Pecihitam.org<\/strong> – Kita pasti pernah bertanya, mengapa Allah menciptakan perbedaan sebegitu banyaknya? Allah menciptakan manusia dengan suku bangsa, budaya, dan kelompok-kelompok yang berbeda. Sebagai makhluknya, kita mesti terbiasa dengan perbedaan dan merajut perbedaan tersebut dalam ukhuwah Islamiyah<\/strong> yang baik. Mengapa hal yang demikian menjadi penting? Sebab, persoalan \u00a0tersebut telah tercatat dalam firman Allah SWT sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n

\u064a\u0627 \u0623\u064a\u0647\u0627\u0646 \u0627\u0644\u0646\u0627\u0633 \u0625\u0646\u0627 \u062e\u0644\u0642\u0646\u0643\u0645 \u0645\u0646 \u0630\u0643\u0631\n\u0648\u0623\u0646\u062b\u0649 \u0648\u062c\u0639\u0644\u0646\u0643\u0645 \u0634\u0639\u0648\u0628\u0627 \u0648\u0642\u0628\u0627\u0626\u0644.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWahai manusia, telah Aku ciptakan kalian laki-laki dan\nperempuan dan Aku jadikan kalian berbangsa-bangsa dan kelompok-kelompok\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Manusia\ndiciptakan sebagai makhluk sosial. Manusia saling membutuhkan dan hidup\nberdampingan. Membantu satu sama lain, saling menolong dengan orang-orang di\nsekitar. Bersosialisasi dalam hidup manusia adalah bagian dari hukum alam. Mau\ntak mau, kita harus menjalaninya. Apa sih sebenarnya tujuan daripada\nbersosialisasi itu? Tujuan dari sosialisasi adalah untuk merajut tali ukhuwah\nyang kelak akan kekal dan abadi. Manusia tak bisa hidup sendiri, ia selalu\nmemerlukan orang lain.<\/p>\n\n\n\n

Ada tahapan tersendiri dalam merajut ukhuwah islamiyah agar kelak akan kekal di dunia sampai akhirat. Berikut adalah tahapannya:<\/p>\n\n\n\n

Pertama,<\/strong> Liyata\u2019aarafu<\/em> \u2013 Kita mesti saling mengenal antar satu sama lain. <\/p>\n\n\n\n

Bukankah\ntugas dan kewajiban kita sebagai individu atau manusia yang sudah pasti makhluk\nsosial adalah untuk saling mengenal satu sama lain? Perkenalan merupakan pintu\ngerbang bagi permulaan terjadinya proses sosialisasi. Umat Islam yang baik\nadalah yang mudah bersahabat, saling mengenal antar sesama manusia mulai dari\nnama, alamat\/domisili, aktivitas dsb. Hal tersebut bisa dijadikan modal untuk\nmelanjutkan proses ukhuwah atau persaudaraan. Tak ada ruginya, kita justru\ndiuntungkan sebab akan mendapatkan sahabat yang lebih banyak.<\/p>\n\n\n\n

Kedua, <\/strong>At-Tafaahum<\/strong><\/em> \u2013 Selanjutnya manusia dalam lingkungan sosial, kita mesti saling mengerti.<\/p>\n\n\n\n

Dalam\nfase yang kedua ini, memahami keadaan satu sama lain baik situasi maupun\nkondisi, bisa memposisikan kita sebagai pendamping seseorang ketika ia sedang\ndalam kondisi bahagia yaitu dengan cara ikut merayakannya, tasyakuran, dan lain-lain.\nApabila sedang bersedih, tugas seorang sahabat adalah menjadi pelipur lara atau\npenghibur suasana duka. Hal ini selaras dengan riwayat Abu Hurairah RA, Nabi\nSAW bersabda, <\/p>\n\n\n\n

\u201cPerbuatan\npaling baik ialah engkau memasukkan kebahagiaan kepada saudara yang mukmin dan\nmuslim, atau engkau membayar utangnya, atau memberinya roti.\u201d (Hadis Hasan).<\/p>\n\n\n\n

Ketiga,<\/strong> at-Takaaluf<\/em> \u2013 Lumrah jika dalam berkehidupan manusia akan saling membebani. <\/p>\n\n\n\n

Inilah fase ujian bagi seorang sahabat saat sahabatnya sedang terpuruk atau tertimpa musibah, Kita tidak bisa hanya menenangkannya tanpa memberikan solusi. Wajar apabila sesama teman saling merepotkan, \u00a0Jika salah satu sahabat terlilit hutang dengan rentenir, bank, atau membutuhkan biaya pengobatan rumah sakit, sebagai sahabat kita diwajibkan untuk menolongnya. Pertanyaan selanjutnya adalah, mampukah kita berkorban lebih yakni dengan membantu\u00a0 membayar hutangnya atau meringankan biaya pengobatannya? Di sinilah, loyalitas dan solidaritas ukhuwah<\/a>\/persahabatan semakin diuji.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, alangkah\u00a0 baiknya jika sesama manusia senantiasa saling mendoakan.<\/p>\n\n\n\n

