Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":3837,"date":"2019-07-29T03:05:10","date_gmt":"2019-07-29T03:05:10","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=3837"},"modified":"2019-07-29T03:52:26","modified_gmt":"2019-07-29T03:52:26","slug":"biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/","title":{"rendered":"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/a><\/strong> Biografi Imam Syafii. Nama lengkap Imam Syafi\u2019i Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi. Nama Syafi\u2019i diambilkan dari nama kakeknya, Syafi\u2019i dan Qusayy bin Kilab adalah juga kakek Nabi Muhammad SAW. Pada Abdul Manaf nasab Asy-Syafii bertemu dengan Rasulullah SAW. Imam Syafii lahir diPalestina pada tahun 150 H, di sebuah perkampung orang-orang Yaman. Beliau wafat pada usia 55 tahun (tahun 204H), yaitu hari kamis malam jum\u2019at setelah shalat maghrib, pada bulan Rajab, bersamaan dengan tanggal 28 juni 819 H di Mesir.<\/p>\n\n\n\n

Dari segi urutan masa, Imam Syafi\u2019i merupakan Imam ketiga dari empat orang Imam yang masyhur. Tetapi keluasan dan jauhnya jangkauan pemikirannya dalam menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan ilmu dan hukum fiqih menempatkannya menjadi pemersatu semua imam.<\/p>\n\n\n\n

Kelahiran Imam Syafii<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Idris bin Abbas menyertai istrinya dalam sebuah perjalanan yang cukup jauh, yaitu menuju kampung Gaza Palestina di mana saat itu umat Islam sedang berperang membela negeri Islam di kota Asqalan.
Pada saat itu Fatimah al-Azdiyyah sedang mengandung, Idris bin Abbas gembira dengan hal ini, lalu ia berkata, “Jika engkau melahirkan seorang putra, maka akan kunamakan Muhammad, dan akan aku panggil dengan nama salah seorang kakeknya yaitu Syafi’i bin Asy-Syaib.”
Akhirnya Fatimah melahirkan di Gaza dan terbuktilah apa yang dicita-citakan ayahnya. Anak itu dinamakan Muhammad, dan dipanggil dengan nama “Asy-Syafi’i”. <\/p>\n\n\n\n

Imam Syafii menjadi yatim, ayahnya meninggal saat ia masih sangat kecil kemudian ibunya membawanya ke Mekkah. Di Mekkah Imam Syafi\u2019I dan Ibunya hidup dalam keadaan miskin dan kekurangan, namun si anak mempunyai cita-cita tinggi untuk menuntut ilmu, sedang si ibu bercita-cita agar anaknya menjadi orang yang berpengetahuan, terutama pengetahuan agama islam.Oleh karena itu si ibu berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk membiayai anaknya selama menuntut ilmu. <\/p>\n\n\n\n

Nasab Imam Syafii<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Idris, ayah Imam Syafii merupakan keturunan dari Al-Muthalib, jadi dia termasuk ke dalam Bani Muthalib. Nasab dia adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi\u2019 bin As-Sa\u2019ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdulmanaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka\u2019ab bin Lu\u2019ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma\u2019ad bin Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah SAW di Abdul Manaf.<\/p>\n\n\n\n

Dari nasab tersebut, Al-Mutthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris Asy- Syafii adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek nabi Muhammad SAW. Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim kakek nabi Muhammad SAW bernama Syifa dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid. Sehingga melahirkan anak bernama As-Sa\u2019ib ayahnya Syafii. Kepada Syafii bin As-Sa\u2019ib ra inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafii Al-Muthallib. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi manaf, yang melahirkan Bani Mutthalib, maka Rasulullah bersabda: <\/p>\n\n\n\n

\u201c Hanyalah kami (yakni Bani Hasyim) dengan mereka (yakni Bani Mutthalib) berasal dari satu nasab. Sambil dia menyilang-nyilangkan jari jemari kedua tangan dia. \u201d <\/p>\n\n\n\n

Masa belajar<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Dalam banyak literatur biografi Imam Syafii tertulis, beliau adalah seorang yang tekun dalam menuntut ilmu, dengan ketekunannya itulah dalam usia yang sangat muda yaitu 9 tahun ia sudah mampu menghafal al-Qur\u2019an, di samping itu ia juga hafal sejumlah hadits. Diriwayatkan bahwa karena kemiskinannya, Imam Syafi\u2019i hampir tidak dapat menyiapkan seluruh peralatan belajar yang diperlukan, sehingga beliau terpaksa mencari-cari kertas yang tidak terpkai atau telah dibuang, tetapi masih dapat digunakan untuk menulis.<\/p>\n\n\n\n

