Pecihitam.org<\/strong> – Makam Syekh Syamsudin Wasil dinilai sebagai makam Islam tertua kedua di bumi Nusantara setelah makam Fatimah binti Maimun di Gresik. Makmnya Syaikh Syamsyudin Wasil terletak di kampung Setana Gedong, kota Kediri. Makamnya dapat mudah dijangkau dari pusat kota Kediri.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Agus Sunyoto (2017) dengan mengutip riset sejarah dan arkeologis Prof. Dr. Habib Mustopo (dosen Universitas Negeri Malang) bahwa makam Syaikh Syamsyudin Wasil dimakamkan di kampung Setana Gedong pada abad ke 12 M. Makam tersebut sedikit lebih muda dibanding makam Fatimah binti Maimun<\/a><\/strong> pada awal abad ke 11 M.<\/p>\n\n\n\n

Syekh Syamsudin Wasil memiliki peran penting dalam menyebarkan agama Islam di Kediri, Jawa Timur. Pada abad ke 12 M tersebut baru hanya Syaikh Wasil yang sudah mulai menyebarkan Islam di wilayah itu.<\/p>\n\n\n\n

Penempatan dakwah Syekh Syamsudin Wasil ini menarik, sebab tak biasa Islam pada abad yang cukup awal dalam sejarah penyebaran Islam tersebut menyebarkan Islam di wilayah pedalaman, yakni kota Kediri. Padahal, di kebanyakan tempat, Islam masuk di Nusantara melalui jalur laut dengan aktornya adalah pedagang.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, siapa sebenarnya sosok yang bernama Syaikh Syamsyudin\nWasil tersebut? Menurut Agus Sunyoto dengan mengutip hasil survey epigraf Islam\nyang dilakukan oleh Claude Guillot dan Ludvik Kallus dalam laporan mereka\nberjudul L\u2019enigmatique Inscriptions Musulmane du Maqame de Kediri<\/em> bahwa\ndimakamnya tertulis beberapa kata berbahasa Arab yang berhubungan dengan Syaikh\nSyamsyudin Wasil.<\/p>\n\n\n\n

Beberapa kata berbahasa Arab tersebut meliputi: al-syafi\u2019i\nmadzhaban, al-Abarukhi, <\/em>dan al-Bahrayni.<\/em> Beberapa kosa kata bahasa\nArab yang dimaksudkan sebagai penjelas terkait siapa sebenarnya sosok yang\ndimakamkan dalam makam tersebut, Agus Sunyoto dalam bukunya Atlas Walisongo\n(2017) <\/em> memiliki beberapa penjelasan.<\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, kosa kata pertama al-syafi\u2019i madzhaban <\/em>\u00a0menjelaskan bahwa sosok Syaikh Syamsyudin Wasil merupakan seorang ulama\u2019 yang memiliki madzhab syafi\u2019iyah atau mengikuti pandangan fikih Imam Syafi\u2019i. Penjelasan ini tidak mengherankan sebab kebanyakan ajaran Islam yang disebarkan diwilayah Asia Tenggara adalah mayoritas adalah penganut Imam Syafi\u2019i<\/a><\/strong>.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, pada kosa kata kedua, al-Abarukhi,<\/em> merujuk kepada\nsebuah kota Abarquh, sebuah kota kecil di Iran antara Syiraz dan Yazd.\nPenjelasan pada kosa kata kedua ini mulai membuka tentang asal-usul dari Syaikh\nSyamsyudin Wasil itu sendiri yang berasal dari Iran (Persia).<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya, pada kosa kata ketiga, al-Bahrayni, <\/em>menjelaskan\ntentang sebuah tempat yang berkaitan dengan kepulauan Bahrain. Atau selain itu\ndapat merujuk kepada sebuah nama suku Arab al-Bahraniyun<\/em> yang pada masa\nlampau berkelana di wilayah Irak.<\/p>\n\n\n\n

Dari penjelasan di atas menjelaskan sedikit tentang asal-usul dari\nsosok penyebar Islam di Kediri tersebut. Kemudian, penjelasan bahwa Syaikh\nSyamsyudin Wasil adalah berasal dari Iran adalah melalui penjelasan Prof. Dr.\nHabib Mustopo bahwa sosok Syaikh Syamsyudin adalah berasal dari negeri Rum atau\nPersia. Negeri Persia sendiri jika merujuk pada zaman sekarang merupakan masuk\nke wilayah Iran.<\/p>\n\n\n\n

Konon ceritanya bahwa Syaikh Syamsyudin Wasil tersebut datang dari\nnegeri Persia untuk berdakwah di Kediri berdasarkan permintaan dari Raja\nKediri, Sri Maharaja Jayabhaya. Selain datang untuk berdakwah, beliau diminta\noleh raja untuk menjelaskan tentang kitab Musyasar <\/em>yang berisi tentang\nilmu perbintangan dan ilmu falak.<\/p>\n\n\n\n

Penjelasan tersebut diperkuat oleh Serat Jangka Jayabaya <\/em>yang ditulis pada abad ke 17 M. Menurut naskah tersebut bahwa Syaikh Syamsyudin Wasil diminta oleh Raja Jayabhaya untuk mengajari ilmu perbintangan dan nujum. Adapun tujuan dari permintaan tersebut adalah supaya dapat meramal masa depan Nusantara.<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah sosok Syaikh Syamsyudin Wasil seorang penyebar ajaran\nIslam di wilayah Kediri. Sekaligus beliau adalah seorang ahli ilmu perbintangan\ndan ilmu nujum yang berasal dari negeri Persia. Dakwah beliau berhasil dan\nmenjadikan Kediri mengalami transformasi dari Hindu-Budha ke Islam. Wallahua\u2019lam.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Makam Syekh Syamsudin Wasil dinilai sebagai makam Islam tertua kedua di bumi Nusantara setelah makam Fatimah binti Maimun di Gresik. Makmnya Syaikh Syamsyudin Wasil terletak di kampung Setana Gedong, kota Kediri. Makamnya dapat mudah dijangkau dari pusat kota Kediri. Menurut Agus Sunyoto (2017) dengan mengutip riset sejarah dan arkeologis Prof. Dr. Habib Mustopo […]<\/p>\n","protected":false},"author":47,"featured_media":28197,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[12,16],"tags":[8411,8410],"yoast_head":"\n