Pecihitam.org<\/strong> – Pada abad ke 10 M, Islam sudah mulai masuk ke Indonesia. Kemudian proses penyebarannya secara massif terjadi pada abad ke 14 M. Namun, Islam benar-benar semakin menancapkan kekuatannya adalah pada akhir abad ke 19 M. Pada akhir abad ke 19 M itulah kaum muslim terpelajarnya semakin banyak dan kuat. <\/p>\n\n\n\n Pada abad ke 10 M, Islam masuk di Indonesia ditandai dengan adanya makam Fatiman binti Maimun<\/a> di Jawa Timur. Selain makam tersebut, ada makam-makam lain yang ditemukan pada abad ke 11-12 M. <\/p>\n\n\n\n Pada fase ini Islam baru mulai masuk ke Indonesia. Walaupun sudah banyak upaya dakwah, namun skalanya tidak terlalu besar. Wajar saja, sebab pada era ini masih merupakan era rintisan.<\/p>\n\n\n\n Kemudian, perkembangan selanjutnya adalah pada abad ke 14 M hingga awal abad ke 19 M. Pada periode ini, Islam melakukan dakwah secara laus dan berhasil mengislamkan hampir semua penduduk bumi Nusantara<\/a>.<\/p>\n\n\n\n Adapun usaha-usaha ini meliputi dengan tumbuhnya kerajaan Islam di Demak dan di Mataram (Yogyakarta). Dengan adanya kerajaan-kerajaan Islam ini banyak penduduk kerajaan ini masuk Islam. <\/p>\n\n\n\n Struktur sosial masyarakat Jawa yang tunduk dengan kekuasaan raja menjadikannya mudah untuk mengikuti kepercayaan yang dianut oleh penguasa.<\/p>\n\n\n\n Awal mulanya, Islamisasi melalui jalur kekuasaan ini dengan strategi menikah dengan keluarga raja. Misalnya ini terjadi ketika puteri dari Kerajaan Champa (Vietnam) Islam menikah dengan raja Kerajaan Majapahit. Dengan pernikahan tersebut kemudian melahirkan keturunan bernama Raden Patah yang kemudian mendirikan Kerajaan Demak.<\/p>\n\n\n\n Contoh lain adalah ketika Pangeran Kerajaan Padjajaran menikah dengan puteri seorang ulama di Cirebon. Dari pernikahannya dengan pangeran tersebut melahirkan putera putri yang mendalami ajaran Islam dengan serius. Dan akhirnya anak keturunan dari Kerajaan Padjajaran ini menjadi tokoh penting Islamisasi di wilayah Jawa Barat.<\/p>\n\n\n\n Selain melalui jalur kekuasaan, Islamisasi pada fase ini juga melalui jalur pesantren. Menurut informasi sejarah, pesantren pertama kali didirikan adalah sejak abad ke 18 M di Karesidenan Madiun. <\/p>\n\n\n\n Pesantren di wilayah ini didirikan oleh Kiai Hasan Besari. Tanah daerah yang didirikan pesantren tersebut oleh Kerajaan Mataram Islam diberikan status tanah perdikan. <\/p>\n\n\n\n Tanah perdikan adalah status istimewa. Yakni menjadi wilayah yang bebas pajak dan di sana menjadi sentra pendidikan agama. Dari pesantren tersebut kemudian menjadikan lahirnya kaum muslim dengan literasi keislaman yang dalam. Dari sinilah sebetulnya kelompok santri muncul.<\/p>\n\n\n\n Walaupun Islamisasi sudah sangat berkembang bahkan hampir semua penduduk Nusantara memeluk Islam. Namun, kelompok terpelajar muslimnya masih berjumlah kecil. Secara nominal muslim dengan wawasan agama yang awam masih sangat mendominasi.<\/p>\n\n\n\n Nah, kemudian perkembangan Islam secara mendalam baru terjadi dimulai pada akhir abad ke 19 M. Pada fase ini, kisaran tahun 1880 M, jumlah jama’ah haji meningkat tajam. <\/p>\n\n\n\n