Setelah selesai mempelajari Al-qur\u2019an dan hadits, Imam Syafi\u2019i melengkapi ilmunya dengan mendalami bahasa dan sastra Arab. Untuk itu ia pergi ke pedesaan dan bergabung dengan Bani Huzail, suku bangsa Arab yang paling fasih bahasanya. Dari suku inilah, Imam Syafi\u2019i mempelajari bahasa dan syair-syair Arab sehingga ia benar-benar menguasainya dengan baik.
Pada awalnya Syafi\u2019i lebih cenderung pada syair, sastra dan belajar bahasa Arab sehari-hari. Tapi dengan demikian justru Allah menyiapkannya untuk menekuni fiqih dan ilmu pengetahuan. Disini ditemukan beberapa riwayat yang membicarakan tentang beberapa sebab yang menjadikan Syafi\u2019i seperti itu yaitu: <\/p>\n\n\n\n

Suatu hari dimasa mudanya ketika ia berada di atas kendaraan. Dibelakangnya terdapat sekretaris Abdullah az-Zubairi. Imam Syafi\u2019i lalu membuat perumpamaan dengan sebuah syair. Maka sang sekretaris itu memukulkan cambuknya layaknya seorang pemberi nasehat dan berkata, \u201c orang seperti anda mencampakkann kepribadiannya seperti ini? , bagaimana perhatian Anda terhadap fiqih ?\u201d, Hal ini mempengaruhi dirinya dan membangkitkan semangatnya untuk bergegas belajar kepada Muslim bin Khalid az-Zanji, Mufti Mekkah.<\/p>\n\n\n\n

Ketika Imam Syafii belajar nahwu dan sastra, ia bertemu dengan Muslim bin Khalid az-Zanji. Ia bertanya kepada Syafi\u2019i, \u201c Darimana Anda?\u201d Syafi\u2019i menjawab, \u201c Saya dari Mekkah.\u201d Muslim berkata, \u201c Dimana rumahmu?\u201d jawab Syafi\u2019i,\u201d Di Syaib Al-Khaif.\u201d \u201c Dari suku mana Anda?\u201d Jawab Syafi\u2019i, \u201c Dari Abu Manaf.\u201d Kemudian Muslim berkata, \u201c Hebat! Sungguh Allah telah memuliakan Anda di dunia dan Akhirat. Sebaiknya kepandaianmu Anda curahkan kepada ilmu fiqih. Itu lebih baik bagimu.\u201d <\/p>\n\n\n\n

Mush\u2019ab bin Abdullah bin Az-Zubair pernah bertemu dengan Syafi\u2019i ketika sedang giat-giatnya mempelajari syair dan nahwu. Mush\u2019ab berkata kepadanya, \u201c Sampai kapan ini? Jika Anda mau mendalami hadits dan fiqih niscaya akan lebih baik bagimu. Kemudian Mush\u2019ab dan Syafi\u2019i menghadap Malik bin Anas dan menitipkan Syafi\u2019i kepadanya. Sehingga tidak sedikit pun ilmu yang ia tinggalkan dari Malik bin Anas dan tidak sedikitpun ilmu yang ia lepaskan dari para syaikh di Madinah. <\/p>\n\n\n\n

Sesungguhnya Allah telah mempersiapkan Syafi\u2019i menjadi seseorang yang mengenalkan nilai-nilai fiqih dan itu lebih penting daripada bahasa dan sastra. Syafi\u2019i menuntut ilmu di Makkah dan mahir disana. Ketika Muslim bin Khalid az-Zanji memberikan peluang untuk berfatwa, Syafi\u2019i merasa belum puas atas jerih payahnya selama ini. Ia terus menuntut ilmu hingga akhirnya pindah ke Madinah dan bertemu dengan Imam Malik.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya ia telah mempersiapkan diri membaca kitab Al-Muwaththa\u2019 ( karya Imam Malik ) yang sebagian besar telah dihafalnya. Ketika Imam Malik bertemu dengan Imam Syafi\u2019i, Malik berkata, \u201c Sesungguhnya Allah SWT telah menaruh cahaya dalam hatimu, maka jangan padamkan dengan perbuatan maksiat.\u201d Mulailah Syafi\u2019i belajar dari Imam Malik dan senantiasa bersamanya hingga Imam Malik wafat pada tahun 179 H.<\/p>\n\n\n\n

