Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":28033,"date":"2019-12-29T07:00:22","date_gmt":"2019-12-29T00:00:22","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=28033"},"modified":"2019-12-28T23:22:38","modified_gmt":"2019-12-28T16:22:38","slug":"perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/","title":{"rendered":"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi’in"},"content":{"rendered":"\n

Percihitam.org<\/strong> – Ilmu Qiraat, ilmu inilah yang tak pernah lepas dan akan selalu terdengar dikalangan mereka yang senantiasa terjun dalam dunia Qur\u2019ani. Namun sebelum jauh membahas tentang sejarah dari Ilmu Qiraat itu sendiri, mari kita artikan terlebih dahulu tentang apa itu Qira\u2019at. <\/p>\n\n\n\n

Dari segi bahasa, Qira’at adalah bentuk jamak dari kata Qira\u2019ah, mashdar dari kata kerja qara\u2019a yang berarti bacaan. Namun bacaan yang dimaksud disini ialah perbedaan perbedaan dialek dalam membaca Al Qur\u2019an. <\/p>\n\n\n\n

Sedangkan secara Istilah, beberapa ulama mencoba mengemukakan pengertiannya dengan sedetail detail mungkin. Yang salah satunya Al Zarkasyi beranggapan bahwa Qira\u2019at sebagai sistem penulisan huruf dan pengucapan huruf huruf tanpa menyebutkan sumber riwayat Qira\u2019at. <\/p>\n\n\n\n

Adapun menurut al Dimyathi sebagaimana yang dikutip oleh \u2018Abdul Hadi al Fadli mengemukakan bahwa,<\/p>\n\n\n\n

Ilmu Qiraat<\/em> adalah suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan Lafadz lafadz al Qur\u2019an, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para ahli Qira\u2019at, seperti Hafdz (membuang hutruf), Itsbat (menetapkan huruf), Tahrik (memberi harakat), taskin (memberi tanda sukun), fashl (memisahkan huruf), washl (menyambungkan huruf), ibdal (menggantikan huruf atau lafadz tertentu) dan lain lain yang diperoleh melalui indra pendengaran. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Dan pendapat yang paling Shahih terkait Qira’at ialah berbeda dengan tujuh dialek bahasa, selain itu dikatakan bahwa Qira’at adalah Mazhab imam imam Qari\u2019<\/a> dimana Qira’at itu sendiri adalah ijmak yang dengannya kaum muslimin membaca al Qur\u2019an. <\/p>\n\n\n\n

Sedangkan pemicu dalam perbedaan Qira’at yang dimaksud yakni: Perbedaan dialek, perbedaan cara pengucapan, berarti bacaan tebal (Tafkhim<\/em>), bacaan tipis (Tarqiq<\/em>), imalah, idgham, Izhar, Isyba\u2019, Mad (bacaan panjang<\/em>), Qashar (bacaan pendek<\/em>), tasydid, takhfif, dan seterusnya yang dimana semua perbedaan ini terjadi di dalam satu dialek bahasa, yaitu dialek Quraisy. <\/p>\n\n\n\n

Adapun dalam sejarah dikatakan bahwa sahabat sahabat yang mengajarkan Qira’at al Qur\u2019an yakni diantaranya Utsman bin Affan, Ali bin Thalib, Ubay bin Ka\u2019ab, Zaid bin Tsabit, Abu Darda\u2019, dan Abu Musa al Asy\u2019 ari, sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Adz Dzahabi dalam kitab Thabaqatul Qurra\u2019. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Dari nama-nama diataslah yang kadang menjadi guru dari para sahabat lainnya dengan cara membaca Al Qur\u2019an dihadapan mereka. Sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat lainnya seperti Abu Hurairah<\/strong><\/a>, Ibnu Abbas, Abdullah bin Sa\u2019ib di hadapan Ubay bin Ka\u2019ab. Begitupun dengan Ibnu Abbas yang juga mempelajari Qira’at dari Zaid bin Tsabit. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian sampailah pada masa Tabi\u2019in, tepatnya di penghujung abad pertama hijriyah. Sekelompok ulama pun mencurahkan segenap perhatian untuk memastikan kebenaran Qira’at ketika diperlukan. Bahkan memang menjadikan Ilmu Qiraat sebagai salah satu disiplin Ilmu, serta yang ahli dalam ilmu ini senantiasa menjadi Imam Imam yang dijadikan teladan dan di datangi murid murid dari berbagai penjuru. <\/p>\n\n\n\n

Dan Tujuh Imam yang dikenal dari kalangan Qari\u2019i di berbagai penjuru wilayah ialah<\/p>\n\n\n\n

