Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":25297,"date":"2019-12-13T16:39:24","date_gmt":"2019-12-13T09:39:24","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=25297"},"modified":"2019-12-13T16:39:25","modified_gmt":"2019-12-13T09:39:25","slug":"masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/","title":{"rendered":"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Wanita yang dicerai suaminya, baik itu cerai talak ataupun cerai mati wajib menjalani masa iddah, yaitu masa tunggu sebelum wanita tersebut diperbolehkan menikah lagi. Untuk menentukan massa iddahnya di dalam Al-Qur\u2019an sudah dijelaskan hukum tentang wanita yang telah ditalak ataupun cerai karena suaminya telah meninggal (cerai mati).<\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana keterangan dalam surat Al-Baqarah ayat 228, yang artinya:<\/p>\n\n\n\n

\u201c wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru\u2019.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Pada ayat diatas disebutkan bahwa, untuk masa iddah wanita yang cerai karena suaminya meninggal adalah tiga kali quru\u2019.<\/p>\n\n\n\n

Namun, pada kalimat \u201ctiga kali quru\u2019\u201d terjadi banyak perbedaan pendapat dari para ulama\u2019 . Perbedaan tersebut disebabkan oleh kata quru\u2019, yang mana didalamnya mengandung dua arti atau bermakna ganda (isytirak), yaitu al-haidl dan at-thur.<\/p>\n\n\n\n

Para ulama Madzhab Syafi\u2019i <\/a><\/strong>memaknai quru dengan masa suci. Dan masa iddah dihitung dari masa suci saat diceraikan. Sedangkan jika diceraikan sedang haid, maka masa iddah dihitung sejak masa suci setelah haid itu.<\/p>\n\n\n\n

Hukum yang ditentukan oleh Al-Qur\u2019an masing-masing \u201cberdiri sendiri\u201d mengantisipasi terlebih dahulu adanya dua kemungkinan bergabungnya dua sebab pada suatu kasus.<\/p>\n\n\n\n

Seperti ketentuan tentang waktu tunggu (iddah) bagi wanita yang dicerai karena suaminya meninggal dunia, yang terdapat pada 2 ayat pada dua surat yang berbeda yaitu ketentuan yang pertama terdapat pada Surat Al-Baqarah ayat 234, yang artinya:<\/p>\n\n\n\n

\u201corang-orang yang meninggal dunia dianataramu dengan meninggalkan istri-istrimu (hendaklah istri-istri itu) menangguhkan dirinya (ber\u2019iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis \u2018iddahnya, maka tidak ada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat\u201d (QS. Al-Baqarah: 234).<\/em><\/p>\n\n\n\n

Lalu ketentuan yang terdapat pada surat At-Thalaq ayat 4, yang artinya :<\/p>\n\n\n\n

\u201cdan permpuan yang tidak haid lagi (manapouse) diantara perempuan-perempuan jika kamu ragu (tentang masa \u2018iddahnya), maka masa \u2018iddah mereka adalah tiga bulan. Dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid, dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu \u2018iddah mereka itu adalah sampai pada mereka melahirkan kandungannya. Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusanya.\u201d (QS. At-Thalaq; 4).<\/em><\/p>\n\n\n\n

Dapat kita lihat dari kedua ayat tersebut tidak terdapat bentuk antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya apabila seorang wanita yang hamil ditinggal mati oleh suaminya. Waktu iddah yang mana yang diberlakukan terhadapnya? Apakah waktu iddah hamilnya atau iddah wafat?.<\/p>\n\n\n\n

Karena waktu lamanya wanita mengandung atau hamil itu kurang lebih 9 bulan 10 hari. Dan apabila si suami meninggal dunia pada usia kandungan si isteri 9 bulan misalnya, jika diambil dari iddah hamilnya maka masa \u2018iddahnya hanyalah sampai pada waktu ia melahirkan, kurang lebih hanya selama 10 hari saja masa iddahnya.<\/p>\n\n\n\n

Dalam keadaan seperti ini apakah mengambil masa iddah wafat yaitu selama 4 bulan 10 hari, dan waktu tersebut tentu saja terlalu sebentar, atau tetap menggunakan iddah hamilnya yaitu sampai pada saat ia melahirkan <\/p>\n\n\n\n