Kematian Imam Malik berpengaruh besar terhadap kehidupan Imam Syafi\u2019i. Semula ia tidak pernah memikirkan keperluan-keperluan penghidupannya, tetapi setelah kematian gurunya, hal itu menjadi beban pikiran yang tidak dapat diatasinya.<\/p>\n\n\n\n

Imam Syafii belajar fiqih pada Muslim bin Khalid dan mempelajari hadits pada Sofyan bin Unaiyah guru hadits di Mekkah dan pada Malik bin Anas di Madinah. Pada masa itu pemerintahan berada di tangan Harun ar-Rasyid dan pertarungan sedang menghebat antara keluarga Abbas dan keluarga Ali. Pada waktu itu pula Imam Syafi\u2019i dituduh memihak kepada keluarga Ali, dan ketika pemuka-pemuka syi\u2019ah di giring bersama \u2013 sama.<\/p>\n\n\n\n

Tapi karena rahmat Allah beliau tidak menjadi korban pada waktu itu. Kemudian atas bantuan al-Fadlel ibn Rabie, yang pada waktu itu menjabat sebagai perdana menteri ar-Rasyid, ternyata bahwa beliau besih dari tuduhan itu. Dalam suasana inilah Imam Syafi\u2019i bergaul dengan Muhammad Hasan dan memperhatikan kitab-kitab ulama\u2019 Irak. Setelah itu Imam Syafi\u2019i kembali ke Hijaz dan menetap di Mekkah. <\/p>\n\n\n\n

Pada tahun 195 H Imam Syafi\u2019i kembali ke Irak sesudah Khalifah Harun Al-Rasyid meninggal dunia dan Abdullah ibn al-Amin menjadi khalifah. Pada mulanya beliau pengikut Maliki, akan tetapi setelah beliau banyak melawat ke berbagai kota dan memperoleh pengalaman baru, beliau mempunyai aliran tersendiri yaitu mazhab \u201c qadimnya \u201d sewaktu beliau di Irak, dan mazhab \u201c jadidnya \u201c sewaktu beliau sudah di Mesir.
<\/p>\n\n\n\n

Kepandaian Imam Syafi\u2019i <\/strong>
<\/h4>\n\n\n\n

Kepandaian Imam Syafii dapat kita ketahui melalui beberapa riwayat dan buku biografi Imam Syafii yang secara ringkas sebagai berikut: <\/p>\n\n\n\n

  1. Beliau adalah seorang ahli dalam bahasa arab, kesusastraan, syair dan sajak. Tentang syairnya ( ketika baliau masih remaja yaitu pada usia 15 tahun ) sudah diakui oleh para ulama\u2019 ahli syair. Kepandaian dalam mengarang dan menyusun kata yang indah dan menarik serta nilai isinya yang tinggi, menggugah hati para ahli kesusastraan bahasa Arab, sehingga tidak sedikit ahli syair pada waktu itu yang belajar kepada beliau.<\/li>
  2. Kepandaian Imam Syafi\u2019i dalam bidang fiqih terbukti dengan kenyataan ketika beliau berusia 15 tahun, sudah termasuk seorang alim ahli fiqih di Mekkah, dan sudah diikutsertakan dalam majelis fatwa dan lebih tegas lagi beliau disuruh menduduki kursi mufti.<\/li>
  3. Dalam bidang hadits dan ilmu tafsir dapat kita ketahui ketika beliau masih belajar kepada Imam Sofyan bin Uyainah di kota Makkah. Pada waktu itu beliau boleh dikatakan sebagai seorang ahli tentang tafsir. Sebagai bukti. Apabila Imam Sofyan bin Uyainah pada waktu mengajar tafsir al-Qur\u2019an menerima pertanyaan-pertanyaan tentang tafsir agak sulit, guru besar itu segera berpaling dan melihat kepada Imam Syafi\u2019i dulu, kemudian berkata kepada orang yang bertanya:\u201d hendaklah engkau bertanya kepada pemuda ini\u201d. Sambil menunjuk tempat duduk Imam Syafi\u2019i. <\/li><\/ol>\n\n\n\n