Ibnu Amir asy Syami<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Abdullah bin Amir al Yahshabi, hakim Damaskus pada masa Khilafah Walid bin Abdul Malik. Kunya-nya Abu Amran serta beliau termasuk dalam jaajran Tabi\u2019in yang wafat pada tahun 118 H. <\/p>\n\n\n\n

Ibnu Katsir<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Abdullah bin Katsir al Makki. Beliau termasuk sebagai golongan Tabi\u2019in dan wafat di Mekah pada tahun 120 H. <\/p>\n\n\n\n

Ashim al Kufi<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Ashim bin Abu Nujud, sedangkan sumber lain menyebutkan panggilannya dengan nama Ibnu Bahdalah Abu Bakar. Beliau pun termasuk jajaran Tabi\u2019in dan Wafat pad atahun 127 H. <\/p>\n\n\n\n

Abu Amr bin alla\u2019<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Zayyan bin Alla\u2019 bin Ammar al Mazini al Bashri. Salah satu sumber menyebutkan namanya adalah Yahya. Beliau wafat pada tahun 154 H. <\/p>\n\n\n\n

Hamzah al kufi<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Hamzah bin Habib bin Umarah Az Zayyat al Faradhi al Taimi, Kunya-nya ialah Abu Umarah. Beliau wafat di Hulwan di masa Khilafah Abu Ja\u2019far al Manshur pada tahun 156 H. <\/p>\n\n\n\n

Nafi\u2019 al Madani<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Abu Ruwain Nafi\u2019 bin Abdurrahman bin Abu Nu\u2019man al Laitsi, berasal dari Ashfahan dan wafat di Madinah tahun 169 H. <\/p>\n\n\n\n

Al Kisa\u2019i al Kufi<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Ali bin Hamzah, Imam para ahli Nahwu Kufah. Kunya-nya ialah Abu Hasan. Salah satu sumber menyebutkan, ia disebut al Kisa\u2019i karena ia berihram mengenakan pakaian biasa. Selain itu, beliau wafat di Barnabawiyah yang merupakan salah satu perkampungan Ray, ketika beliau sedang menuju Khurasan bersama Rasyid pada tahun 189 H. <\/p>\n\n\n\n

Selain dari ketujuh Imam diatas yang memang telah disepakati\nsebagai Qari\u2019 para ulama juga menambahkan tiga imam yang dimana Qiraah mereka\nShahih dan mutawatir, diantaranya ialah<\/p>\n\n\n\n

Abu Ja\u2019far al Madini<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Yazid bin Qa\u2019qa yang wafat di Madinah pada tahun 128 H sedangkan sumber lainnya menyebutkan bahwa beliau wafat pada tahun 132 H<\/p>\n\n\n\n

Ya\u2019qub al Bashri<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Abu Muhammad Ya\u2019qub bin Ishaq bin Zaid al Hadhrami, wafat di Bashrah pada tahun 205 H, dan sumber lain mengatakan bahwa beliau wafat pada tahun 185 H. <\/p>\n\n\n\n

Khalaf bin Hisyam<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Ia adalah Muhammad Khalaf bin Hisyam bin Tsa\u2019lab al Bazzar al Baghdadi, wafat pada sekitaran tahun 299 H.<\/p>\n\n\n\n

Dan pada penghujung abad ketiga Hijriyah, Abu Bakar bin Mujahid (Imam Qiraah dari Irak, w. 234 H) menyebut nama Al Kisa\u2019i dan menghapus nama Ya\u2019qub di antara jajaran Imam Imam Qiraah. <\/p>\n\n\n\n

Sedangkan tokoh yang pertama kali dalam menerjunkan ilmu Qira’at ke dalam bentuk tulisan ialah Abu ubaid Qasim bin Salam sebagaimana yang dikatakan oleh As Suyuthi dan Imam Al Jazari dalam kitabnya An Nasyr<\/em>. <\/p>\n\n\n\n

Setelah Abu Ubaid Qasim bin Salam, disusul oleh Ahmad bin Jubair al Kufi, kemudian Ismail bin Ishaq al Maliki Murid Falun, setelah itu Abu Ja\u2019far bin Jarir Ath Thabari, kemudian Abu Bakar muhammad bin Ahmad bin Umar Ad Dajuni, kemudian Abu Bakar bin Mujahid. <\/p>\n\n\n\n

Pada masa Abu Bakar bin Mujahid inilah dan masa setelahnya telah banyak yang ikut terjun dalam mengarang tentang jenis jenis Qira’at, baik secara menyeluruh maupun secara terpisah, ada yang mengarang singkat dan ada juga yang mengarang secara panjang lebar. <\/p>\n\n\n\n

Itulah sekilas tentang perkembangan singkat mengenai Ilmu Qira’at, semoga bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n

