Pecihitam.org <\/strong>– Acara Pembinaan Warga Nahdliyyin dan Peresmian gedung ranting NU Desa Mandalaguna, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, dihadari Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin (Gus Ishom).<\/p>\n\n\n\n

Pada kesempatan itu, Gus Ishom\nmenyampaikan ceramah di hadapan ribuan Nahdliyin yang hadir. <\/p>\n\n\n\n

\u201cHari ini NU sedang banyak mendapat\nfitnah dari berbagai kalangan. Media sosial menjadi salah satu alat untuk\nmenyerang NU baik secara pribadi atau secara institusi,\u201d ujar Gus Ishom,\ndikutip dari situs resmi NU, Jumat, 10 Januari 2020.<\/p>\n\n\n\n

“Mungkin kita pernah dengar, dulu\nKetua Umum PBNU dihujat dan difitnah karena berbicara semakin panjang\njenggotnya semakin goblok orangnya. Padahal Kiai Said waktu itu sedang ceramah\ndi pesantren, itu ceramah di kalangan warga NU, dimana pimpinan tertinggi NU\nhadir di sana,” sambungnya.<\/p>\n\n\n\n

Gus Ishom mengatakan, Kiai Said sedang\nmenyampaikan bahwa ia tidak ingin orang-orang NU hanya hebat dalam tampilan\nbelaka, memanjangkan jenggot, jubahan, dahi dihitamkan, tapi tidak hebat dalam\njiwanya, akhlaknya dan kedalaman ilmuannya. <\/p>\n\n\n\n

“Ketua NU ingin mengatakan, \u2018Hei\norang-orang NU, jangan hanya panjangan jenggot, tapi ilmu dan wawasanmu tidak\nluas, akhlak mu tidak baik.\u2019 Namun, karena ada orang-orang yang benci, akhirnya\nvideo itu dipotong dan disebarkan oleh orang tak bertanggung jawab untuk\nmencaci maki Kiai Said,” katanya. <\/p>\n\n\n\n

Gus Ishom mengatakan, Ketua Umum PBNU\nbukan orang bodoh. Ia belajar di pondok pesantren puluhan tahun. <\/p>\n\n\n\n

“Saya katakan bahwa apa yang\ndisampaikan Ketua Umum PBNU, ada rujukannya dari kitab-kitab terdahulu,” ujarnya.<\/p>\n\n\n\n

 Kiai muda asal Lampung ini juga menegaskan\nbahwa sekarang orang beragama lebih banyak memperhatikan penampilan fisik saja,\npakaian ada pakaian syar\u2019i, jilbab syar’i, padahal dulu, orang tua kita dulu\npakai jilbab seadanya. <\/p>\n\n\n\n

“Saya katakan, silakan saja mau\npakai baju, jilbab, celana seperti apa juga, tapi jangan pernah mudah\nmengkafirkan sesama Muslim,\u201d kata Gus Ishom. <\/p>\n\n\n\n

Kondisi keberagamaan  umat Islam Indonesia, sambungnya, baru tampak\nlahiriyahnya saja, belum pada kualitas keilmuannya. <\/p>\n\n\n\n

“Contoh, anak yang kuliah baru\nbelajar beragama, pulang ke desa tiba-tiba celananya jadi cingkrang, dahinya\nhitam, silakan saja, gak ada masalah, tapi jangan menyalahkan orang lain yang\ncelananya melampaui mata kaki. Padahal Abu Bakar Siddiq, dulu jubahnya\nmelampaui mata kaki. Pembelajarannya adalah dengan berpakaian kita tidak boleh\nmenyombongkan diri,” pungkasnya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Acara Pembinaan Warga Nahdliyyin dan Peresmian gedung ranting NU Desa Mandalaguna, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, dihadari Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin (Gus Ishom). Pada kesempatan itu, Gus Ishom menyampaikan ceramah di hadapan ribuan Nahdliyin yang hadir. \u201cHari ini NU sedang banyak mendapat fitnah dari berbagai kalangan. Media sosial […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":31280,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[8985,50],"yoast_head":"\n