Pecihitam.org- <\/strong>Prinsip-prinsip Ahlussunnah Wal Jama\u2019ah, yang digunakan ulama-ulama seperti halnya yang ada di dalam ormas Islam NU lebih banyak mengikuti dakwah model Walisongo, yaitu menyesuaikan dengan budaya masyarakat setempat dan tidak mengandalkan kekerasan. <\/p>\n\n\n\n Budaya yang berasal dari suatu daerah ketika Islam belum datang dan apabila tidak bertentangan dengan agama akan terus dikembangkan dan dilestarikan. Sementara budaya yang jelas bertentangan ditinggalkan.<\/p>\n\n\n\n Karena identiknya gaya dakwah ala Walisongo itu, nama Walisongo melekat erat dalam jami\u2019iyah NU. Dimasukkan ke dalam bentuk Bintang Sembilan dalam lambang NU. Sebutan Bintang Sembilan identik dengan Nahdhatul Ulama. <\/p>\n\n\n\n Secara garis besar, pendekatan kemasyarakatan NU dapat dikategorikan menjadi tiga bagian : <\/p>\n\n\n\n Yaitu sikap moderat yang berpijak pada prinsip keadilan serta berusaha menghindari segala bentuk pendekatan dengan tatharruf (ekstrime). <\/p>\n\n\n\n Yaitu sikap toleran yang berintikan penghargaan terhadap perbedaan pandangan dan kemajemukan identitas budaya masyarakat. <\/p>\n\n\n\n Yaitu sikap seimbang dalam berkhidmat demi terciptanya keserasian hubungan antara sesama umat manusia dan antara manusia dengan Allah SWT.<\/p>\n\n\n\n Karena prinsip dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah yang model Walisongo itu, NU dikenal sebagai pelopor kelompok Islam moderat. Kehadirannya bisa diterima oleh semua kelompok masyarakat. Bahkan sering berperan sebagai perekat bangsa. <\/p>\n\n\n\n Nahdlatul Ulama adalah organisasi keagamaan yang bertujuan melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam Ahlusunnah Waljama\u2019ah. Arti Ahlusunnah Waljama\u2019ah adalah para pengikut yang berpegang teguh kepada Al-Qur\u2019an, Al-Hadist, Al-Ijma\u2019, dan Al-Qiyas.<\/p>\n\n\n\n Doktrin Ahlusunnah Waljama\u2019ah berpangkal pada tiga panutan : <\/p>\n\n\n\n Penyusun anutan ini adalah ulama Ushuluddin, Syeikh Abul Hasan al-Asy\u2019ari, maka penganutnya disebut Asy\u2019ariyah. Walaupun pada hakekatnya Imam Abul Hasan Al-Asy\u2019ari hanya menggali, merumuskan, menyiarkan dan mempertahankan apa yang sudah ada dalam Al-Qur\u2019an dan Al-Hadist.<\/p>\n\n\n\n Menurut sejarahnya, istilah Ahlusunnah Wal Jama\u2019ah muncul karena digunakan Asy\u2019ari untuk mereka yang aqidahnya lebih berdasarkan Sunnah Rasul ketimbang akal. Dengan demikian tidak dapat menggunakan istilah itu untuk golongkan pengikut madzhab, karena madzhab adalah hasil pemikiran manusia dan bukan ajaran Al-Qur\u2019an dan AS-Sunnah. <\/p>\n\n\n\n