Pecihitam.org<\/strong> – Pada zaman permulaan Islam, suatu hari Abu Bakar <\/a><\/strong>berbicara di hadapan orang-orang kafir di Masjidil Haram. Ia dipukuli dan diinjak-injak sampai tidak sadar dan hampir mati. Bani Taim membawa ia ke rumahnya. <\/p>\n\n\n\n

Menjelang malam hari. Abu Bakar membuka kelopak matanya dan mulai sanggup berbicara. Dan apakah kalimat pertama yang diucapkan Abu Bakar setelah dia pingsan sekian lama? Abu Bakar berkata, \u201cBagaimana keadaan Rasulullah saw.? ia tidak memperhatikan sama sekali penderitaannya sendiri.<\/p>\n\n\n\n

Ketika Ummul Khair, ibunya, berusaha memberi makan, Abu Bakar berkata, \u201cDemi Allah, saya tidak akan makan dan tidak akan minum apa pun sebelum saya melihat Rasulullah saw. <\/p>\n\n\n\n

Pada pertempuran Uhud, ketika sejumlah orang Islam terbunuh, seorang wanita Anshar diberi tahu bahwa ayahnya, saudaranya, dan anaknya, semuanya gugur di medan pertempuran. Setelah mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, <\/em>wanita itu berkata, \u201cbagaimana keadaan Rasulullah?\u201d <\/p>\n\n\n\n

Ia diberi tahu bahwa Rasulullah saw sehat wal afiat, tetapi ia bersikeras untuk melihatnya sendiri,. Pada akhirnya, setelah ia menemui Rasulullah saw, ia berkata, \u201cYa Rasulullah, segela musibah menjadi kecil setelah aku melihatmu\u201d<\/p>\n\n\n\n

Ada banyak contoh tentang kecintaan sahabat kepada Rasulullah saw. cukuplah\ndi sini disebutkan bahwa setelah Nabi saw wafat, para sahabat menangis bila\nnama Muhammad disebut di depan mereka. Seperti Bilal yang tidak sanggup\nmenyelesaikan adzannya saat ia menyebut nama Muhammad saw, ia menangis karena\nmeraskan kerinduan terhadap Nabi Muhammad saw. <\/p>\n\n\n\n

Apa yang menyebabkan Rasulullah saw dicintai oleh para sahabatnya. Kecintaan itu muncul karena cara Rasulullah saw memperlakukan mereka begitu terhormat. Mari kita lihat bagaimana akhlak Rasulullah saw bergaul dengan sahabat-sahabatnya<\/p>\n\n\n\n

Akhlak pertama yang dicontohkan Rasulullah saw dalam pergaulannya ialah perhatian yang tulus kepada orang lain. <\/em>Beliau Saw mendahulukan orang lain daripada dirinya. Dalam al-Qur\u2019an Nabi Muhammad saw dikenal sebagai raufur rahim. Rauf <\/em>(penyantun), rahim <\/em>(penyayang). Qs. Al-Taubah ayat 128 Allah swt berfirman tentang diri Nabi Muhammad saw, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

\u0644\u064e\u0642\u064e\u062f\u0652 \u062c\u064e\u0627\u0621\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0644\u064c \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0646\u0652\u0641\u064f\u0633\u0650\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0632\u0650\u064a\u0632\u064c \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0645\u064e\u0627\u0639\u064e\u0646\u0650\u062a\u064f\u0651\u0645\u0652 \u062d\u064e\u0631\u0650\u064a\u0635\u064c \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u0624\u0652\u0645\u0650\u0646\u0650\u064a\u0646\u064e \u0631\u064e\u0621\u064f\u0648\u0641\u064c \u0631\u064e\u062d\u0650\u064a\u0645\u064c (128)<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”<\/em><\/p>\n\n\n\n

Dua sifat sifat Tuhan melekat dalam diri Nabi Muhammad saw yaitu sifat rauf <\/em>dan rahim<\/em>. Menurut al-Qur\u2019an, dua sifat ini hanya ada dalam diri Nabi Muhammad saw, dan tidak ditemukan pada nabi-nabi lain.<\/p>\n\n\n\n

Contoh-contoh lain yang membuat sahabat-sahabatnta begirtu mencintai beliau. Pada suatu hari seoranng wanita tua menghentikannya di tengah jalan, dan Rasulullah saw dengan sabar mendengarkan pembicaraan wanita itu. Ia memperbaiki sandal orang miskin, dan memperbaiki baju seorang janda tua. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian, suatu ketika dalam suatu majelis Jabir bin Abdillah al-Bajalli<\/strong><\/a> tidak kebagian tempat duduk. Rasulullah saw membuka gamisnya, melipatnya, dan memberikannya kepada al-Bajalli, seraya berkata, \u201cGunakanlah ini sebagai tempat dudukmu.\u201d Al-Bajalli mengambil gamis itu, menciumnya dengan lembut, dan menangis, \u201c Ya Rasulullah, beginikah caranya engukau menghormati sahabatmu?\u201d<\/p>\n\n\n\n

Akhlak Rasulullah saw yang kedua dalam pergaulan dengan sahabat-sahabatnya ialah kebiasaannya memberikan penghargaan atau pujian. Jika kita membaca sejarah para sahabat, kita akan sulit menentukan mana di antara sahabat itu yang paling istimewa bagi Rasulullah saw.<\/p>\n\n\n\n

Abu Bakar digelari sebagai as-Shiddiq, Umar bin Khattab digelari dengan al-Faruq, Utsman bin Affan digelari Dzu Nurain (pemilik dua cahaya), Ali bin Abi Thalib kotanya ilmu, ia seperti Harun dan Musa. Rasulullah saw mengerti bahwa pada hakikatnya manusia senang dipuji dan dihormati, senang diperhatikan bila mereka meraih sebuah prestasi. <\/p>\n\n\n\n

Akhlak Rasulullah yang ketiga adalah sifatnya yang pemaaf. Kepada mereka\nyang menganiaya dan membunuh sahabat-sahabatnya, ketika ia memasuki Makkah\nsebagai pemenang. Rasulullah saw mengutip ayat al-Qur\u2019an. <\/p>\n\n\n\n

\u201cPada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu, dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para Penyayang (Qs. Yusuf ayat 92).<\/em><\/p>\n\n\n\n

Karena itu, marilah kita catat dalam hati kita masing-masing bagaimana sebaiknya kita bergaul dalam kehidupan sosial dengan saudara-saudara kita seperti yang kita pelajari dari Rasulullah saw. Ia sangat pemaaf baik pada musuh terlebih lagi pada orang-orang mukmin.<\/p>\n\n\n\n

Suka memberi pujian dan penghormatan kepada para sahabatnya yang memang layak mendapatkannya, Ia sangat penyayang dan penyantun pada orang-orang mukmin, Rasulullah saw penuh empati pada setiap umatnya. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Pada zaman permulaan Islam, suatu hari Abu Bakar berbicara di hadapan orang-orang kafir di Masjidil Haram. Ia dipukuli dan diinjak-injak sampai tidak sadar dan hampir mati. Bani Taim membawa ia ke rumahnya. Menjelang malam hari. Abu Bakar membuka kelopak matanya dan mulai sanggup berbicara. Dan apakah kalimat pertama yang diucapkan Abu Bakar setelah […]<\/p>\n","protected":false},"author":25,"featured_media":33091,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[9216],"yoast_head":"\n