Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":26109,"date":"2019-12-23T05:15:14","date_gmt":"2019-12-22T22:15:14","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=26109"},"modified":"2019-12-22T19:19:42","modified_gmt":"2019-12-22T12:19:42","slug":"meminang-pinangan-orang-lain-bolehkah-menurut-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/meminang-pinangan-orang-lain-bolehkah-menurut-islam\/","title":{"rendered":"Meminang Pinangan Orang lain, Bolehkah Menurut Islam?"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam,org.-<\/strong> Meminang, kata inilah yang lebih dikenal pada umumnya, meskipun kata ini sendiri merupakan sinonim dari kata melamar atau mengkhitbah jika dibahasa Arab-kan.<\/p>\n\n\n\n

Secara etimologi, meminang berarti meminta atau mengharapkan wanita yang dimaksud untuk menjadi istri (baik untuk dirinya maupun untuk orang lain dengan menjadi perantara).<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan dari segi terminologinya, meminang dapat diartikan sebagai bentuk upaya yang dilakukan guna terjadi perjodohan antara seorang laki laki dan wanita. Pertanyaannya kemudian, apakah boleh meminang pinangan orang lain?<\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan ini tentu kadang muncul dibenak para pemuda yang terlambat datang menghadap ke orang tua wanita yang di idamkannya. Kemudian masih bersikukuh untuk berjuang dengan datang meminang meski telah dipinang oleh orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Tentu perkara yang tidak mudah, Islam sendiri merupakan agama yang sangat menjujung tinggi nilai-nilai hubungan persaudaraan dan kekeluargaan. <\/p>\n\n\n\n

Dan ketika seorang laki laki datang dengan niat meminang seorang wanita yang dimana telah dipinang sebelumnya oleh orang lain dan pinangan pertama tersebut diterima. Kemudian pernikahan wanita tersebut bersama dengan pinangan kedua, tentu ini sudah dianggap sangat fatal dan hukumnya haram. <\/p>\n\n\n\n

Mengapa? Sebab ini sudah berarti menyerang dan menyakiti\nhati peminang laki laki pertama. Tidak hanya itu, hubungan keluarga pun antara\nsi wanita dengan keluarga laki laki pertama akan retak dan tidak seperti dulu\nlagi. Padahal dalam sebuah hadis dengan jelas dikatakan <\/p>\n\n\n\n

\u201cJanganlah kalian berprasangka, karena prasangka itu\nadalah seburuk buruk pembicaraan. Jangan mencari cari kesalahan orang dan jangan\nsaling bermusuhan, serta jadilah kalian sebagai orang orang yang bersaudara. Janganlah\nseseorang meminang atas pinangan saudaranya hingga dia menikah atau\nmeninggalkannya.\u201d (HR. Bukhari dan Muslim)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Memandang hadis diatas, Imam Nawawi<\/strong><\/a> berpandangan bahwa larangan yang dimaksud adalah bentuk pengharaman tetapi tidak membatalkan akad.<\/p>\n\n\n\n

Adapun pengecualian dari peminangan itu sehingga hukumnya diperbolehkan, yaitu: \u00a0<\/p>\n\n\n\n