Pecihitam.org <\/strong>– Buaya merupakan hewan yang memiliki bentuk seperti biawak, namun ukurannya lebih besar, dengan kulit yang tebal dan postur yang kekar. Pada umumnya buaya dimanfaatkan untuk dijadikan hewan peliharaan dan diambil kulitnya sebagai bahan fasion, seperti tas, sepatu dan sebagainya.<\/p>\n\n\n\n Namun belum lama ini sempat di hebohkan dengan adanya fatwa dari salah satu ustadz yang mengatakan bahwa buaya halal dikonsumsi. Lantas bernarkah hukum daging buaya halal? Mari kita tinjau pendapat-pendapat dari ulama salaf mengenai hukum daging buaya, sebagaimana berikut:<\/p>\n\n\n\n 1. Ibnu Ruslan<\/strong><\/p>\n\n\n\n Beliau menjelaskan bahwa bahwa daging buaya haram untuk dimakan, yaitu\nterdapat dalam kitab Matan az-Zubad, salah satu nadzamnya: <\/p>\n\n\n\n \u201cHewan yang memiliki kuku (cakar) dan gigi taring yang kuat, haram (dikonsumsi) seperti buaya dan hewan jakal (anjing hutan berbulu kuning),\u201d <\/em><\/p>\n\n\n\n Dari pendapat Ibnu Ruslan ini jelas bahwa buaya berstatus haram untuk dikonsumsi, karena ditinjau dari kuku dan taringnya untuk menlupuhkan mangsanya.<\/p>\n\n\n\n 2. Imam Al-Buhuti. <\/strong><\/p>\n\n\n\n Dalam kitabnya Ar-Raudh Al-Murbi\u2019 Syarah Zadul Mustaqni\u2019 Imam al-Buhuti menjelaskan bahwa :<\/p>\n\n\n\n \u0648\u064a\u0628\u0627\u062d \u062d\u064a\u0648\u0627\u0646 \u0627\u0644\u0628\u062d\u0631 \u0643\u0644\u0647) \u0644\u0650\u0642\u064e\u0648\u0652\u0644\u0650\u0647\u0650 \u062a\u064e\u0639\u064e\u0627\u0644\u064e\u0649 \u0623\u064f\u062d\u0650\u0644\u064e\u0651 \u0644\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0635\u064e\u064a\u0652\u062f\u064f \u0627\u0644\u0652\u0628\u064e\u062d\u0652\u0631\u0650 (\u0625\u0644\u0627 \u0627\u0644\u0636\u0641\u062f\u0639) \u0644\u0623\u0646\u0647\u0627 \u0645\u0633\u062a\u062e\u0628\u062b\u0629 (\u0648) \u0625\u0644\u0627 (\u0627\u0644\u062a\u0645\u0633\u0627\u062d) \u0644\u0623\u0646\u0647 \u0630\u0648 \u0646\u0627\u0628 \u064a\u0641\u062a\u0631\u0633 \u0628\u0647<\/strong><\/p>\n\n\n\n \u201cDan dihalalkan seluruh hewan laut berdasarkan firman Allah\u00a0 Swt; \u2018Dihalalkan hasil tangkapan laut,\u2019\u00a0 kecuali katak karena dianggap khabats (jorok dan menjijikkan) dan buaya karena punya taring untuk mengoyak mangsanya.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Namun hal itu juga menjadi perdebatan para\nulama, jika taringnya yang menjadi sebab keharamannya maka hal itu juga\nharusnya terdapat pada ikan hiu, yang sama-sama memiliki taring, lalu kenapa\nikan hiu berstatus halal untuk dikonsumi.<\/p>\n\n\n\n \u0648\u0645\u0627 \u0628\u0650\u0645\u0650\u062e\u0652\u0644\u064e\u0628\u064d \u0648\u0646\u0627\u0628\u064d \u064a\u064e\u0642\u0652\u0648\u064e\u0649 * \u064a\u064e\u062d\u0652\u0631\u064f\u0645\u064f \u0643\u0627\u0644\u062a\u0650\u0651\u0645\u0633\u064e\u0627\u062d\u0650 \u0648\u0627\u0628\u0652\u0646\u0650 \u0622\u0648\u064e\u0649 <\/h4>\n\n\n\n