Ini\nmerupakan fase pamungkas setelah semua proses saling mengenal, saling memahami\ndan saling membebani. Jika tak saling mendoakan, fase-fase yang telah\nditempuh sebelumnya akan terasa sia-sia. Persahabatan secara lahiriyah sangat\ntidak cukup sebab tidak ada ikatan kuat secara bathiniyah. Padahal, saling\nmendoakan itu mudah dilakukan dan menjadi ikatan batin yang kuat.<\/p>\n\n\n\n

Nabi\nSAW bersabda:<\/p>\n\n\n\n

\u0639\u064e\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0628\u0650\u064a\u0652 \u0627\u0644\u062f\u064e\u0651\u0631\u0652\u062f\u064e\u0627\u0621\u0650 \u0623\u064e\u0646\u064e\u0651 \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0628\u0650\u064a\u064e\u0651 \u0635\u064e\u0644\u064e\u0651\u0649\n\u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0633\u064e\u0644\u064e\u0651\u0645\u064e \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e: \u062f\u064e\u0639\u0652\u0648\u064e\u0629\u064f \u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0631\u0652\u0621\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u0633\u0652\u0644\u0650\u0645\u0650\n\u0644\u0650\u0623\u064e\u062e\u0650\u064a\u0647\u0650 \u0628\u0650\u0638\u064e\u0647\u0652\u0631\u0650 \u0627\u0644\u0652\u063a\u064e\u064a\u0652\u0628\u0650 \u0645\u064f\u0633\u0652\u062a\u064e\u062c\u064e\u0627\u0628\u064e\u0629\u064c\u060c \u0639\u0650\u0646\u0652\u062f\u064e \u0631\u064e\u0623\u0652\u0633\u0650\u0647\u0650\n\u0645\u064e\u0644\u064e\u0643\u064c \u0645\u064f\u0648\u064e\u0643\u064e\u0651\u0644\u064c \u0643\u064f\u0644\u064e\u0651\u0645\u064e\u0627 \u062f\u064e\u0639\u064e\u0627 \u0644\u0650\u0623\u064e\u062e\u0650\u064a\u0647\u0650 \u0628\u0650\u062e\u064e\u064a\u0652\u0631\u064d\u060c \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0644\u064e\u0643\u064f\n\u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u0648\u064e\u0643\u064e\u0651\u0644\u064f \u0628\u0650\u0647\u0650: \u0622\u0645\u0650\u064a\u0646\u064e \u0648\u064e\u0644\u064e\u0643\u064e \u0628\u0650\u0640\u0645\u0650\u062b\u0652\u0644\u064d<\/p>\n\n\n\n

Dari\nAbu ad-Darda\u2019 ra. bahwa sesungguhnya  Rasulullah Saw. bersabda, \u201cDo\u2019a\n(kebaikan) seorang Muslim bagi saudaranya sesama Muslim di belakangnya tanpa\nsepengetahuannya adalah mustajab dikabulkan oleh Allah, di atas kepalanya ada\nmalaikat yang ditugaskan (dengan perintah Allah untuk urusan ini), setiap kali\ndia mendoakan kebaikan bagi saudaranya, maka malaikat yang ditugaskan itu\nberkata: \u201cAmin (Ya Allah, kabulkanlah!) dan kamu juga akan mendapatkan kebaikan\nseperti itu\u201d.<\/em> (HR. Muslim no. 2733).<\/p>\n\n\n\n

Ada sebuah ungkapan bahwa hal yang paling kuat dalam sebuah hubungan adalah ketika kedua individu konsisten untuk saling mendoakan. Mari menjaga ukhuwah Islamiyah dengan doa agar Allah pun meridhoi hubungan persahabatan yang tengah dijalankan. Persahabatan pun akan panjang umur tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat kelak. Aamiin<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Kita pasti pernah bertanya, mengapa Allah menciptakan perbedaan sebegitu banyaknya? Allah menciptakan manusia dengan suku bangsa, budaya, dan kelompok-kelompok yang berbeda. Sebagai makhluknya, kita mesti terbiasa dengan perbedaan dan merajut perbedaan tersebut dalam ukhuwah Islamiyah yang baik. Mengapa hal yang demikian menjadi penting? Sebab, persoalan \u00a0tersebut telah tercatat dalam firman Allah SWT sebagai […]<\/p>\n","protected":false},"author":12,"featured_media":2957,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[2006,2005,2004],"yoast_head":"\n