Pecihitam.org<\/strong> – Barangsiapa yang mencintai Nabi SAW, maka pastilah ia mencintai orang-orang faqir miskin dan berusaha untuk membantu meringankan beban mereka sekedar kesanggupannya. Karena jika tidak, maka sungguh kecintaannya terhadap Nabi adalah dusta dan omong kosong belaka. Terdapat satu Kisah Pemuda Faqir yang meminta sesuap makanan kepada Syeikh Junaid al-Baghdadi. berikut kisahnya!<\/p>\n\n\n\n

Syeikh Junaid al-baghdadi<\/strong><\/a> adalah seorang Ulama Sufi sekaligus Guru\/Mursyid thariqat, ketika beliau wafat, kedudukannya diganti oleh seorang pria bernamaa Muhammad al-Hariri yang pernah merantau dan bermukim di Mekkah selama satu tahun. <\/p>\n\n\n\n

Sehari-harinya Syeikh Junaid terus berpuasa dan tidak pernah berbuka, dan di malam harinya tidak pernah tidur, bahkan punggungnya belum pernah menyentuh dinding dan kakinya tidak pernah istirahat.<\/p>\n\n\n\n

Ketika Syeikh Junaid telah berumur 60 tahun, pernah suatu\nketika beliau duduk di makam Qibtiyah, dan waktu ditanya tentang keistimewaan\nyang pernah dijumpai, beliau pun menjawab: Ketika aku sedang duduk di satu\nsudut, masuklah seorang pemuda yang bertutup kepala dan tak beralas kaki dengan\nrambut yang terurai dan wajah yang pucat.<\/p>\n\n\n\n

Lalu pemuda itu berwudhu dan shalat 2 raka\u2019at, sesudah itu ia letakkan kepalanya pada bagian saku hingga masuk waktu maghrib, maka ia pun shalat berjamaah<\/strong><\/a> dengan kami, kemudian ia kembali meletakkan kepalanya seperti semula.<\/p>\n\n\n\n

Tepat malam itu sang Khalifah<\/a> Baghdad memanggil kaum sufi untuk ceramah agama, dan disaat kami hendak berangkat pemuda itu ditanya: \u201cmaukah engkau ikut bersama kami memenuhi panggilan Khalifah?\u201d, ia menjawab: \u201cAku tidak membutuhkan hal itu, yang kuinginkan hanyalah makanan darimu\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Didalam hati aku berkata: \u201cJawabannya tidaklah sejalan\ndengan kemauan orang, malahan menuntut sesuatu dariku\u201d. Maka aku pun tak ambil\npusing, aku membiarkannya dan segera berangkat ke tempat acara yang\ndiselenggarakan oleh Khalifah.<\/p>\n\n\n\n

Singkat cerita, sepulang dari pengajian aku pun kembali\nkesudut semula, dan kulihat pemuda itu sepertinya sedang terlelap, maka aku pun\nakhirnya mulai tidur.<\/p>\n\n\n\n

Didalam tidur aku bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW,\nBeliau bersama dengan dua orang tua yang bercahaya kedua-duanya. Dibelakang\nRasulullah SAW ada rombongan besar dengan wajah yang bersinar terang benderang\npula. <\/p>\n\n\n\n

Lalu aku pun diberitahu bahwa ini adalah Rasulullah SAW yang\ndidampingi oleh Nabi Ibrahim as disisi kanan dan Nabi Musa as disisi kiri,\nsedangkan rombongan dibelakangnya adalah para Nabi \u2018alaihimusshalatu wassalam\nsejumlah 124.000 orang Nabi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika aku tahu hal tersebut, lantas aku mendekati beliau\nSAW dan berusaha tuk menjabat tangannya yang mulia, namun beliau palingkan wajahnya\nyang mulia itu lalu menghindariku. Hal ini diulang hingga tiga kali. Dan ketika\nditanyakan masalahnya beliau menjawab:<\/p>\n\n\n\n

\u201cSungguh, engkau telah berlaku kikir ketika ada seorang\nfaqir dari golongan kami menginginkan makanan darimu, hingga ia dibiarkan dalam\nkeadaan lapar malam ini\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Seketika itu juga aku terbangun dari tidurku dengan hati\nyang diliputi rasa takut yang luar biasa sampai-sampai tubuhku pun bergetar.\nDan ketika kulihat, pemuda tersebut sudah tidak berada ditempat tadi. Akhirnya\naku pun keluar dari sudut dan mencarinya. Ketika aku menemukannya lantas aku\nmemanggilnya:<\/p>\n\n\n\n

\u201cWahai pemuda, demi Allah yang telah menciptakan dirimu, ku mohon\ntunggulah sebentar, ini makanan untukmu\u201d. Kemudian ia memandang kearahku dengan\ntersenyum seraya berkata: \u201cWahai tuan guru\/Syeikh, siapakah yang menginginkan\nsesuap makanan darimu? dan mana bisa dijumpai para Nabi sejumlah 124.000 dapat\nmenjadi penolongmu hanya dengan sesuap makanan?\u201d. Lalu ia pun menghilang.<\/p>\n\n\n\n

Pelajaran yang sangat berharga dari kisah pemuda faqir yang\nmeminta makanan kepada Syeikh Junaid ini adalah agar kita dapat meringankan\ntangan dalam membantu sesama dan rajin-rajin bersedekah, terlebih-lebih\nterhadap orang-orang faqir yang sangat membutuhkan pertolongan kita. <\/p>\n\n\n\n

Karena Rasulullah SAW adalah orang yang sangat mengasihi\nterlebih bagi faqir miskin, bahkan beliau pun mengkategorikan mereka kedalam\ngolongannya, maksudnya, Rasulullah juga merupakan orang yang miskin harta.\nSehingga orang-orang mukmin yang faqir dikategorikan masuk kedalam golongan\nbeliau SAW dalam hal ini. <\/p>\n\n\n\n

Maka jika kita mengaku mencintai beliau, sudah sepatutnya\nbagi kita untuk mencintai orang-orang faqir miskin diluar sana, peduli kepada\nmereka dan ikut membantu meringankan beban mereka sekedar kemampuan kita.<\/p>\n\n\n\n

Semoga bermanfaat bagi para pembaca yang budiman, Wallahua\u2019lambisshawab!<\/em><\/p>\n\n\n\n

[Referensi: Disarikan dari kitab Durratun Nasihin]<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Barangsiapa yang mencintai Nabi SAW, maka pastilah ia mencintai orang-orang faqir miskin dan berusaha untuk membantu meringankan beban mereka sekedar kesanggupannya. Karena jika tidak, maka sungguh kecintaannya terhadap Nabi adalah dusta dan omong kosong belaka. Terdapat satu Kisah Pemuda Faqir yang meminta sesuap makanan kepada Syeikh Junaid al-Baghdadi. berikut kisahnya! Syeikh Junaid al-baghdadi […]<\/p>\n","protected":false},"author":43,"featured_media":24273,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[379],"tags":[7526,6310],"yoast_head":"\n