Pecihitam.org<\/strong> \u2013 Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama Sulawesi Selatan (PWNU Sulsel) menggelar Dialog Akhir Tahun dengan mengusung tema \u201cRefleksi dan Proyeksi di Tengah Perubahan Zaman\u201d, Sabtu, 28 Desember 2019.<\/p>\n\n\n\n

Kegiatan yang dihelat di <\/strong>Red Corner Cafe, Jalan Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, tersebut menghadirkan sejumlah pembicara, salah satunya Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin (Fisip Unhas), Prof Dr M Basir Syam.<\/p>\n\n\n\n

Dalam paparan materinya, Prof Basir membeberkan sejumlah peran strategis NU\ndalam kehidupan berbangsa dan bernegara.<\/p>\n\n\n\n

“Secara sosial, NU memiliki pandangan dan prinsip sosial yang baik.\nSebab kalau tidak, maka sudah lama negara ini hancur,” kata Prof Basir.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu, ia juga memberi penilaiannya terkait strategi NU di kancah politik nasional.<\/p>\n\n\n\n

“Dari segi strategi politik, orang NU ada dimana-mana sehingga bisa\nmasuk pada semua partai. Mengapa? Karena pandangan para ulama NU sesuai dengan\nNKRI, tidak ada pertentangan. Beda dengan orang-orang yang ingin\nkhilafah,” ujar Prof Basir yang juga merupakan kader NU.<\/p>\n\n\n\n

Sementara dari aspek sains dan teknologi, Prof Basir mengatakan di hampir\nsemua perguruan tinggi di Indonesia terdapat orang-orang NU yang bergelar\ndoktor.<\/p>\n\n\n\n

“Dari segi sains dan teknologi, orang NU banyak bergelar doktor yang\ntentunya memberi kontribusi besar bagi perguruan tinggi,” ujarnya.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan dari segi budaya dan seni, menurutnya orang-orang NU sangat\nmencintai seni.<\/p>\n\n\n\n

“Maka dari itu perilaku para ulama NU lemah lembut. Beda dengan\norang-orang yang tidak mencintai seni pasti perilakunya identik dengan\nkekerasan,” ujar Prof Basir.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org \u2013 Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama Sulawesi Selatan (PWNU Sulsel) menggelar Dialog Akhir Tahun dengan mengusung tema \u201cRefleksi dan Proyeksi di Tengah Perubahan Zaman\u201d, Sabtu, 28 Desember 2019. Kegiatan yang dihelat di Red Corner Cafe, Jalan Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, tersebut menghadirkan sejumlah pembicara, salah satunya Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":28156,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[50,8400],"yoast_head":"\n