Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":3735,"date":"2019-07-27T15:50:53","date_gmt":"2019-07-27T15:50:53","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=3735"},"modified":"2020-06-07T22:41:32","modified_gmt":"2020-06-07T15:41:32","slug":"biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/","title":{"rendered":"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/a><\/strong> Abu Abd al-Mukti Muhammad Nawawi ibn Umar al-Tanara al-Jawi al-Bantani atau lebih dikenal dengan nama Syekh Nawawi Al-Bantani, ulama Indonesia bertaraf Internasioanal yang menjadi Imam di Masjidil Haram. Beliau mendapat gelar Al-Bantani karena lahir di Banten Indonesia tepatnya dilahirkan di Kampung Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang Banten. Ada yang menyebut ulama ini dengan nama Syekh Nawawi Banten, ada pula yang menyebutnya Syekh Nawawi Tanara, karena dia lahir di kampung Tanara.<\/p>\n\n\n\n

Dalam sebagian buku-buku karyanya tertulis nama Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi. Al-Jawi berarti orang jawa atau orang dari pulau Jawa. Syekh Nawawi Banten adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab. Jumlah karyanya lebih dari 115 kitab antara lain meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Syekh Nawawi Banten dijuluki pula sebagai Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz), al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (Imam yang Mumpuni ilmunya), A\u2019yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah (Tokoh Ulama Abad 14 Hijriyah), hingga Imam Ulama al-Haramain, (Imam \u2018Ulama Dua Kota Suci).<\/p>\n\n\n\n

Beliau merupakan anak sulung dari 7 bersaudara, yaitu Ahmad Syihabudin, Tamim, Said, Abdullah, Tsaqilah dan Sariyah. Ayah Syekh Nawawi Banten bernama Umar bin Araby dan ibunya bernama Zubaidah. Beliau adalah generasi ke-12 keturunan dari Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Banten Putra dari Sunan Gunung Jati, Cirebon. Nasabnya melalui jalur Kesultanan Banten ini sampai kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.<\/p>\n\n\n\n


Berikut adalah silsilah Syekh Nawawi Banten sampai dengan Rasulullah SAW :<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
  1. Syekh Nawawi al-Bantani bin<\/li>
  2. Syekh Umar al-Bantani bin<\/li>
  3. Syekh Arabi al-Bantani bin<\/li>
  4. Syekh Ali al-Bantani bin<\/li>
  5. Syekh Jamad al-Bantani bin<\/li>
  6. Syekh Janta al-Bantani bin<\/li>
  7. Syekh Masbuqil al-Bantani bin<\/li>
  8. Syekh Maskun al-Bantani bin<\/li>
  9. Syekh Masnun al-Bantani bin<\/li>
  10. Syekh Maswi al-Bantani bin<\/li>
  11. Syekh Tajul Arsy al-Bantani (Pangeran Sunyararas) bin<\/li>
  12. Sultan Maulana Hasanuddin bin<\/li>
  13. Sultan Syarif Hidayatullah bin<\/li>
  14. Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan bin<\/li>
  15. Sayyid Ali Nurul Alam Azmatkhan bin<\/li>
  16. Sayyid Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini (Syekh Jumadil Kubro) bin<\/li>
  17. Sayyid Ahmad Jalal Syah Azmatkhan bin<\/li>
  18. Sayyid Abdullah Azmatkhan bin<\/li>
  19. Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin<\/li>
  20. Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadramaut) bin<\/li>
  21. Sayyid Muhammad Shahib Mirbath (Hadramaut) bin<\/li>
  22. Sayyid Ali Khali\u2019 Qasam bin<\/li>
  23. Sayyid Alawi ats-Tsani bin<\/li>
  24. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi\u2019ah bin<\/li>
  25. Sayyid Alawi Awwal bin<\/li>
  26. Sayyid al-Imam \u2018Ubaidillah bin<\/li>
  27. Sayyid Ahmad al-Muhajir bin<\/li>
  28. Sayyid \u2018Isa Naqib ar-Rumi bin<\/li>
  29. Sayyid Muhammad an-Naqib bin<\/li>
  30. Sayyid al-Imam Ali Uradhi bin<\/li>
  31. Sayyidina Ja\u2019far ash-Shadiq bin<\/li>
  32. Sayyidina Muhammad al-Baqir bin<\/li>
  33. Sayyidina Ali Zainal Abidin bin<\/li>
  34. Sayyidina Husain bin<\/li>
  35. Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah az-Zahra binti<\/li>
  36. Sayyidina Muhammad SAW.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

