Pecihitam.org<\/strong> – Hafshah Binti Umar adalah seorang putri dari sahabat Rasul yaitu Umar bin Khattab, ia adalah seorang janda setelah ditinggal wafat suaminya Khunais bin Khudzafah as-Sahami yang gugur dalam perang badar.<\/p>\n\n\n\n

Nama lengkapnya yaitu Hafshah binti umar bin Khattab bin Naf\u2019al bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Rajah bin Adi bin luay dari suku Arab Adawiyah. Ibunya bernama Zainab binti Mad\u2019un bin Hubaib bin Wahab bin Hudzafah.<\/p>\n\n\n\n

Hafsah dilahirkan bertepatan dengan pemindahan\nhajar aswad oleh Rasulullah ketempat semula, karena ka\u2019bah kala itu dibangun\nkembali akibat roboh terkena banjir. Ditahun itu juga lahirnya Fathimah putri\nRasulullah.<\/p>\n\n\n\n

Kala kaum muslimin telah disatukan di Madinah\nsehingga menjadi sebuah pasukan yang kuat, tiba waktunya bagi mereka untuk\nmemerangi orang-orang musyrik yang telah memusuhi dan mengambil hak-hak mereka\ndengan adanya perintah dari Allah.<\/p>\n\n\n\n

Perang pertamanya adalah perang Badar, yang\ndimenangkan oleh kaum muslimin meskipun jumlahnya lebih sedikit dari\norang-orang kafir, salah satu diantara mujahidin adalah Khunais yang mengalami\nluka yang amat parah dan ahirnya ia wafat.<\/p>\n\n\n\n

Umar sangat sedih karena sekarang ia dapati putrinya telah menjadi janda, waktu itu Hafshah berusia delapan belas tahun. lantas ia mengadu kepada Rasulullah, Rasulullahpun bersabda: \u201cHafshah akan menikah dengan orang yang lebih baik dari Abu Bakar dan Utsman. Utsmanpun akan menikah dengan orang yang lebih baik dari Hafshah\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Umarpun mengerti dari sabda Rasulullah, bahwa beliau akan menyunting Hafshah Binti Umar sebagai istrinya. Ahirnya pernikahanpun berlangsung antara Rasulullah dengan Hafshah radliyallhu \u2018anhu.<\/p>\n\n\n\n

Sama seperti istri Rasulullah lainnya, Hafshah pun mendapatkan kamar husus dirumah Rasulullah. Kala itu ada kecemburuan dari Aisyah<\/strong><\/a> karena mereka berdua tidak berselisih jauh usianya. Berbeda dengan Saudah yang menerimanya dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Kala itu ada seorang tamu yang menemui\nRasulullah yaitu Mariyah al-Qibtiyah di \nmasukannya Mariyah kedalam rumah Hafshah, Hafshah kala itu sedang keluar\nrumah, setibanya ia kembali ia dapati kamar tabir yang tertutup sementara\nRasulullah dan Mariyah berada di dalamnya.<\/p>\n\n\n\n

Hafshahpun sontak menangis penuh amarah,\nRasulullahpun membujuknya dan berusaha meredakan amarah Hafshah, bahkan Nabi bersumpah\nmengharamkan Mariyah jika Mariyah tidak meminta maaf kepada Hafshah, Nabipun\nmeminta agar Hafshah tidak menceritakan kepada siapapun.<\/p>\n\n\n\n

Namun berita dengan mudahnya tersebar, Nabipun marah kepada Hafsah bahkan ada sebagian riwayat yang mengatakan bahwa Nabi menceraikan Hafshah namun merujuk kembali.<\/p>\n\n\n\n

Ada juga riwayat yan mengatakan bahwa Nabi bermaksud menceraikan namun Jibril datang dengan maksud agar Rasulullah mempertahankan Hafshah.Hafshahpun menyesali akan kejadian tersebut. Agar tidak terjadi isu-isu dan fitnah maka Allah menurunkan wahyunya surat At-Tahrim ayat 1-5.<\/p>\n\n\n\n

Dalam suatu kisah istri-istri Rasul meminta\nuntuk diberikan tambahan nafkah yang membuat Rasul marah kepada mereka,\nRasulpun tidak mengumpuli istri-istrinya selama satu bulan, selama itu\nRasulullah berada dalam kamar yang disebut khazanah dan seorang budak yang\nduduk didepan pintu yang bernama Rabah.<\/p>\n\n\n\n

Dari kejadian itu turunlah ayat \u201cwahai Nabi,\nkatakanlah kepada istri-istrimu, jika kalian menghendaki kehidupan dunia dan\nsegala perhiasannya, maka kemarilah aku akan memenuhi keinginanmu itu dan aku\nakan menceraikanmu dengan baik-baik. Dan jika kalian menginginkan keridhaan\nAllah dan Rasul-Nya serta kesenangan dikampung akhirat, sesungguhnya Allah akan\nmenyediakan bagi hamba-hamba yang baik di anatara kalian pahala yang besar.\n(QS. Al-Ahzab).<\/p>\n\n\n\n

Umarpun menemui Rasulullah untuk meminta\nkejelasan, karena telah tersebar isu bahwa Rasul telah menceraikan\nistri-istrinya, walaupun Umar yakin bahwa Rasul tidak akan menceraikan\nistri-istrinya, dan memang benar Rasul tidak menceraikan istri-istrinya.<\/p>\n\n\n\n

Umarpun meminta izin untuk mengumumkan hal itu\ndi masjid. Setelah genap satu bulan Rasulullah menjauhi istri-istrinya beliau\nkembali kepada mereka, tampak penuh penyesalan dari istri-istri beliau.\nHafshahpun memperbanyak ibadah seperti shalat malam dan puasa sebagai bentuk\npenyesalannya hingga menjadi kebiasaan.<\/p>\n\n\n\n

Hingga ahirnya Rasulullah wafat kebiasaan itu\nmasih terus ia laksanakan bahkan pada masa khalifah Abu Bakar dan Umar ia\nmengikuti perkembangan penaklukan-penaklukan di timur dan barat.<\/p>\n\n\n\n

Hafshah Binti Umar berperan banyak dalam agama islam salah satunya ialah yang mengumpulkan mushaf Al-Qur\u2019an menjadi satu atas perintah Abu Bakar yang disedak Umar. Karena pada saat itu banyak para Hafidz yang gugur dalam perang Riddah (perang melawan kaum murtad).<\/p>\n\n\n\n

Walaupun Abu Bakar awalnya khawatir bahwa mengumpulkan Al-Quran dalam satu kitab adalah sesuatu yang mengada-ada sebab hal itu tidak dilakukan semasa Rasulullah. Hafsahpun mengumpulkan, menyimpan dan merawat Al-Qur\u2019an.<\/p>\n\n\n\n

Dalam suatu riwayat mengatakan bahwa Sayyidah Hafshah wafat pada tahun ke empatpuluh tujuh pada masa pemerintahan Mu\u2019awiyah bin Abi Sofyan<\/a>, ia dimakamkan di Baqi\u2019, bersebelahan dengan makan-makan istri Nabi yang lain. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Hafshah Binti Umar adalah seorang putri dari sahabat Rasul yaitu Umar bin Khattab, ia adalah seorang janda setelah ditinggal wafat suaminya Khunais bin Khudzafah as-Sahami yang gugur dalam perang badar. Nama lengkapnya yaitu Hafshah binti umar bin Khattab bin Naf\u2019al bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Rajah bin Adi […]<\/p>\n","protected":false},"author":46,"featured_media":28824,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[379],"tags":[8514,8513,8515],"yoast_head":"\n