepemimpinan dalam bernegara adalah hal penting, Buya mengajak agar kita mengadu pada Allah. Karena segalanya milik Allah. Manusia tidak dapat sepenuhnya mengandalkan akal pikiran. Bangkitkan diri untuk bangun malam, dan menangis dalam sholat Tahajud, meminta agar pemimpin Indonesia adalah sosok yang baik, sholeh, dan mengenal Nabi Muhammad SAW. (ar\/ob)<\/p>\n\n\n\n

\n