Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":23600,"date":"2019-12-04T11:40:59","date_gmt":"2019-12-04T04:40:59","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=23600"},"modified":"2019-12-04T11:43:16","modified_gmt":"2019-12-04T04:43:16","slug":"meneladani-sifat-zuhud-kisah-sahabat-nabi-yang-kaya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/meneladani-sifat-zuhud-kisah-sahabat-nabi-yang-kaya\/","title":{"rendered":"Meneladani Sifat Zuhud Sahabat Nabi Yang Kaya"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.Org – <\/strong>Ada data menarik yang disampaikan al-Mas\u2019udi dalam kitabnya Muruj al-Dzahab terkait para sahabat Nabi yang kaya. Harta kekayaan yang ditinggalkan Zubair bin Al-Awaam sebesar 59.800.000 dirham. Beliau juga memiliki seribu budak, sebelas rumah megah, seribu kuda, ratusan hektar tanah dan perkebunan yang tersebar di Madinah, Basrah, Fustat , Kufah, dan Iskandariyah. Selain itu, beliau juga seorang saudagar kaya raya.<\/p>\n\n\n\n
Abdurrahman bin Auf, awal beliau tidak memiliki harta sepeserpun ketika berhijrah ke Madinah. Namun tak lama kemudian, beliau menjadi orang paling kaya di kota Madinah. Beliau berwasiatkan sebelum akhir hidupnya, agar sebagian hartanya dibagikan kepada 100 ahli Badar yang masih hidup. Masing-masing dari mereka mendapatkan jatah 400 dinar. Selain itu, beliau juga memerdekakan seribu budak yang dimilikinya, seribu onta, seratus kuda, tiga ribu domba yang digembalakan di Baqi\u2019.<\/p>\n\n\n\n
Zaid bin Tsabit setelah wafat beliau meninggalkan 300.000 dinar serta ratusan ton emas dan perak. Selanjutnya Ibnu Mas\u2019ud, setelah wafar beliau meninggalkan 50 budak dan hewan ternak, serta 9.000 ton (mitsqal) emas dan beberapa rumah megah di pelosok-pelosok Irak. Lalu ada sahabat Rasul SAW yang terkenal miskin, yang bernama Al-Khabab bin al-Irts, beliau mewasiatkan di akhir hidupnya untuk membagi-bagi sisa hartanya yang berjumlah 40.000 dinar.<\/p>\n\n\n\n
Fakta di atas menunjukan bahwa para sahabat Rasulullah SAW adalah orang-orang kaya. Namun, kelimpahan harta mereka tidak lantas membuat mereka lalai akan akhirat, bahkan mereka memilih hidup zuhud. Ali bin Abi Thalib menjelaskan bahwa \u201cZuhud tersimpul dalam dua kalimat dalam Alquran, supaya kamu tidak bersedih karena apa yang lepas dari tanganmu dan tidak bangga dengan apa yang diberikan kepadamu<\/em> (QS 57:23). <\/p>\n\n\n\n
Orang yang tidak bersedih karena kehilangan sesuatu darinya dan tidak terlalu bahagia karena apa yang dimilikinya, itulah orang yang zuhud.\u201d Dari tafsir yang dikemukakan Ali bin Abi Thalib tersebut, kita dapat melihat dua ciri orang yang zuhud dalam pandangan Allah.<\/p>\n\n\n\n
Pertama, \u201corang yang zuhud tidak menggantungkan kebahagiaan hidupnya pada apa yang dimilikinya<\/em>.\u201d Para sahabat Nabi yang kaya menggunakan semua hartanya itu untuk mengembangkan dirinya bukan membuang semua yang dimilikinya. Kebahagiannya terletak pada peningkatan kualitas hidupnya, bukan pada benda-benda mati.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, \u201cdataran ruhani merupakan letak dari kebahagiaan seorang orang yang zuhud, tidak lagi terletak pada hal-hal yang duniawi.<\/em>\u201d Kedewasaan kepribadian jiwa kita terletak pada sejauh mana kecenderungan kita pada hal-hal yang ruhani. Dua prinsip inilah yang dipegang para sahabat yakni makin tinggi tingkat kepribadian kita, makin ruhani sifat kesenangannya..<\/p>\n\n\n\n