Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":29487,"date":"2020-01-06T11:30:58","date_gmt":"2020-01-06T04:30:58","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=29487"},"modified":"2020-01-06T19:07:00","modified_gmt":"2020-01-06T12:07:00","slug":"tragedi-karbala-versi-sunni-lebih-bisa-dipertangung-jawabkan-sanadnya-benarkah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/tragedi-karbala-versi-sunni-lebih-bisa-dipertangung-jawabkan-sanadnya-benarkah\/","title":{"rendered":"Tragedi Karbala Versi Sunni Lebih Bisa Dipertangung Jawabkan Sanadnya, Benarkah??"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org- <\/strong>Peristiwa Karbala memiliki beberapa versi, salah satunya adalah tragedi karbala versi sunni. Berkait dengan peristiwa Karbala, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan : <\/p>\n\n\n\n

\u201cOrang-orang yang meriwayatkan pertikaian Husain Radhiyallahu \u2018anhu telah memberikan tambahan dusta yang sangat banyak, sebagaimana juga mereka telah membubuhkan dusta pada peristiwa pembunuhan terhadap \u2018Utsman Radhiyallahu \u2018anhu, sebagaimana mereka juga memberikan tambahan cerita (dusta) pada peristiwa-peristiwa yang ingin mereka besar-besarkan, seperti dalam riwayat mengenai peperangan, kemenangan dan lain sebagainya. Para penulis tentang berita pembunuhan Husain Radhiyallahu \u2018anhu, ada diantara mereka yang merupakan ahli ilmu (ulama) seperti al-Baghawi rahimahullah dan Ibnu Abi Dun-ya dan lain sebagainya. Namun demikian, diantara riwayat yang mereka bawakan ada yang terputus sanadnya. Sedangkan yang membawakan cerita tentang peristiwa ini dengan tanpa sanad, kedustaannya sangat banyak<\/em>\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Oleh karenanya, dalam pembahasan tentang peristiwa ini perlu diperhatikan sanadnya, mengingat terdapat beberapa versi yang beredar. Dari itu penulis akan mengungkap fakta tragedi Karbala versi Sunni<\/a>.<\/p>\n\n\n\n

Riwayat yang paling shahih, dibawakan oleh Imam al-Bukh\u00e2ri, yang Artinya : \u201cAku diberitahu oleh Muhammad bin Husain bin Ibr\u00e2h\u00eem, dia mengatakan : aku diberitahu oleh Husain bin Muhammad, kami diberitahu oleh Jar\u00eer dari Muhammad dari Anas bin M\u00e2lik Radhiyallahu \u2018anhu, dia mengatakan : Kepala Husain dibawa dan didatangkan kepada \u2018Ubaidullah bin Ziy\u00e2d. Kepala itu ditaruh di bejana. Lalu \u2018Ubaidullah bin Ziy\u00e2d menusuk-nusuk (dengan pedangnya) seraya berkomentar sedikit tentang ketampanan Husain. Anas Radhiyallahu \u2018anhu mengatakan, \u201cDiantara Ahlul bait, Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah Shallallahu \u2018alaihi wa sallam.\u201d Saat itu, Husain Radhiyallahu \u2018anhu disemir rambutnya dengan wasmah (tumbuhan, sejenis pacar yang condong ke warna hitam)<\/em>\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kisahnya, Husain bin Ali Radhiyallahu \u2018anhuma tinggal di Mekah bersama beberapa Shahabat, seperti Ibnu \u2018Abb\u00e2s dan Ibnu Zubair Radhiyallahu \u2018anhuma. Ketika Muawiyah Radhiyallahu \u2018anhu meninggal dunia pada tahun 60 H, anak beliau Yaz\u00eed bin Mu\u00e2wiyah menggantikannya sebagai imam kaum muslimin atau khalifah. <\/p>\n\n\n\n

Saat itu, penduduk Irak yang didominasi oleh pengikut \u2018Ali Radhiyallahu \u2018anhu menulis surat kepada Husain Radhiyallahu \u2018anhuma meminta beliau Radhiyallahu \u2018anhuma pindah ke Irak. Mereka berjanji akan membai\u2019at Husain Radhiyallahu \u2018anhuma sebagai khalifah karena mereka tidak menginginkan Yaz\u00eed bin Mu\u00e2wiyah menduduki jabatan Khalifah. <\/p>\n\n\n\n

Tidak cukup dengan surat, mereka terkadang mendatangi Husain Radhiyallahu \u2018anhuma di Mekah mengajak beliau Radhiyallahu \u2018anhuma berangkat ke Kufah dan berjanji akan menyediakan pasukan. <\/p>\n\n\n\n

Para Sahabat seperti Ibnu Abb\u00e2s<\/a> Radhiyallahu \u2018anhuma kerap kali menasehati Husain Radhiyallahu \u2018anhuma agar tidak memenuhi keinginan mereka, karena ayah Husain Radhiyallahu \u2018anhuma, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu \u2018anhu, dibunuh di Kufah dan Ibnu Abbas Radhiyallahu \u2018anhu khawatir mereka membunuh Husain juga disana. Husain Radhiyallahu \u2018anhuma mengatakan, \u201cSaya sudah melakukan istikharah dan akan berangkat kesana\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Sebagian riwayat menyatakan bahwa beliau Radhiyallahu \u2018anhuma mengambil keputusan ini karena belum mendengar kabar tentang sepupunya Muslim bin \u2018Aqil yang telah dibunuh di sana. <\/p>\n\n\n\n