    Baca juga: Biografi Hadratussyaikh KH Hasyim Asy\u2019ari<\/a><\/strong><\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

    Pada usia lima tahun, Syekh Nawawi Banten belajar ilmu langsung dari asuhan Ayahnya. Dari Ayahnya tersebut Syekh Nawawi Banten mendapatkan Ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Agama seperti Bahasa Arab, tauhid, fiqih dan tafsir dll. Setelah itu barulah Syekh Nawawi Banten dan kedua adiknya Ahmad dan Tamim belajar kepada ulama ulama lain seperti Kyai Sahal ulama terkenal dari Banten dan Kyai Yusuf seorang Ulama terkenal di Purwakarta.<\/p>\n\n\n\n

    Ketika usianya memasuki delapan tahun, Syekh Nawawi memulai pengembaraannya mencari ilmu antara lain belajar ke Jawa Timur. Tiga tahun di Jawa Timur, beliau pindah ke salah satu pondok di daerah Cikampek (Jawa Barat) untuk belajar bahasa.<\/p>\n\n\n\n

    Di usianya yang masih muda, Syekh Nawawi Banten telah mengajar banyak orang, sampai kemudian ia mencari tempat di pinggir pantai untuk mengajar murid-muridnya yang kian hari semakin banyak. Setelah usia beliau mencapai lima belas tahun, Syekh Nawawi menunaikan haji dan kemudian belajar ilmu kepada sejumlah ulama masyhur di Mekah kala itu. Syaikh Muhammad Nawawi bermukim di sana selama 3 tahun dan kembali ke Tanara Banten kemudian mencoba mengembangkan ilmu yang didapatnya.<\/p>\n\n\n\n

    Dikarenakan kondisi tanah air kala itu masih di bawah jajahan Belanda setiap gerak gerik Ulama termasuk Syekh Nawawi Banten selalu diintai oleh pemerintah Belanda. Bahkan beliau sempat dituduh sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang ketika itu sedang mengobarkan perlawanan terhadap Belanda (1825 \u2013 1830 Masehi). Setelah kurang lebih tiga tahun tinggal di tanah kelahirannya, dan ketika puncak terjadinya Perlawanan Pangeran Diponegoro pada tahun 1830 akhirnya beliau kembali ke Mekkah setelah mendapat tekanan pengusiran dari Belanda. Begitu sampai di Mekkah beliau kembali memperdalam ilmu agama kepada guru-gurunya dan akhirnya ia di mekkah sampai akhir hayatnya.<\/p>\n\n\n\n

    Pencarian Syekh Nawawi Banten terhadap ilmu pengetahuan tidak berhenti sampai di Mekkah, tetapi beliau juga pergi ke Negara-Negara Lainnya seperti Mesir dan Suriah. Di sana beliau belajar pada Ulama-Ulama Besar seperti Yusuf Samulaweni, Al-Nakhrawy dan Abdul Hanid Daghastani yang ketiganya dari Mesir.<\/p>\n\n\n\n

    Syekh Nawawi Banten mulai masyhur ketika menetap di Syi\u2019ib \u2018Ali Mekkah. Beliau mengajar di halaman rumahnya. Awalnya cuma puluhan murid, hingga kian lama jumlahnya semakin banyak. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia. Hingga jadilah Syekh Nawawi Banten sebagai ulama yang dikenal piawai dalam ilmu agama, terutama tentang tauhid, fiqih, tafsir, dan tasawwuf.<\/p>\n\n\n\n

    Nama Syekh Nawawi Banten atau syekh Nawawi Al-Bantani semakin masyhur ketika dia ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, menggantikan Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi atau Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Tidak hanya di kota Mekkah dan Madinah saja, bahkan namanya begitu masyhur hingga negeri Suriah, Mesir, Turki, hingga Hindustan negeri lainnya.<\/p>\n\n\n\n