    Guru-guru Imam Syafi\u2019i<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

    Imam Syafi\u2019i sejak masih kecil adalah seorang yang memang mempunyai sifat \u201dpecinta ilmu pengetahuan\u201d, maka sebab itu bagaimanapun keadaannya, tidak segan dan tidak jenuh dalam menuntut ilmu pengetahuan. Kepada orang-orang yang dipandangnya mempunyai pengetahuan dan keahlian tentang ilmu. Diantara Guru-Guru utama yang membina kepada Imam Syafi\u2019i antara lain <\/p>\n\n\n\n

    \u2022 Ketika berada di Makkah :<\/p>\n\n\n\n

    1. Muslim bin Kholid (guru bidang fiqih)<\/li>
    2. Sufyan bin Uyainah (guru bidang hadis dan tafsir) <\/li>
    3. Ismail bin Qashthanthin (guru bidang Al-Qur\u2019an)<\/li>
    4. Ibrahim bin Sa\u2019id e. Sa\u2019id bin Al-Kudah<\/li>
    5. Daud bin Abdurrahman Al-Attar<\/li>
    6. Abdul Hamid bin Abdul Aziz bin Abi Daud<\/li><\/ol>\n\n\n\n

      \u2022 Ketika berada di Madinah :<\/p>\n\n\n\n

      1. Malik bin Anas R.A <\/li>
      2. Ibrahim bin Saad Al-Ansari <\/li>
      3. Abdul Aziz bin Muhammad Al-Darawardi <\/li>
      4. Ibrahim bin Yahya Al-Asami <\/li>
      5. Muhammad Said bin Abi Fudaik <\/li>
      6. Abdullah bin Nafi Al-Shani <\/li><\/ol>\n\n\n\n

        \u2022 Ketika berada di Irak :<\/p>\n\n\n\n

        1. Abu Yusuf <\/li>
        2. Muhammad bin Al-Hasan <\/li>
        3. Waki\u2019 bin Jarrah <\/li>
        4. Abu usamah<\/li>
        5. Hammad bin Usammah<\/li>
        6. Ismail bin Ulaiyah<\/li>
        7. Abdul Wahab bin Ulaiyah<\/li><\/ol>\n\n\n\n

          \u2022 Ketika berada di Yaman :<\/p>\n\n\n\n

          1. Yahya bin Hasan<\/li>
          2. Muththarif bin mizan<\/li>
          3. Hisyam bin Yusuf<\/li>
          4. Umar bin Abi Maslamah Al-Auza\u2019I dll. <\/li><\/ol>\n\n\n\n

            Murid-murid Imam Syafi\u2019i <\/strong><\/h4>\n\n\n\n

            Berikut adalah nama-nama murid Imam Syafi\u2019i: <\/p>\n\n\n\n

            1. Abu Bakar Al-Humaidi<\/li>
            2. Ibrahim bin Muhammad Al-Abbas<\/li>
            3. Abu Bakar Muhammad bin Idris<\/li>
            4. Musa bin Abi Al-Jarud
              \nMurid-muridnya yang keluaran Bagdad, adalah :<\/li>
            5. Al-hasan Al-Sabah Al-Za\u2019farani<\/li>
            6. Al-Husain bin Ali Al-Karabisi<\/li>
            7. Abu Thur Al-Kulbi<\/li>
            8. Ahmad bin Muhammad Al-Asy\u2019ari<\/li><\/ol>\n\n\n\n

              Murid-muridnya yang keluaran Irak, yaitu :<\/p>\n\n\n\n

              1. Ahmad bin Hanbal ( Imam Hambali)<\/li>
              2. Dawud bin Al-Zahiri<\/li>
              3. Abu Tsaur Al-Bagdadi <\/li>
              4. Abu ja\u2019far At-Thabari <\/li><\/ol>\n\n\n\n

                Murid-muridnya yang keluaran Mesir, adalah :<\/p>\n\n\n\n

                1. Abu Ya\u2019kub Yusub Ibnu Yahya Al-Buwaithi<\/li>
                2. Al-Rabi\u2019in bin Sulaiman Al-Muradi<\/li>
                3. Abdullah bin Zuber Al-Humaidi<\/li>
                4. Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al-Muzany<\/li>
                5. Al-Rabi\u2019in bin Sulaiman Al-Jizi<\/li>
                6. Harmalah bin Yahya At-Tujubi<\/li>
                7. Yunus bin Abdil A\u2019la<\/li>
                8. Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakim<\/li>
                9. Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Hakam<\/li>
                10. Abu Bakar Al-Humaidi<\/li>
                11. Abdul Aziz bin Umar<\/li>
                12. Abu Utsman Muhammad bin Syafi\u2019i<\/li>
                13. Abu Hanifah Al-Asnawi
                  <\/li><\/ol>\n\n\n\n

