PeciHitam.org – <\/strong>Salah satu faktor yang menjadikan Islam tetap eksis hingga sekarang yakni adanya para penghafal hadis dan pembukuan hadis. Hadis sebagai sumber atau referensi otoritatif setelah al-Quran mengenai hukum Islam memegang peranan penting dalam perkembangan Islam.<\/p>\n Sehingga tidak heran jika para penghafal hadis selalu menjaga otentisitas hadis Nabi baik sanad<\/a> maupun matannya. Mereka bahkan rela menjelajah dari suatu tempat ke tempat lain hanya untuk memperoleh hadis dari perawinya.<\/p>\n Dalam menjaga keontisitasan hadis, maka tercetuslah ilmu yang mempelajari seluk beluk hadis, yang dinamakan ulumul hadis (ilmu-ilmu hadis).<\/p>\n Tahap perkembangan ilmu hadis banyak mengalami problematika baik karena faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal disebabkan oleh para perawi hadis itu sendiri yang dianggap sebagai pemicu utama nanti dalam pembagian macam-macam hadis dan faktor eksternal baik berupa keadaan politik, keadaan sosial ataupun keadaan kebudayaan.<\/p>\n Penulisan kitab ulumul hadis sudah dimulai sejak awal abad kedua Hijriyah. Pada masa awal ini, para ulama sudah mengklasifikasi hadis dalam beberapa derajat, seperti shahih, hasan, dhaif, maupun palsu.<\/p>\n Kemunculan ulumul hadis pada abad kedua ini merespons banyaknya hadis-hadis palsu yang digunakan oleh penguasa untuk melegitimasi kekuasaannya. Dirasa perlu adanya suatu ilmu yang menelisik keadaan perawi hadis yaitu al-jarh wa at-ta\u2019dil.<\/em>\u00a0 Ilmu jarh wa ta\u2019dil<\/em> merupakan ilmu yang membahas dan meneliti secara khusus keadaan para perawi hadis.<\/p>\n Ilmu jarh wa ta\u2019dil<\/em>\u00a0 ini dipelopori oleh Abu Bakar Muhammad bin Syihab az-Zuhri, peletak pertama kaidah dasar ilmu hadis. Az-Zuhri inilah orang pertama yang mengumpulkan hadis Rasulullah SAW atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Azis.<\/a><\/p>\n Perkembangan ilmu hadis pada abad keempat dan kelima memerupakan tahap yang sangat krusial. Sebab pada masa abad keempat dan kelima inilah proses penyususan kitab-kitab induk ulumul hadis serta penyebarannya dan sekaligus penyempurnaan kitab hadis berlangsung.<\/p>\n Sejarah peradaban Islam berkaitan dengan sejarah tulis menulis itu pula terjadi dalam ilmu hadis. Penulisan ilmu hadis pada masa keempat dianggap penting supaya tidak hilang hafalan-hafalan yang dimilliki oleh para ulama pada masa itu.<\/p>\n Nuruddin mengganggap masa ini dianggap menjadi masa yang penting karena masa ini akan dijadikan rujukan oleh para ulama dalam menyusun kitab-kitab hadis pada masa berikutnya.<\/p>\n