    Setelah sukses belajar, Syekh Nawawi Banten menjadi guru di Masjidil Haram selama 30 tahun. Diantara anak didiknya kemudian dikenal oleh bangsa dan umat Islam Indonesia sebagai ulama kenamaan.<\/p>\n\n\n\n

    Murid Syekh Nawawi bnaten yang dari Indonesia antara lain sebagai berikut:<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

    \u2022 KH. Kholil Bangkalan
    \u2022 KH. Tubagus Muhammad Asnawi di Caringan (Jawa Barat)
    \u2022 KH. Hasim Asy\u2019ari Tebu Ireng Jombang Jawa Timur
    \u2022 KH. Asy\u2019ari Bawean, KH. Nahjun Kampung Gunung Mauk Tangerang
    \u2022 KH. Asnawi Caringin Labuan Pandeglang Banten
    \u2022 KH. Ilyas Kampung Teras Tanjung Kec. Karagilan Kab. Serang Banten
    \u2022 KH. Abdul Ghoffar Kampung. Lampung Kec. Tirtayasa Kab. Serang Banten
    \u2022 KH. Tubagus Bakri Sempur Purwakarta
    \u2022 Ada juga murud-murid yang terkenal dari negara lain, seperti Dawud Perak (Kuala Lumpur Malaysia), dan Abd. al-Sattar bin Abd. al-Wahhad al-Dahlawi (Mekkah).<\/p>\n\n\n\n


    Hadrotussyaikh K.H. Hasyim Asyari<\/a><\/strong> <\/strong><\/a>saat mengajar santri-santrinya di Pondok Pesantren Tebuireng sering menangis jika membaca kitab fiqih Fath al-Qarib yang dikarang oleh Syekh Nawawi gurunya. Kenangan tersebut amatlah mendalam di hatinya hingga haru tak kuasa ditahannya setiap kali baris Fath al-Qarib ia ajarkan kepada para santrinya.<\/p>\n\n\n\n

    Karamah Syekh Nawawi Banten<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

    Pada suatu ketika di sebuah perjalanan dalam syuqduf (rumah-rumahan di punggung unta) Syekh Nawawi Banten pernah mengarang kitab dengan menggunakan telunjuknya sebagai lampu. Hal itu karena tidak ada cahaya dalam syuqduf yang ia tumpangi. Sementara aspirasi untuk menulis kitab tengah kencang mengisi kepalanya. Syekh Nawawi kemudian berdoa kepada Allah agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu, menerangi jari kanan yang akan digunakannya untuk menulis. Kitab itu diberi nama Maraqi al-\u2018Ubudiyyah syarah Matan Bidayah al-Hidayah. Kitab itu harus dibayarnya dengan cacat pada jari telunjuk kiri, karena cahaya yang diberikan Allah pada telunjuk kirinya itu membawa bekas yang tidak hilang.<\/p>\n\n\n\n

    Baca juga:<\/strong> Qurban Sapi untuk 8 Orang, Fiqih Qurban Kontroversial KH. Wahab Chasbullah dan KH. Bisri Syansuri<\/a><\/strong><\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

    Karamah lainnya juga diperlihatkan saat ia mengunjungi Masjid Pekojan, Jakarta. Masjid yang dibangun oleh Sayyid Utsman bin \u2018Agil bin Yahya al-\u2018Alawi (mufti Betawi keturunan Rasulullah SAW). Masjid itu ternyata memiliki kiblat yang salah, padahal yang menentukan kiblat bagi masjid itu Sayyid Utsman sendiri.<\/p>\n\n\n\n

    Tak ayal, ketika Syekh Nawawi Banten yang dianggap hanya seorang anak remaja kala itu membuat Sayyid Utsman sangat terkejut. Diskusipun terjadi antara keduanya, Sayyid Utsm\u00e2n tetap berpendirian bahwa kiblat Mesjid Pekojan tersebut sudah benar, sementara Syekh Nawawi remaja berpendapat arah kiblat tersebut salah dan harus dibetulkan. Saat kesepakatan tidak bisa diraih karena masing-masing mempertahankan pendapatnya, Syekh Nawawi remaja menarik lengan baju Sayyid Utsm\u00e2n dan kemudian berkata:<\/p>\n\n\n\n