Akhirnya, berangkatlah Husain Radhiyallahu \u2018anhuma bersama keluarga menuju Kufah. Sementara di pihak yang lain, \u2018Ubaidullah bin Ziy\u00e2d diutus oleh Yazid bin Muawiyah untuk mengatasi pergolakan di Irak. Akhirnya, \u2018Ubaidullah dengan pasukannya berhadapan dengan Husain Radhiyallahu \u2018anhuma bersama keluarganya yang sedang dalam perjalanan menuju Irak. <\/p>\n\n\n\n

Pergolakan ini sendiri dipicu oleh orang-orang yang ingin memanfaatkan Husain Radhiyallahu \u2018anhuma. Dua pasukan yang sangat tidak imbang ini bertemu, sementara orang-orang Irak yang membujuk Husain Radhiyallahu \u2018anhuma, dan berjanji akan membantu dan menyiapkan pasukan justru melarikan diri meninggalkan Husain Radhiyallahu anhuma dan keluarganya berhadapan dengan pasukan Ubaidullah. <\/p>\n\n\n\n

Sampai akhirnya, terbunuhlah Husain Radhiyallahu \u2018anhuma sebagai orang yang terzhalimi dan sebagai syahid. Kepalanya dipenggal lalu dibawa kehadapan \u2018Ubaidullah bin Ziy\u00e2d dan kepala itu diletakkan di bejana.<\/p>\n\n\n\n

Lalu \u2018Ubaidullah yang durhaka\u00a0ini kemudian menusuk-nusuk hidung, mulut dan gigi Husain, padahal di situ ada Anas bin M\u00e2lik, Zaid bin Arqam dan Abu Barzah al-Aslami Radhiyallahu \u2018anhum. <\/p>\n\n\n\n

Anas Radhiyallahu \u2018anhu mengatakan, \u201cSingkirkan pedangmu dari mulut itu, karena aku pernah melihat mulut Rasulullah Shallallahu \u2018alaihi wa sallam mencium mulut itu!<\/em>\u201d Mendengarnya, orang durhaka ini mengatakan, \u201cSeandainya saya tidak melihatmu sudah tua renta yang akalnya sudah rusak, maka pasti kepalamu saya penggal.<\/em>\u201d<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah kejadiannya, setelah Husain Radhiyallahu \u2018anhuma terbunuh, kepala beliau Radhiyallahu \u2018anha dipenggal dan ditaruh di bejana. Dan mata, hidung dan gigi beliau Radhiyallahu \u2018anhu ditusuk-tusuk dengan pedang. <\/p>\n\n\n\n

Para Sahabat Radhiyallahu anhum yang menyaksikan hal ini meminta kepada \u2018Ubaidullah orang durhaka ini, agar menyingkirkan pedang itu, karena mulut Rasulullah pernah menempel tempat itu. <\/p>\n\n\n\n

Alangkah tinggi rasa hormat mereka kepada Rasulullah Shallallahu \u2018alaihi wa sallam dan alangkah sedih hati mereka menyaksikan cucu Rasulullah Shallallahu \u2018aiahi wa sallam, orang kesayangan beliau Shallallahu \u2018alaihi wa sallam dihinakan di depan mata mereka.<\/p>\n\n\n\n

Dari sini, kita mengetahui betapa banyak riwayat palsu tentang peristiwa ini yang menyatakan bahwa kepala Husain Radhiyallahu \u2018anhuma diarak sampai diletakkan di depan Yazid rahimahullah. <\/p>\n\n\n\n

Para wanita dari keluarga Husain Radhiyallahu \u2018anhuma dikelilingkan ke seluruh negeri dengan kendaaraan tanpa pelana, ditawan dan dirampas. Semua ini merupakan kepalsuan yang dibuat Rafidhah (Syiah). Karena Yazid rahimahullah saat itu sedang berada di Syam, sementara kejadian memilukan ini berlangsung di Irak.<\/p>\n\n\n\n

Jadi memang benar, Husain Radhiyallahu \u2018anhuma dibunuh dan kepalanya dipotong, tapi cerita tentang kepalanya diarak, wanita-wanita dinaikkan kendaraan tanpa pelana dan dirampas, semuanya dhaif (lemah). Alangkah banyak riwayat dhaif serta dusta seputar kejadian menyedihkan ini sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di atas. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian juga, kisah pertumpahan darah yang terjadi di Karbala ditulis dan diberi tambahan-tambahan dusta. Tambahan-tambahan dusta ini bertujuan untuk menimbulkan dan memunculkan fitnah perpecahan di tengah kaum muslimin. Sebagian dari kisah-kisah dusta itu bisa kita dapatkan dalam kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam Minh\u00e2jus Sunnah IV\/517 dan 554, 556 :<\/p>\n\n\n\n