Pecihitam.org<\/strong> – Membahas antara usaha dan takdir memanglah hal yang rumit, karena sebagian nash Al-Qur\u2019an dan Sabda Rasulullah yang membahas takdir sepintas saling bertentangan. <\/p>\n\n\n\n Dalam nash terdapat keterangan bahwa takdir sudah tertulis di lauhil makhfudz dan tintanya sudah kering. Sementara ada nash yang mengatakan bahwa berdoa dapat merubah takdir, ataupun bersilaturahim dapat memperpanjang usia dan sebagainya.<\/p>\n\n\n\n Hal ini kadang membuat kita bingung, apakah segala yang kita perbuat didunia ini sudah menjadi kehendak Allah. Ketika kita beribadah ataupun bermaksiat, apakah hal itu telah tertulis dilauhil mahfudz sebagai takdir kita. Oleh sebab itu perlu kita ketahui terlebih dahulu apa itu takdir, sebagian ulama kemudian membagi tadir untuk menjawab kerumitan ini.<\/p>\n\n\n\n Yang pertama yaitu takdir (qadla\u2019) mubram, takdir ini sudah bersifat mutlak, seperti halnya kita ditakdirkan dilahirkan di Indonesia, dilahirkan oleh ibu yang bernama fulan, mempunyai ayah fulan, di takdirkan jadi laki-laki atau perempuan dan sebagainya.<\/p>\n\n\n\n Kemudian yang kedua yaitu takdir mu\u2019allaq, yaitu takdir yang masih dapat dirubah dengan ikhtiar, seperti halnya kebodohan yang diusahakan dengan berdoa dan berusaha, seperti belajar dan sebagainya. Dengan adanya pembagian ini sudah cukup menjadi gambaran kita tentang takdir, namun pembagian ini belum menjadi patokan yang sempurna.<\/p>\n\n\n\n Karena nash-nash tidak ada yang menerangkan tentang pembagian-pembagian ataupun kategori takdir yang masuk dalam mubram atau mu\u2019allaq. Sebagai contoh, tentang kemiskinan apakah itu termasuk dalam kategori takdir mubram atau muallaq. Sebagian orang awam berpendapat bahwa takdir mubram hanya tentang rezeki, jodoh dan maut. Namun apakah benar akan hal itu?<\/p>\n\n\n\n Kita terkadang melihat orang miskin yang selalu berdoa dan bekerja keras namun sampai akhir hayatnya masih dalam keadaan miskin. Namun kadang juga kita melihat orang miskin yang menjadi kaya raya karena usaha dan doanya. Jadi antara usaha dan takdir memanglah rumit.<\/p>\n\n\n\n Tentu ini menjadi kerumitan yang kita tidak\ntahu. Kita dapat mengetahui takdir setelah takdir itu terjadi, sebelum itu\nsangat sulit untuk mengetahui. Karena yang mengetahui hanya Allah ta\u2019ala, dalam\nAl-Qur\u2019an telah dijelaskan:<\/p>\n\n\n\n \u0648\u064e\u0639\u0650\u0646\u0652\u062f\u064e\u0647\u064f \u0645\u064e\u0641\u064e\u0627\u062a\u0650\u062d\u064f \u0627\u0644\u0652\u063a\u064e\u064a\u0652\u0628\u0650 \u0644\u064e\u0627 \u064a\u064e\u0639\u0652\u0644\u064e\u0645\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0625\u0650\u0644\u064e\u0651\u0627 \u0647\u064f\u0648\u064e \u0648\u064e\u064a\u064e\u0639\u0652\u0644\u064e\u0645\u064f \u0645\u064e\u0627 \u0641\u0650\u064a \u0627\u0644\u0652\u0628\u064e\u0631\u0650\u0651 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0628\u064e\u062d\u0652\u0631\u0650 \u0648\u064e\u0645\u064e\u0627 \u062a\u064e\u0633\u0652\u0642\u064f\u0637\u064f \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0648\u064e\u0631\u064e\u0642\u064e\u0629\u064d \u0625\u0650\u0644\u064e\u0651\u0627 \u064a\u064e\u0639\u0652\u0644\u064e\u0645\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u062d\u064e\u0628\u064e\u0651\u0629\u064d \u0641\u0650\u064a \u0638\u064f\u0644\u064f\u0645\u064e\u0627\u062a\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0623\u064e\u0631\u0652\u0636\u0650 \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u0631\u064e\u0637\u0652\u0628\u064d \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u064a\u064e\u0627\u0628\u0650\u0633\u064d \u0625\u0650\u0644\u064e\u0651\u0627 \u0641\u0650\u064a \u0643\u0650\u062a\u064e\u0627\u0628\u064d \u0645\u064f\u0628\u0650\u064a\u0646\u064d <\/strong><\/p>\n\n\n\n \u201cDan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).\u201d (QS. al-An\u2019am: 59) <\/em><\/p>\n\n\n\n Nash diatas menjelaskan pandangan takdir (qadla) disisi Allah sudah bersifat mubram atau tidak bisa dirubah hingga menjadi kenyataan (qadar). Namun ada pandangan takdir sisi malaikat yaitu bahwa takdir manusia di lauhil mahfudz<\/a><\/strong> sudah bersifat mubram dan juga ada yang masih bersifat muallaq.<\/p>\n\n\n\n Seperti, fulan yang ditakdirkan bodoh kemudian malaikat melihat apakah kebodohan si fulan ini dapat dirubah atau tidak, tergantung dari usaha si fulan. Ketika si fulan berlajar dengan sungguh-sungguh dan selalu berdoa bisa saja kebodohannya dihapus dan diganti dengan kecerdasan dengan seizin Allah.<\/p>\n\n\n\n