    \u201cLihatlah Sayyid!, itulah Ka\u2019bah tempat Kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! Tidakkah Ka\u2019bah itu terlihat amat jelas? Sementara Kiblat masjid ini agak ke kiri. Maka perlulah kiblatnya digeser ke kanan agar tepat menghadap ke arah Ka\u2019bah.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

    Sayyid Utsman tertegun. Ka\u2019bah yang terlihat memang sangat jelas. Sayyid Utsman merasa takjub dan menyadari bahwa remaja di hadapannya itu bukan lah remaja sembarangan, yakni remaja yang mempunyai nur basyariyyah. Dengan karamah nur basyariyah Ka\u2019bah akan tetap terlihat di manapun ia berada. Dengan penuh hormat Sayyid Utsman langsung memeluk tubuh kecil Syekh Nawawi. Sampai saat ini di Masjid Pekojan akan terlihat kiblat digeser dan tidak sesuai aslinya.<\/p>\n\n\n\n

    Syekh Nawawi al-Bantani Wafat <\/strong><\/h4>\n\n\n\n

    Syekh Nawawi al-Bantani wafat pada tahun 1314 H. atau 1897 M. Di tempat kediamannya di kampung Syi\u2019ib Ali Makkah. Jenazahnya dimakamkan berdekatan dengan makam Ibnu Hajar dan Siti Asma binti Abu Bakar ash-Shiddiq. Syekh Nawawi Banten wafat ketika sedang menyusun kitab yang menguraikan Minhaj ath-Thalibin-nya Imam Yahya bin Syaraf bin Mura bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jam\u2019ah Hujam an-Nawawi.<\/p>\n\n\n\n

    Jasad Syekh Nawawi yang Tetap Utuh<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

    Peraturan pemerintah Arab Saudi mengatakan bahwa orang yang telah dikubur selama setahun kuburannya harus digali dan dipindah. Tulang belulang mayat harus diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya. Selanjutnya semua tulang itu dikuburkan di tempat lain di luar kota dan lubang kubur yang dibongkar dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya terus silih berganti. Kebijakan tersebut dijalankan tanpa pandang bulu hingga menimpa pula pada makam Syekh Nawawi. Setelah kuburnya genap berusia satu tahun, datanglah petugas dari pemerintah kota untuk menggali kuburnya. Tetapi yang terjadi adalah hal yang tak lazim. Para petugas kuburan itu tak menemukan tulang belulang seperti biasanya, yang mereka temukan adalah satu jasad yang masih utuh. Bahkan kain kafan Syekh Nawawi tidak sobek dan tidak lapuk sedikitpun.<\/p>\n\n\n\n

    Terang saja kejadian tersebut mengejutkan para petugas. Mereka lari berhamburan mendatangi atasannya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan. Akhirnya langkah strategis lalu diambil, yaitu larangan dari pemerintah untuk membongkar makam Syekh Nawawi. Jasadnya lalu dikuburkan kembali seperti sediakala, dan hingga sekarang makam Syekh Nawawi tetap berada di Ma\u2019la, Mekah.<\/p>\n\n\n\n

    Karya-karya Syekh Nawawi<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

    Karomah Syekh Nawawi yang paling tinggi dapat dirasakan pada Tafsir Munir yang beliau karang. Karya tafsirnya, Al-Munir, sangat monumental, bahkan ada yang mengatakan lebih baik dari Tafsir al-Jalalain, karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan Imam Jalaluddin al-Mahalli yang sangat terkenal. Kitab Tafsir Al-Munir tersebut menerangi jalan siapa saja yang ingin memahami Kalammullah. Begitu juga dari kalimat-kalimat lugas kitab fiqih, Kasyifah al-Saja yang menerangkan syariat. Dan ratusan hikmah di dalam kitab Nashaih al-\u2018Ib\u00e2d. Serta ratusan kitab lainnya yang akan terus menyirami umat dengan cahaya abadi karya buah tangan Syekh Nawawi al-Bantani.<\/p>\n\n\n\n


