Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":25614,"date":"2019-12-15T11:19:54","date_gmt":"2019-12-15T04:19:54","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=25614"},"modified":"2019-12-21T12:41:11","modified_gmt":"2019-12-21T05:41:11","slug":"imam-al-mawardi-imuwan-muslim-ahli-hukum-dari-irak","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/imam-al-mawardi-imuwan-muslim-ahli-hukum-dari-irak\/","title":{"rendered":"Imam al Mawardi, Imuwan Muslim Ahli Hukum dari Irak"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Imam al Mawardi, ialah sang pemikir ulung terkait konsep kenegaraan dan hukum yang pernah ada. Bahkan pemikiran beliau dibidang politik tertuang banyak dalam karya besarnya yang salah satunya berjudul al ahkaam al Shultoniyah <\/em>(Hukum dan Prinsip kekuasaan) sekaligus menjadi masterpiece-nya yang sempat diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. <\/p>\n\n\n\n

Abu al Hasan Ali bin Habib al Mawardi, atau yang sering disebut dengan nama Imam al Mawardi. Beliau lahir di kota pusat peradaban Islam Klasik (Baghdad) pada tahun 386 H\/975 M. Dalam menempuh pendidikan pertamanya, beliau tetap menjadikan tanah kelahirannya sebagai tempat belajar terutama pada ilmu hukum dari (ahli hukum yang bermazhabkan Imam Asy Syafi\u2019i).<\/p>\n\n\n\n

Usai itu, beliau berpindah ke Baghdad dalam menuntut ilmu-ilmu lainnya seperti tata bahasa dan kesusastraan dari Abdullah al Bafi dan Syaikh Abdul Hamid al Isfrani. Sebagai penuntut ilmu yang memang memiliki kecerdasan yang luar biasa, tentu membuat al Mawardi menguasai berbagai disiplin ilmu dalam waktu yang singkat. <\/p>\n\n\n\n

Dari kepiawaiannya inilah mengantarkan beliau pada kedudukan penting diantara sarjana sarjana muslim pada waktu itu. Bahkan beliau mendapatkan pengakuan sebagai seorang ahli hukum terbesar di zamannya (dalam pemerintahan Daulah Abbasiyyah).<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan sumbangsih lainnya, beliau mengemukakan fiqh mazhab Syafi\u2019i dalam karyanya al Hawi yang digunakan sebagai sumber rujukan tentang\u00a0 Mazhab Syafi\u2019i oleh para ahli hukum. <\/p>\n\n\n\n

Saat memasuki tahun 1037 M, Khalifah pada masa itu yakni al Qadir atau yang bernama lengkap Ahmad bin Ishaq bin Al-Muqtadir mengundang empat ahli hukum mewakili keempat mazhab fikih (Mazhab Hanafi, Malik, Syafi\u2019i dan Hanbali). Keempat ahli hukum ini rupanya diminta untuk menulis sebuah buku fikih, dan rupanya al mawardi terpilih dalam menulis buku fikih Mazhab Syafi\u2019i<\/strong><\/a>. <\/p>\n\n\n\n

Dan setelah selesai perintah sang khalifah, diantara keempat ahli hukum hanya ada dua orang yang memenuhi atas dasar yang diperintah Khalifah. Yakni al Quduri dalam bukunya al Mukhtashor<\/em> dan al Mawardi dengan kitabnya kitab al igna\u2019.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Tidak sampai disana, kitab yang disusun al Mawardi pada saat itu diperintahkan oleh sang raja untuk kepada para penulis untuk menyalin kitabnya, berhubung kitab dari al Mawardi ini dinilai sebagai kitab terbaik.\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Pemikirannya tentang Seorang Imam (Pemimpin)<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Adapun pandangan atau pemikiran Imam al Mawardi terkait seorang Imam (Raja, Presiden ataupun Sultan) maka baginya itu adalah suatu keniscayaan. Artinya sesuatu yang memang sangat dibutuhkan dalam bermasyakarat dan bernegara, karena tanpa seorang Imam tentulah kehidupan bermasyarakat akan mengalami kekacauan dan tak terkontrol. <\/p>\n\n\n\n

Mengingat seorang imam adalah seorang pemimpin bagi rakyat\nrakyatnya, tentulah kepemimpinan ini harus dipegang oleh orang benar benar\nterpercaya dan dapat mengembang amanah guna membentuk negara yang tata hidup masyarakat\ndidalamnya aman, tenteram damai dan sejahtera. <\/p>\n\n\n\n

Maka tak salah jika Imam al Mawardi beranggapan bahwa Imamah\n(Kepemimpinan) dibentuk untuk menggantikan fungsi kenabian guna memelihara\nagama dan mengatur dunia. <\/p>\n\n\n\n

Memandang hal ini, al Mawardi memiliki beberapa syarat bagi seorang pemimpin yang hendak dipilih,<\/p>\n\n\n\n