Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":31117,"date":"2020-01-10T19:39:09","date_gmt":"2020-01-10T12:39:09","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=31117"},"modified":"2020-01-10T19:39:10","modified_gmt":"2020-01-10T12:39:10","slug":"mengenal-khabar-ahad-hadits-yang-diterima-dan-disampaikan-oleh-satu-perawi","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-khabar-ahad-hadits-yang-diterima-dan-disampaikan-oleh-satu-perawi\/","title":{"rendered":"Mengenal Khabar Ahad: Hadits yang Diterima dan Disampaikan oleh Satu Perawi"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Khabar (Hadits) yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi SAW baik perkataan, perbuatan, taqrir serta sifat. Khabar ahad, yaitu hadits dengan riwayat yang diterima dan disampaikan dari satu orang perawi. Sedangkan menurut terminologi Khabar Ahad ialah hadist yang tidak memenuhi syarat-syarat tertentu untuk mencapai tingkat mutawatir.<\/p>\n\n\n\n

Ahad di ambil dari bahasa arab yaitu \u0648\u0627\u062d\u062f<\/strong>, bentuk jama\u2019nya adalah \u0622\u062d\u0627\u062f <\/strong>yang berarti satu. Hadits ahad tidaklah seperti hadits mutawatir yang memiliki banyak perawi di setiap sanadnya sehingga mustahil adanya plagiasi atau persekongkolan untuk memalsukan atau berbohong terhadap hadits Rasulullah SAW. <\/p>\n\n\n\n

Dengan demikian hadits ahad memberi faidah ilmu nadzhori yaitu ilmu yang diperlukan dalam penelitian dan pemeriksaan terlebih dahulu, apakah jumlah perawi pada setiap tobaqot sanadnya memiliki sifat-sifat yang dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian setelah adanya penelitian terhadap perawi yang ada dalam hadits ahad tersebut barulah para ulama bisa menentukan tingkat kualitas hadits ahad tersebut, apakah sohih, hasan, dan dhoif. <\/p>\n\n\n\n

Khabar ahad dibagi menjadi beberapa bagian;<\/p>\n\n\n\n

Pertama, Hadits mansyur<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Secara bahasa berasal dari kata\u0634\u0647\u0631 \u064a\u0634\u0647\u0631 \u0634\u0647\u0631\u0629 \u0648\u0645\u0634\u0647\u0648\u0631 <\/strong>yang memiliki arti yang sama dengan \u0638\u0647\u0631 <\/strong>atau \u0623\u0639\u0644\u0646 <\/strong>yang artinya adalah tenar, terkenal dan menampakkan.<\/p>\n\n\n\n

Hadits mansyur ada dua yaitu mansyur istilahi dan ghairu istiilahi. Masyhur istilahi adalah hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang lebih dari beberapa tingkatan sanad namun sampai pada kriteria mutawatir. Hadits masyhur goiru istilahi tidak disyaratkan seperti yang demikian.<\/p>\n\n\n\n

Kadang hadits masyhur istilahi datang dengan 2 sanad, kadang dengan 1 sanad, bahkan kadang ada hadist mansyur goiru istilahi yang datang tanpa sanad yang sering kita dengar pada kajian kutubussittah kata-kata \u0644\u0627 \u0627\u0635\u0644 \u0644\u0647.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Kedua, Hadits Aziz<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Dari segi bahasa kata aziz bersifat Musyabbahah dari kata \u0639\u0632 \u064a\u0639\u0632<\/strong> yang berarti \u0642\u0644 \u0648 \u0646\u0630\u0631<\/strong> atau dari kata \u0639\u0632 \u064a\u0639\u0632<\/strong> yang berarti \u0642\u0648\u064a \u0648\u0627\u0634\u062a\u062f<\/strong> berarti kuat. Diberi nama aziz yang berarti langka, sedikit dan kuat. Sedikit atau langka yang kemudian posisinya menjadi kuat. Adapun secara istilah yaitu \u0627\u0644\u0630\u0649 \u064a\u0643\u0648\u0646 \u0641\u0649 \u0637\u0628\u0642\u0629 \u0645\u0646 \u0637\u0628\u0642\u0627\u062a \u0633\u0646\u062f\u0647 \u0631\u0627\u0648\u064a\u0627\u0646 \u0641\u0642\u0637<\/strong> hadits yang satu tingkatan dari beberapa tingkatan sanadnya terdapat dua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga, Hadits Ghorib<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Kata ghorib dalam bahasa sifatnya juga musyabbahah yang berarti sendirian atau munfarid\/mufrod jauh dari kerabat, asing dan sulit dipahami. Kalau dalam ilmiah seperti introvert<\/strong>. Secara istilah
\u0645\u0627 \u062a\u0641\u0631\u062f \u0628\u0647 \u0631\u0627\u0648 \u0648\u0627\u062d\u062f \u0641\u0649 \u0623\u064a \u0637\u0628\u0642\u0629 \u0645\u0646 \u0637\u0628\u0642\u0627\u062a \u0627\u0644\u0633\u0646\u062f<\/strong> hadits yang berdiri sendiri, seorang perawi dimana saja tingkatannya dari beberapa tingkatan yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Nama lain dari hadits ghorib adalah fardun, yang dalam bahasa artinya tunggal atau satu. Adapun macam dari hadits ghorib yaitu ghorib mutlak dimana hadis yang gharobahnya (perawi atau satu orang) terletak pada pokok sanad.<\/p>\n\n\n\n

Pokok sanad adalah ujung sanad yaitu seorang sahabat. Kemudian ghorib nishby yang artinya hadits yang ghurobah atau perawinya satu orang ditengah sanad, misalnya:<\/p>\n\n\n\n

\u0639\u0646 \u0623\u0646\u0633 \u0631\u0636\u064a \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0646\u0647 \u0623\u0646 \u0627\u0644\u0646\u0628\u064a \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u062f\u062e\u0644 \u0645\u0643\u0629 \u0648 \u0639\u0644\u0649 \u0631\u0623\u0633\u0647 \u0627\u0644\u0645\u063a\u0641\u0631<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Dari anas ra. Bahwa nabi masuk ke kota Makkah diatas kepalanya mengenakan igal. (HR. Bukhari Muslim)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Menurut para ulama gharib nishby dibagi menjadi tiga:<\/p>\n\n\n\n