Hal ini tentu saja membuat perbedaan pendapat diantara ulama. Ada yang beranggapan hukum wanita hamil yang ditinggal mati suaminya adalah 4 bulan 10 hari. Namun mayoritas ulama berpendapat wanita yang ditinggal wafat suami dan dalam keadaan hamil, maka masa iddah yang harus dijalani adalah hingga melahirkan. <\/p>\n\n\n\n

Tidak ada bedanya, apakah kelahirannya kurang atau lebih dari masa iddah pada umumnya. Misalnya, seminggu setelah ditinggal wafat suaminya, sang wanita melahirkan. Maka habislah masa iddah wanita tersebut. Demikian semoga bermanfaat. Wallahua\u2019lam bisshawab.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Wanita yang dicerai suaminya, baik itu cerai talak ataupun cerai mati wajib menjalani masa iddah, yaitu masa tunggu sebelum wanita tersebut diperbolehkan menikah lagi. Untuk menentukan massa iddahnya di dalam Al-Qur\u2019an sudah dijelaskan hukum tentang wanita yang telah ditalak ataupun cerai karena suaminya telah meninggal (cerai mati). Sebagaimana keterangan dalam surat Al-Baqarah ayat […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":25300,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1913],"tags":[3297,7759],"yoast_head":"\nMasa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Mayoritas ulama berpendapat wanita yang ditinggal wafat suami dan dalam keadaan hamil, maka masa iddah yang harus dijalani adalah hingga melahirkan.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Mayoritas ulama berpendapat wanita yang ditinggal wafat suami dan dalam keadaan hamil, maka masa iddah yang harus dijalani adalah hingga melahirkan.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-12-13T09:39:24+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-12-13T09:39:25+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/\"},\"author\":{\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\"},\"headline\":\"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya\",\"datePublished\":\"2019-12-13T09:39:24+00:00\",\"dateModified\":\"2019-12-13T09:39:25+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/\"},\"wordCount\":527,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"masa iddah\",\"masa iddah wanita hamil\"],\"articleSection\":[\"Wanita\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/\",\"name\":\"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2019-12-13T09:39:24+00:00\",\"dateModified\":\"2019-12-13T09:39:25+00:00\",\"description\":\"Mayoritas ulama berpendapat wanita yang ditinggal wafat suami dan dalam keadaan hamil, maka masa iddah yang harus dijalani adalah hingga melahirkan.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"masa iddah wanita\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\",\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"caption\":\"Arif Rahman Hakim\"},\"description\":\"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya - Pecihitam.org","description":"Mayoritas ulama berpendapat wanita yang ditinggal wafat suami dan dalam keadaan hamil, maka masa iddah yang harus dijalani adalah hingga melahirkan.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya - Pecihitam.org","og_description":"Mayoritas ulama berpendapat wanita yang ditinggal wafat suami dan dalam keadaan hamil, maka masa iddah yang harus dijalani adalah hingga melahirkan.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-12-13T09:39:24+00:00","article_modified_time":"2019-12-13T09:39:25+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Arif Rahman Hakim","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Arif Rahman Hakim","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/"},"author":{"name":"Arif Rahman Hakim","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b"},"headline":"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya","datePublished":"2019-12-13T09:39:24+00:00","dateModified":"2019-12-13T09:39:25+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/"},"wordCount":527,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg","keywords":["masa iddah","masa iddah wanita hamil"],"articleSection":["Wanita"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/","name":"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg","datePublished":"2019-12-13T09:39:24+00:00","dateModified":"2019-12-13T09:39:25+00:00","description":"Mayoritas ulama berpendapat wanita yang ditinggal wafat suami dan dalam keadaan hamil, maka masa iddah yang harus dijalani adalah hingga melahirkan.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/masa-iddah-wanita-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"masa iddah wanita"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/masa-iddah-wanita-hamil-yang-ditinggal-mati-suaminya\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Masa Iddah Wanita Hamil yang Ditinggal Mati Suaminya"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b","name":"Arif Rahman Hakim","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","caption":"Arif Rahman Hakim"},"description":"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/25297"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/14"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=25297"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/25297\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/25300"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=25297"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=25297"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=25297"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}