    Berikut sebagian dari karya-karya Syekh Nawawi Banten:<\/strong><\/p>\n\n\n\n

    1. al-Tsamar al-Yani\u2019ah syarah al-Riyadl al-Badi\u2019ah<\/li>
    2. al-\u2018Aqd al-Tsamin syarah Fath al-Mub\u00een<\/li>
    3. Sullam al-Mun\u00e2jah syarah Saf\u00eenah al-Shal\u00e2h<\/li>
    4. Ba\u0125jah al-Was\u00e2il syarah al-Ris\u00e2lah al-J\u00e2mi\u2019ah bayn al-Us\u00fbl wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf<\/li>
    5. al-Tausy\u00eeh\/ Quwt al-Hab\u00eeb al-Ghar\u00eeb syarah Fath al-Qar\u00eeb al-Muj\u00eeb<\/li>
    6. Ni\u0125\u00e2yah al-Zayyin syarah Qurrah al-\u2018Ain bi Mu\u0125imm\u00e2h al-D\u00een<\/li>
    7. Mar\u00e2qi al-\u2018Ub\u00fbdiyyah syarah Matan Bid\u00e2yah al-\u0124id\u00e2yah<\/li>
    8. Nash\u00e2ih al-\u2018Ib\u00e2d syarah al-Manba\u0125\u00e2tu \u2018ala al-Isti\u2019d\u00e2d li yaum al-Mi\u2019\u00e2d<\/li>
    9. Sal\u00e2lim al-Fadhl\u00e2\u0384 syarah Mandh\u00fbmah \u0124id\u00e2yah al-Azkiy\u00e2\u0384<\/li>
    10. Q\u00e2mi\u2019u al-Thugy\u00e2n syarah Mandh\u00fbmah Syu\u2019bu al-Im\u00e2n<\/li>
    11. al-Tafsir al-Mun\u00eer li al-Mu\u2019\u00e2lim al-Tanz\u00eel al-Mufassir \u2018an wuj\u00fb\u0125 mah\u00e2sin al-Ta\u0384wil musamm\u00e2 Mur\u00e2h Lab\u00eed li Kasyafi Ma\u2019n\u00e2 Qur\u0384an Maj\u00eed<\/li>
    12. Kasyf al-Mar\u00fbthiyyah syarah Matan al-Jurumiyyah<\/li>
    13. Fath al-Gh\u00e2fir al-Khathiyyah syarah Nadham al-Jurumiyyah musamm\u00e2 al-Kaw\u00e2kib al-Jaliyyah<\/li>
    14. Nur al-Dhal\u00e2m \u2018ala Mandh\u00fbmah al-Musamm\u00e2h bi \u2018Aq\u00eedah al-\u2018Aww\u00e2m<\/li>
    15. Tanq\u00eeh al-Qaul al-Hats\u00eets syarah Lub\u00e2b al-Had\u00eets<\/li>
    16. Mad\u00e2rij al-Shu\u2019\u00fbd syarah Maulid al-Barzanji<\/li>
    17. Targh\u00eeb al-Must\u00e2q\u00een syarah Mandh\u00fbmah Maulid al-Barzanj\u00ee<\/li>
    18. Fath al-Shamad al \u2018\u00c2lam syarah Maulid Syarif al-\u2018An\u00e2m<\/li>
    19. Fath al-Maj\u00eed syarah al-Durr al-Far\u00eed<\/li>
    20. T\u00eej\u00e2n al-Dar\u00e2ry syarah Matan al-Baij\u00fbry<\/li>
    21. Fath al-Muj\u00eeb syarah Mukhtashar al-Khath\u00eeb<\/li>
    22. Mur\u00e2qah Shu\u2019\u00fbd al-Tashd\u00eeq syarah Sulam al-Tauf\u00eeq<\/li>
    23. K\u00e2syifah al-Saj\u00e2 syarah Saf\u00eenah al-Naj\u00e2<\/li>
    24. Al-Fut\u00fbh\u00e2h al-Madaniyyah syarah al-Syu\u2019b al-\u00cem\u00e2niyyah<\/li>
    25. \u2018Uq\u00fbd al-Lujain fi Bay\u00e2n Huq\u00fbq al-Zaujain<\/li><\/ol>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

