Pecihitam.org- <\/strong> Bagaimana hukum belajar Bahasa arab dengan tujuan memahami al-Qur\u2019an, mengingat kita bukanlah orang arab dan belum terbiasa menggunakan Bahasa arab setiap harinya. <\/p>\n\n\n\n

Bahasa Arab pertama sekali dikenal sebagai bahasa-bahasa orang-orang di Semenanjung Arab. Al-Quran ditulis dalam bahasa Arab yang sangat indah susunannya dan rangkaian kalimatnya. <\/p>\n\n\n\n

Karena itu, bangsa Arab tersihir. Sudah tidak diragukan lagi bahwa al-Qur\u2019an turun pada sebuah bangsa yang memperhatikan keindahan kata, kefasihan berbicara, dan perasaan yang kuat terhadap keindahan bahasanya.<\/p>\n\n\n\n

Bahasa Arab merupakan sumber terpenting dalam memahami al-Qur\u2019an. Dalam ilmu tafsir, bahasa Arab mempunyai urgensi antara lain, mengetahui makna semantik dari ayat al-Quran, dan mengetahui maksud yang terkandung dari ayat tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Imam Syafi\u2019i<\/a> telah memberikan penjelasan tentang pentingnya bahasa Arab. Dengan membedakan kebutuhan setiap orang muslim akan bahasa Arab, dan kebutuhan bagi yang ingin memiliki ilmu guna memahami al-Qur\u2019an dan Sunnah serta memahami hukum-hukum yang ada di dalamnya. <\/p>\n\n\n\n

Di dalam buku yang sama Imam Sy\u00e2fi\u2019i menganggap berdosa orang yang membicarakan tentang makna al-Qur\u2019an yang tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang bahasa Arab.<\/p>\n\n\n\n

Bahasa Arab merupakan sarana seseorang untuk memahami makna yang terkandung di dalam al-Qur\u2019an. Bahasa Arab pula digunakan sebagai rujukan dalam memahami dan mentafsirkan al-Qur\u2019an. <\/p>\n\n\n\n

Menurut al-Q\u00e2simy bahasa Arab dalam al-Qur\u2019an adalah bahasa Arab yang digunakan dan dikenal pada saat al-Qur\u2019an diturunkan tanpa melihat perkembangan bahasa Arab yang ada pada masa modern. <\/p>\n\n\n\n

Sedangkan, perkembangan ilmu semantik bahasa Arab tidak dapat dijadikan dasar dalam memahami Al-Qur\u2019an. Mufassir tanpa memiliki pengetahuan tentang bahasa Arab, maka orang tersebut telah memahami al-Qur\u2019an dan menafsirkannya sesuai dengan akalnya.<\/p>\n\n\n\n

Hukum belajar bahasa Arab dengan tujuan memahami al-Qur\u2019an dan Hadith adalah wajib. Karena, al-Qur\u2019an dan Hadith tidak dapat dipahami dengan baik kecuali dengan pemahaman bahasa Arab. Orang yang mampu berbahasa Arab akan lebih mudah baginya untuk memahami al-Quran dan Hadith Nabi Muhammad. <\/p>\n\n\n\n

Langkah pertama yang harus di pelajari dalam mentafsirkan AlQur\u2019an adalah memahami kosakata dalam al-Qur\u2019an. Ketidaktahuan kosakata menyebabkan ketidakpahaman terhadap teks secara keseluruhan. <\/p>\n\n\n\n

Seseorang tidak diperbolehkan untuk memberikan makna terhadap ayat-ayat Al-Qur\u2019an berdasarkan yang mereka temukan berdasarkan pendapat ulama-ulama yang muncul pada periode berikutnya, namun harus mentafsirkannya sesuai dengan pemahaman generasi pertama (para sahabat), dan juga harus mengembalikan makna ayat tersebut sesuai dengan apa yang dikenal bangsa Arab, serta tradisi mereka saat al-Qur\u2019an diturunkan.<\/p>\n\n\n\n

Dalam kaitan dengan pemaknaan sebuah lafadz di dalam Al-Qur\u2019an seorang mufassir juga harus melihat konteksnya (siy\u00e2q) agar dapat membedakan makna dari satu dengan yang lain, dan memahami sebuah konteks kebahasaan. <\/p>\n\n\n\n