Sumber: Syaikh Manna’ al Qatthan, Dasar dasar Ilmu Al Qur’an, (Jakarta: Ummul Qura’, 2016).<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Percihitam.org – Ilmu Qiraat, ilmu inilah yang tak pernah lepas dan akan selalu terdengar dikalangan mereka yang senantiasa terjun dalam dunia Qur\u2019ani. Namun sebelum jauh membahas tentang sejarah dari Ilmu Qiraat itu sendiri, mari kita artikan terlebih dahulu tentang apa itu Qira\u2019at. Dari segi bahasa, Qira’at adalah bentuk jamak dari kata Qira\u2019ah, mashdar dari kata […]<\/p>\n","protected":false},"author":22,"featured_media":28215,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[8371,8373,8372],"yoast_head":"\nPerkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi'in - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Ilmu Qiraat adalah suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan Lafadz lafadz al Qur\u2019an, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para ahli\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi'in - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Ilmu Qiraat adalah suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan Lafadz lafadz al Qur\u2019an, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para ahli\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:author\" content=\"Nonna\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-12-29T00:00:22+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-12-28T16:22:38+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1280\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"720\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/png\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Rosmawati\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Rosmawati\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/\"},\"author\":{\"name\":\"Rosmawati\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/680cbfd4c454cdb5498e1c55d3360a02\"},\"headline\":\"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi’in\",\"datePublished\":\"2019-12-29T00:00:22+00:00\",\"dateModified\":\"2019-12-28T16:22:38+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/\"},\"wordCount\":959,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png\",\"keywords\":[\"Ilmu Qira'at\",\"Qira'at di Zaman Sahabat dan Tabi'in\",\"Sejarah singkat Ilmu Qira'at\"],\"articleSection\":[\"Khazanah\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/\",\"name\":\"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi'in - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png\",\"datePublished\":\"2019-12-29T00:00:22+00:00\",\"dateModified\":\"2019-12-28T16:22:38+00:00\",\"description\":\"Ilmu Qiraat adalah suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan Lafadz lafadz al Qur\u2019an, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para ahli\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png\",\"width\":1280,\"height\":720,\"caption\":\"ilmu qiraat\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi’in\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/680cbfd4c454cdb5498e1c55d3360a02\",\"name\":\"Rosmawati\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/75f3a6b6134387355a132be51f24d1c4?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/75f3a6b6134387355a132be51f24d1c4?s=96&r=g\",\"caption\":\"Rosmawati\"},\"description\":\"Biasa dipanggil Nonna Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, Jurusan Ilmu Al-Qur\u2019an dan Tafsir Ig: @nonna039\",\"sameAs\":[\"Nonna\"],\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/nonnaros\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi'in - Pecihitam.org","description":"Ilmu Qiraat adalah suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan Lafadz lafadz al Qur\u2019an, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para ahli","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi'in - Pecihitam.org","og_description":"Ilmu Qiraat adalah suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan Lafadz lafadz al Qur\u2019an, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para ahli","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_author":"Nonna","article_published_time":"2019-12-29T00:00:22+00:00","article_modified_time":"2019-12-28T16:22:38+00:00","og_image":[{"width":1280,"height":720,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png","type":"image\/png"}],"author":"Rosmawati","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Rosmawati","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/"},"author":{"name":"Rosmawati","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/680cbfd4c454cdb5498e1c55d3360a02"},"headline":"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi’in","datePublished":"2019-12-29T00:00:22+00:00","dateModified":"2019-12-28T16:22:38+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/"},"wordCount":959,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png","keywords":["Ilmu Qira'at","Qira'at di Zaman Sahabat dan Tabi'in","Sejarah singkat Ilmu Qira'at"],"articleSection":["Khazanah"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/","name":"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi'in - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png","datePublished":"2019-12-29T00:00:22+00:00","dateModified":"2019-12-28T16:22:38+00:00","description":"Ilmu Qiraat adalah suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan Lafadz lafadz al Qur\u2019an, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para ahli","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/ilmu-qiraat.png","width":1280,"height":720,"caption":"ilmu qiraat"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perkembangan-ilmu-qiraat-di-zaman-sahabat-dan-tabiin\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Perkembangan Ilmu Qiraat di Zaman Sahabat dan Tabi’in"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/680cbfd4c454cdb5498e1c55d3360a02","name":"Rosmawati","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/75f3a6b6134387355a132be51f24d1c4?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/75f3a6b6134387355a132be51f24d1c4?s=96&r=g","caption":"Rosmawati"},"description":"Biasa dipanggil Nonna Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, Jurusan Ilmu Al-Qur\u2019an dan Tafsir Ig: @nonna039","sameAs":["Nonna"],"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/nonnaros\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/28033"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/22"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=28033"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/28033\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/28215"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=28033"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=28033"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=28033"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}