Pecihitam.org<\/strong> – Taif, merupakan kota yang berada di dataran tinggi Mekkah. Kota ini menyimpan kisah dan jejak sejarah penyebaran Islam di masa lalu. Sepeninggal istri dan paman tercintanya, Siti Khadijah dan Abu Thalib wafat pada tahun yang sama, Rasulullah Saw. merasa benar-benar kehilangan dan tidak memiliki sandaran berkeluh kesah.<\/p>\n\n\n\n Seperti yang diceitakan Ibn Hisyam dalam al-Sirah al-Nabawiyyah , setelah Khadijah dan Abu Thalib wafat, banyak cacian dan siksaan yang datang kepada Nabi Muhammad Saw. Bahkan, yang menyerangnya tidak lagi para tokoh dari kalangan Quraisy, tapi orang-orang biasa (al-Sufahaa\u2019) juga ikut menyerangnya, di antaranya dengan melemparkan batu dan pasir ke kepala Nabi Saw.<\/p>\n\n\n\n Namun, hal itu semua tidak membuat Nabi bergeming untuk berhenti dakwah sama sekali. Beliau akhirnya pergi ke kota Thaif untuk mencari perlindungan dan juag berdakwah menyebarkan islam disana.<\/p>\n\n\n\n Namun apa dikata, ketika Nabi menghadap pemuka Bani Tsaqif, kemudian bicara tentang Islam dan mengajaknya pada Allah, mereka menolak ajakan Rasulullah Saw. Tokoh tersebut di antaranya adalah dua bersaudara dan satu cucu \u2018Amr bin \u2018Umair: Mas\u2019ud, Habib, dan \u2018Abd bin Layl. <\/p>\n\n\n\n Setelah ketiga tokoh tersebut tidak menerima Nabi Saw., orang-orang Thaif ikut menolak bahkan berteriak-teriak mengejek, bahkan sampai melempari Rasul dengan batu hingga kedua kakinya terluka. Zaid bin Haritsah<\/a><\/strong> yang berusaha melindungi Rasul juga terkena lemparan di kepala.<\/p>\n\n\n\n Nabi dan Zaid berlari sampai sebuah kebun anggur milik Utbah bin Rabiah dan Saibah. Ketika sudah merasa tenang dan terbebas dari kejaran Bani Tsaqif, Rasul berdoa mengadu kepada Allah di tengah kebun anggur Uqbah<\/p>\n\n\n\n Saat itulah, kedua putra Rabiah, \u2018Utbah dan Syaibah melihat kehadiran Rasul di kebun mereka. Merasa iba melihat Rasulullah dan Zaid bin Haritsah terluka parah, mereka lalu memerintahkan budaknya yang beragama Nasrani, Addas agar memberikannya sepiring anggur.<\/p>\n\n\n\n Ketika Addas mengantarkannya kepada Nabi Saw., beliau tersenyum dan menerima pemberian Addas. Saat beliau akan makan, ia mengucapkan terlebih dahulu \u201cdengan menyebut nama Allah\u201d (Bismillah).<\/p>\n\n\n\n Melihat dan mendengar hal ini, Addas terlihat terkejut dan penasaran untuk bertanya: \u201cUcapan tersebut tidak pernah diucapkan oleh seorang pun dari penduduk di negeri ini.\u201d<\/p>\n\n\n\n