Pecihitam.org<\/strong> – Syekh Zakaria Al-Anshary dalam kitabnya Tuhfatu at-Thulab<\/em> menyebutkan macam macam haji dan umroh itu ada empat macam, yaitu: Nusuk Islam, Nusuk Qadha\u2019, Nusuk Nadzar, Nusuk Sunnah. <\/p>\n\n\n\n Adapun\u00a0 tehnis pelaksaannya ada tiga cara:<\/p>\n\n\n\n Tidak boleh sebalikya dalam arti melakukan ihram haji kemudian ihram untuk umroh, karena ini tidak memberikan manfaat sama sekali dengan memasukkan umroh ke dalam haji, beda halnya jika hajinya dimasukkan kedalam umroh yang mana bisa memberikan faedah berupa wuquf.<\/p>\n\n\n\n Bagi jamaah haji tamattu\u2019 dan qiran wajib membayar dam, jika bukan penduduk tanah haram, Allah subhanahuwata\u2019ala <\/em>berfirman dalam surat al-Baqarah ayat: 196: <\/p>\n\n\n\n \u0641\u0645\u064e\u0646\u0652 \u062a\u064e\u0645\u062a\u0639\u064e \u0628\u0627\u0644\u0652\u0639\u0645\u0631\u064e\u0629\u0650 \u0625\u0650\u0644\u0649 \u0627\u0644\u062d\u064e\u062c\u0650\u0651 \u0641\u0645\u0627\n\u0627\u0633\u062a\u064a\u0633\u0631\u064e \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0647\u064e\u062f\u0652\u064a\u0650 \u06da \u0641\u0645\u064e\u0646\u0652 \u0644\u0645\u0652 \u064a\u062c\u0650\u062f\u0652 \u0641\u0635\u064a\u0627\u0645\u064f \u062b\u0644\u064e\u0627\u062b\u0629\u0650 \u0623\u064e\u064a\u0627\u0645\u064d \u0641\u064a \u0627\u0644\u062d\u064e\u062c\u0650\u0651\n\u0648\u064e\u0633\u0628\u0639\u0629\u064d \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0631\u064e\u062c\u0639\u062a\u0645\u0652 \u06d7 \u062a\u0650\u0644\u0643\u064e \u0639\u0634\u0631\u064e\u0629\u064c \u0643\u0627\u0645\u0650\u0644\u0629\u064c \u06d7 \u0630\u064e\u0670\u0644\u0643\u064e \u0644\u0645\u064e\u0646\u0652 \u0644\u0645\u0652 \u064a\u0643\u064f\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0647\u0652\u0644\u0647\u064f\n\u062d\u0627\u0636\u0631\u0650\u064a \u0627\u0644\u0652\u0645\u0633\u062c\u0650\u062f\u0650 \u0627\u0644\u062d\u0631\u064e\u0627\u0645\u0650<\/p>\n\n\n\n Artinya: \u201cbagi siapa yang ingin mengerjakan ‘umrah\nsebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah\ndidapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu),\nmaka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila\nkamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu\n(kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di\nsekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah).\u201d<\/p>\n\n\n\n Maka siapa saja yang melakukan tamattu\u2019 dengan ihram dulu kemudian ihram haji maka baginya wajib membayar dam, dan ketentuan ini berlaku bagi yang bukan penduduk di tanah haram, yaitu orang yang berdomisili kurang dua marhalah dari tanah haram.<\/p>\n\n\n\n Dan bagi orang yang mempunyai dua tempat tinggal yaitu ada yang jauh dan ada yang dekat, maka ketentuan yang berlaku adalah yang banyak ditinggali, jika jarak kedua tempat itu sama maka maka ketentuan hukumnya adalah yang banyak ditempati keluarganya atau hartanya, jika semuanya sama (jauh dekatnya, harta dan keluarga) maka ketentuaanya adalah tempat yang ingin dituju ketika pulang, jika belum punya tempat yang dituju ketika pulang atau belum pasti pulang ke mana, maka yang berlaku adalah tempat yang berlaku adalah dari mana dia keluar saat berangkat haji<\/a>, maka jika ia berangkat dari tanah haram maka tidak ada dam baginya.<\/p>\n\n\n\n Para jamaah haji tamattu\u2019 qiran tidak perlu kembali untuk melaksanakan ihram haji dari miqat, meskioun bukan miqat diamana dia memulai ihramnya dari situ, atau lebih dekat darinya, maka jika dia kembali tidak ada kewajiban bayar dam baginya karena tidak ada unsur bersuka ria dan taraffuh (bersenang-senang).<\/p>\n\n\n\n Seseorang berihram dari miqat (umroh) jika dari luar tanah haram, sedangkan bagi penduduk tanah haram, lebih-lebih penduduk Makkah, maka dia harus keluar ke tanah halal meskipun dengan satu langkah, jika tidak keluar tanah tanah halal dan langsung umroh maka diperbolehkan tapi wajib baginya membayar dam, karena pelanggrannya disebablan tidak ihram dari miqat, dan konsekwensinya adalah membayar dam bukan tidak sah umrohnya, karena yang ditinggalkan kewajibannya bukan rukunnya.<\/p>\n\n\n\n Itulah macam macam haji dan teknis pelaksanaannya, sebagaimana telah dijelaskan di atas. Semoga Bermanfaat<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Pecihitam.org – Syekh Zakaria Al-Anshary dalam kitabnya Tuhfatu at-Thulab menyebutkan macam macam haji dan umroh itu ada empat macam, yaitu: Nusuk Islam, Nusuk Qadha\u2019, Nusuk Nadzar, Nusuk Sunnah. Adapun\u00a0 tehnis pelaksaannya ada tiga cara: Ifradh, yaitu melaksanakan haji terlebih dahulu daripada umroh Tamattu\u2019, yaitu melaksanakan umroh terlebih dahulu meskipun diluar bulan haji, kemudian melakukan ibadah […]<\/p>\n","protected":false},"author":17,"featured_media":3529,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2136],"tags":[2243,2242,2241],"yoast_head":"\n