Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":38355,"date":"2020-02-11T05:34:43","date_gmt":"2020-02-10T22:34:43","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=38355"},"modified":"2020-02-10T22:22:50","modified_gmt":"2020-02-10T15:22:50","slug":"makan-belum-habis-tapi-sudah-kenyang-bagaimana-menurut-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/makan-belum-habis-tapi-sudah-kenyang-bagaimana-menurut-islam\/","title":{"rendered":"Makan Belum Habis tapi Sudah Kenyang, Bagaimana Menurut Islam?"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Kita sering merasa bersalah saat makanan tidak habis dan kondisi perut sudah terasa kenyang. Pada saat seperti itu, kita dihadapkan pada dua pilihan antara menghabiskan makanan atau justru menyudahi makanan seketika itu juga. Lantas bagaimana sih pandangan Islam jika kita makan belum habis tapi sudah kenyang, apa yang harus dilakukan?<\/p>\n\n\n\n
Sebagian dari kita yang memilih untuk tidak\nmenghabiskan makanannya dan membiarkannya tidak termakan. Perbuatan ini disebut\nmubazir atau menyia-nyiakan harta, perbuatan ini jelas dilarang oleh syariat\nIslam. Hal ini merujuk pada apa yang dijelaskan dalam Al-Qur\u2019an sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n
\u201cDan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu sangat inkar kepada tuhannya\u201d (QS. Al-Isra\u2019, Ayat 26-27). <\/em><\/p>\n\n\n\n
Lalu, bagaimana dengan kita yang memilih meneruskan\nmakan saat sudah kenyang? Perilaku ini juga memiliki landasan bahwa makan di\natas rasa kenyang (akl fauqa as-syiba\u2019) adalah perbuatan yang juga dilarang oleh\nsyariat sebab tergolong sebagai perbuatan israf yaitu berlebih-lebihan.\nLarangan ini seperti yang terdapat dalam Al-Qur\u2019an:<\/p>\n\n\n\n
\u201cMakan dan minumlah kalian dan janganlah kalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.\u201d (QS. Al-A\u2019raf, Ayat 31) <\/em><\/p>\n\n\n\n
Nah, berdasarkan dua dalil dan ketentuan\ndi atas, mana sih yang mesti diutamakan? <\/p>\n\n\n\n
Untuk menjawab pertanyaan ini, harus dipahami secara utuh apa yang telah disampaikan bahwa tidak meneruskan atau tidak menghabiskan makanan termasuk bagian dari mubazir. Kita perlu menekankan pengertian dan ketentuan dari kata \u201cmubazir\u201d itu sendiri.<\/p>\n\n\n\n
Arti dari mubazir yakni menggunakan sesuatu tidak pada tempat yang selayaknya, atau dalam istilah lain biasa dikenal dengan idl\u00e2\u2018ah al-m\u00e2l (menyia-nyiakan harta). Misalnya seperti makanan dilempar di jalan, minuman dibuang di tempat sampah, dan lain sebagainya. Tentu saja sikap mubadzir sangat tidak dianjurkan dalam agama Islam.<\/p>\n\n\n\n
Pengertian ini sesuai dengan penjelasan\ndalam kitab Faid al-Qadir:<\/p>\n\n\n\n
Artinya: \u201cArti israf adalah menggunakan sesuatu berlebihan dari ketentuan yang dianjurkan. Sedangkan arti mubazir adalah menggunakan sesuatu pada tempat yang tidak dianjurkan\u201d (Abdurrouf al-Munawi, Faid al-Qadir, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1994, juz 5 Hal. 131) <\/em><\/p>\n\n\n\n