      Pecihitam.org Abu Abd al-Mukti Muhammad Nawawi ibn Umar al-Tanara al-Jawi al-Bantani atau lebih dikenal dengan nama Syekh Nawawi Al-Bantani, ulama Indonesia bertaraf Internasioanal yang menjadi Imam di Masjidil Haram. Beliau mendapat gelar Al-Bantani karena lahir di Banten Indonesia tepatnya dilahirkan di Kampung Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang Banten. Ada yang menyebut ulama ini dengan nama […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":3752,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[12,16],"tags":[2323,2324,1516,2325],"yoast_head":"\nBiografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Nama Syekh Nawawi Banten atau syekh Nawawi Al-Bantani semakin masyhur ketika dia ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, menggantikan Syaikh Achmad Khotib\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Nama Syekh Nawawi Banten atau syekh Nawawi Al-Bantani semakin masyhur ketika dia ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, menggantikan Syaikh Achmad Khotib\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-07-27T15:50:53+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-06-07T15:41:32+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"900\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"583\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"9 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/\"},\"author\":{\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\"},\"headline\":\"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz\",\"datePublished\":\"2019-07-27T15:50:53+00:00\",\"dateModified\":\"2020-06-07T15:41:32+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/\"},\"wordCount\":1955,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg\",\"keywords\":[\"Syekh Nawawi Banten\",\"tokok\",\"ulama\",\"Ulama Indonesia\"],\"articleSection\":[\"Tokoh\",\"Ulama\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/\",\"name\":\"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg\",\"datePublished\":\"2019-07-27T15:50:53+00:00\",\"dateModified\":\"2020-06-07T15:41:32+00:00\",\"description\":\"Nama Syekh Nawawi Banten atau syekh Nawawi Al-Bantani semakin masyhur ketika dia ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, menggantikan Syaikh Achmad Khotib\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg\",\"width\":900,\"height\":583,\"caption\":\"Syekh Nawawi Banten\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\",\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"caption\":\"Arif Rahman Hakim\"},\"description\":\"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz - Pecihitam.org","description":"Nama Syekh Nawawi Banten atau syekh Nawawi Al-Bantani semakin masyhur ketika dia ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, menggantikan Syaikh Achmad Khotib","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz - Pecihitam.org","og_description":"Nama Syekh Nawawi Banten atau syekh Nawawi Al-Bantani semakin masyhur ketika dia ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, menggantikan Syaikh Achmad Khotib","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-07-27T15:50:53+00:00","article_modified_time":"2020-06-07T15:41:32+00:00","og_image":[{"width":900,"height":583,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Arif Rahman Hakim","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Arif Rahman Hakim","Est. reading time":"9 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/"},"author":{"name":"Arif Rahman Hakim","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b"},"headline":"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz","datePublished":"2019-07-27T15:50:53+00:00","dateModified":"2020-06-07T15:41:32+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/"},"wordCount":1955,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg","keywords":["Syekh Nawawi Banten","tokok","ulama","Ulama Indonesia"],"articleSection":["Tokoh","Ulama"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/","name":"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg","datePublished":"2019-07-27T15:50:53+00:00","dateModified":"2020-06-07T15:41:32+00:00","description":"Nama Syekh Nawawi Banten atau syekh Nawawi Al-Bantani semakin masyhur ketika dia ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, menggantikan Syaikh Achmad Khotib","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Syekh-Nawawi-al-Bantani-1.jpg","width":900,"height":583,"caption":"Syekh Nawawi Banten"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-syekh-nawawi-banten-ulama-indonesia-yang-bergelar-pemimpin-ulama-hijaz\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Biografi Syekh Nawawi Banten, Ulama Indonesia yang Bergelar Pemimpin Ulama Hijaz"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b","name":"Arif Rahman Hakim","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","caption":"Arif Rahman Hakim"},"description":"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3735"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/14"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=3735"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3735\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/3752"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=3735"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=3735"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=3735"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}