Adapun konteks-konteks tersbebut sebagai berikut: <\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong><\/em>, Konteks yang berhubungan dengan tempat (siyaq al-makany) yaitu konteks ayat dalam sebuah surat, dan kedudukan apakah datang sebelumnya ataupun sesudahnya, ataupun dengan memperhatikan posisi ayat dalam sebuah surat; posisi kalimat dalam sebuah ayat. Konteks tersebut harus diperhatikan sehingga tidak memotong antara ayat maupun kalimat sebelum dan sesudahnya.<\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/em><\/strong>, Konteks zaman atau waktu (siyaq al-zamany) sebuah ayat dengan melihat konteks turunnya ayat tersebut, yaitu konteks ayat di antara ayat-ayat lainnya sesuai dengan urutan turunnya. <\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong><\/em>, Konteks tematik (siyaq al-maudhu\u2019i), yaitu mempelajari ayat al-Qur\u2019an yang dikumpulkan dalam satu tema, baik berupa tema-tema umum seperti kisah-kisah qurany ataupun perumpamaan yang ada dalam al-Qur\u2019an dan hukum-hukum fiqih, juga tema-tema khusus seperti kisah khusus seorang nabi ataupun sebuah hukum, yang dapat ditelusuri di dalam al-Qur\u2019an secara keseluruhan. <\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong><\/em>, Konteks tentang maksud dan tujuan ayat-ayat al-Qur\u2019an (siyaq al-maqashidy).<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong><\/em>, Konteks sejarah (siyaq at-tar i khy) dengan melihat konteks kejadian sejarah masa lampau yang telah diceritakan di dalam al-Qur\u2019an saat diturunkan (asbab al-nuzul) dan kejadian-kejadian pada masa sekarang. Al-Qur\u2019an diturunkan selalu berdampingan dengan konteks turunnya ayat-ayat Al-Qur\u2019an. <\/p>\n\n\n\n

Keenam<\/strong><\/em>, Konteks kebahasaan (siyaq al-lughawy), yaitu mempelajari teks AlQur\u2019an dengan melihat hubungan (korelasi) satu lafadz dengan lafadz yang lainnya dengan menggunakan beberapa instrumen untuk menghubungkan antara lafadz-lafadz tersebut. Korelasi tersebut melahirkan makna semantik baik secara keseluruhan ataupun hanya sebagian. <\/p>\n\n\n\n

Ada beberapa aspek pentingnya bahasa Arab dalam memahami al-Qur\u2019an dan tafsirnya di antaranya adalah:<\/p>\n\n\n\n

(a)<\/strong> Di antara faktor kesalahan dalam mentafsirkan al-Qur\u2019an dan kesalahan dalam memahami ayat-ayat al-Qur\u2019an serta penyimpangan dalam memahami teks-teks keagamaan adalah tidak memiliki kemampuan dalam membaca, menulis, memahami dan mempraktikkan bahasa Arab; tidak mengetahui struktur atau gramatikal dalam bahasa Arab dan ilmu balaghoh. Kemampuan lemah bahasa Arab memicu kesalahan dalam mentafsirkan dan memahami al-Qur\u2019an. <\/p>\n\n\n\n

(b)<\/strong> Kemampuan bahasa Arab dipandang hal yang penting untuk memahami dan mentafsirkan al-Qur\u2019an. Para ulama memberikan syarat bahwa untuk mentafsirkan Al-quran seseorang harus menguasai bahasa Arab dengan baik dan benar. <\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana perkataan Mujahid bahwa tidak diperbolehkan bagi orang yang beriman berbicara tentang ayat alQur\u2019an (mentafsirkannya) kecuali orang tersebut menguasai bahasa Arab. <\/p>\n\n\n\n

(c)<\/strong> Belajar bahasa Arab berserta ilmu-ilmu yang berhubungan dengannya merupakan keharusan yang tidak bisa kita tinggalkan untuk memahami al-Qur\u2019an dan mentafsirkannya.<\/p>\n\n\n\n

Jadi dapat kita fahami bahwa, bahasa Arab memiliki peranan penting untuk memahami Al-Qur\u2019an dan menafsirkannya. Bahasa Arab merupakan salah satu di antara syarat-syarat ijtihad dalam menentukan hukum dengan meggunakan dalil syar\u2019i yang ada dalam Al-Qur\u2019an ataupun Hadith. <\/p>\n\n\n\n

Hukum belajar bahasa Arab merupakan keharusan, karena tidak mungkin memahami al-Qur\u2019an kecuali dengan memahami bahasa Arab. Seseorang yang menjelaskan makna al-Qur\u2019an tanpa memiliki kemampuan bahasa Arab akan rentan menimbulkan kekeliruan.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org- Bagaimana hukum belajar Bahasa arab dengan tujuan memahami al-Qur\u2019an, mengingat kita bukanlah orang arab dan belum terbiasa menggunakan Bahasa arab setiap harinya. Bahasa Arab pertama sekali dikenal sebagai bahasa-bahasa orang-orang di Semenanjung Arab. Al-Quran ditulis dalam bahasa Arab yang sangat indah susunannya dan rangkaian kalimatnya. Karena itu, bangsa Arab tersihir. Sudah tidak diragukan lagi […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":31722,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,6],"tags":[9047],"yoast_head":"\n