Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":36113,"date":"2020-01-29T21:19:45","date_gmt":"2020-01-29T14:19:45","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=36113"},"modified":"2020-01-29T21:19:57","modified_gmt":"2020-01-29T14:19:57","slug":"mengenal-tafsir-aceh-sebagai-pionir-tafsir-nusantara","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/mengenal-tafsir-aceh-sebagai-pionir-tafsir-nusantara\/","title":{"rendered":"Mengenal \u00a0Tafsir Aceh sebagai Pionir Tafsir Nusantara"},"content":{"rendered":"
PeciHitam.org –\u00a0<\/strong>Dalam konteks sejarah, Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang melahirkan banyak ulama dengan variasi karya dan kontribusinya dalam bidang Fiqh. Demikian halnya, lembaga pendidikan agama tempo dulu (dayah<\/em>) lebih terfokus pada pembelajaran hukum Islam (fiqh) daripada bidang lainnya.<\/p>\n
Indikator yang menguatkan pernyataan tersebut adalah frekuensi pelajaran bidang yang dimaksud lebih besar dari segi kuantitas dan kualitas dibandingkan dengan bidang tafsir, hadis dan lainnya. Ini merupakan realita model pendidikan di Aceh dari masa ke masa.<\/p>\n
Tafsir sebagai media pemahaman al-Quran seharusnya menjadi kurikulum wajib dalam pembelajaran di lembaga Pendidikan dan pada gilirannya akan melahirkan mufassir <\/em>dengan nuansa (alwan<\/em>) yang beragam. Pergeseran tafsir dari posisi ideal ini tentu menjadi pertanyaan besar apalagi di negeri yang kental dengan nuansa syariat.<\/p>\n
Padahal ulama Aceh pada zaman dahulu pernah diukir sekarang sebagai pelopor yang luar biasa dalam hal penafsiran al-Quran dan salah satunya yang sangat menonjol adalah tafsir gempa yang dinamikanya dengan pemahaman Kalam Allah dalam sejumlah yang ayat.<\/p>\n
Karya bernuansa ke-Acehan ini tentu salah satu proses peradaban dalam memberikan dedikasi dan kontribusi patron bagi masyarakat baik pada space <\/em>local, nasional maupun internasional.<\/p>\n
Meskipun secara geo-politis, Aceh mengalami kondisi yang sangat fluktuatif, namun peradaban Aceh terutama terkait dengan perkembangan keilmuan semakin mewacana.<\/p>\n
Karya-karya yang lahir dalam lintas bidang keilmuan menunjukkan betapa kegairahan intelektual di Aceh berkembang pesat. Aceh di sisi ini tidak hanya berada pada peringkat utama, tetapi perdana meskipun tidak semua.<\/p>\n
Secara historis, ulama Aceh dapat dianggap memiliki produktivitas dan kreativitas yang tinggi dalam melakukan penafsiran al-Quran. Hal itu terlihat dari banyak persoalan-persoalan di Aceh; baik hukum, budaya, sosial kemasyarakatan, politik dan seterusnya, para ulama selalu mengawali penjelasan dengan ayat-ayat al-Quran.<\/p>\n
Bahkan dalam Qanun Adat Meukuta Alam terlihat sekali bagaimana ulama Aceh memiliki peranan yang amat penting dalam menginisiasikan substansi Qanun itu sehingga tidak lepas dari nilai-nilai Qurani.<\/p>\n
Qanun tersebut ditetapkan sedemikian rupa dengan mengacu kepada ayat-ayat al-Quran dengan menampilkan ayat-ayat: waman lam yahkum bima anzalallah fa ulaika humul kafirun<\/em>. Ketika sang penguasa muslim mendengar ayat ini, maka ia mesti sepakat jika substansi qanun itu dirujuk kepada al-Quran dan hadis.<\/p>\n
Ulama Aceh secara umum memang tidak mengumpulkan uraian tafsir dalam kitab tertentu. Namun tersebar dalam berbagai kitab fiqh, qanun dan sebagainya, sehingga cenderung tidak sistematis.<\/p>\n
Lazimnya, tidak mungkin seorang ulama memahami fiqh tanpa diawali kompetensi pemahaman tafsir, paling kurang tafsir al-ahkam, <\/em>demikian ilmu-ilmu lainnya. Ilmu-ilmu keislaman tentu bermuara pada al-Quran sebagai sumber pertama, dan tentu saja hadis.<\/p>\n
Pemahaman al-Quran itu kemudian melahirkan tafsir yang dengan alwan <\/em>(nuansa, perspektif) yang beragam; isyari, fiqhi, falsafi, \u2018ilmi<\/a><\/em> dan seterusnya.<\/p>\n