                  Para murid Imam Syafi\u2019i dari kalangan perempuan tercatat dalam biografi imam syafii antara lain saudara perempuan Al-Muzani. Mereka adalah para cendikiawan besar dalam bidang pemikiran Islam dengan sejumlah besar bukunya, baik dalam fiqih maupun lainnya.<\/p>\n\n\n\n

                  Di antara para muridnya yang termasyhur sekali adalah Ahmad bin Hanbal, Ia pernah ditanya tentang Imam Syafi\u2019i, ia katakan, \u201dAllah Ta\u2019ala telah memberi kesenangan dan kemudahan kepada kami melalui Imam Syafi\u2019i. Kami telah mempelajari pendapat para kaum dan kami telah menyalin kitab-kitab mereka, tetapi apabila Imam Syafi\u2019i datang kami belajar kepadanya, kami dapati bahwa Imam Syafi\u2019i lebih alim dari orang-orang lain. Kami senantiasa mengikuti Imam Syafi\u2019i malam dan siang. Apa yang kami dapati darinya adalah kebaikan, mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat-Nya atas beliau. <\/p>\n\n\n\n

                  Madzhab Fiqih Imam Syafi\u2019i<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

                  Madzhab fikih Imam Syafi\u2019I jika kita lihat dalam sejarah peradaban Islam yang muncul sejak masa Khilafah Islam \u2018Abbasiyah (750M-1258M\/132H-656H) sampai runtuhnya Khilafah Turki Utsmaniyah bahkan sampai sekarang ini masyarakat Muslim dunia mayoritas memakai rujukan Fiqih Madzhab Imam Syafi\u2019I, seperti: Indonesia jumlah penduduk \u00b1 250 Juta jiwa, mayoritas Muslimnya bermadzab Imam Syafi\u2019i. Madzhab Imam Syafi\u2019I berkembang di 22 negara-negara Arab (kawasan Teluk Asia, dan Afrika). Begitu juga tidak sedikit menyebar dikawasan Eropa, benua Amerika, negara-negara pecahan Rusia, Rusia, dll.<\/p>\n\n\n\n

                  Universitas Islam tertua di dunia Al Azhar As-Syarief Kairo Mesir sampai sekarang ini mahasiswanya yang didominasi pelajar-pelajar seluruh dunia mayoritas dari segi Fiqih mereka bermadzhab Imam Syafi\u2019i. Syeikh (Masyaikh) tertinggi Al Azhar adalah didominasi oleh Imam bermadzhab Imam Syafi\u2019I dari sejak runtuhnya Khilafah Fathimiyah (Syi\u2019ah Ismailiyah) di Mesir oleh Shalahuddin Alayyubi (1171M-1250M\/567H-648H).<\/p>\n\n\n\n

                  Shalahuddin Alayyubi (Daulah Ayyubiyah) menjadikan madzhab Imam Syafi\u2019I sebagai madzhab resmi negara ketika beliau berkuasa.. Untuk mengenal dasar kelebihan madzhab Imam Syafi\u2019I dapat di baca dalam kitab berbahasa Arab yang disusun oleh As-Syeikh Muhammad Nuruddin Marbu Albanjari Almakki (Ulama asal Indonesia) dengan judul \u201cAsma\u2019 Alkutub Alfiqhiyah Lisadatina Al-Aimmah As-Syafi\u2019iyah.\u201d Terdapat lebih dari 750 ulama-ulama besar bermadzhab Imam Syafi\u2019I yang pemikiran dan karya-karyanya sampai saat ini sudah lebih dari 500 tahun lamanya menjadi rujukan umat Islam dunia.<\/p>\n\n\n\n

                  Diantaranya Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Al Ghazali atau Imam Gozali, Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Imam Jalaluddin Al Mahalli, Imam Ar-Rafi\u2019I, Imam Nawawi. Pencetus Ilmu kalam Ahlussunnah Waljama\u2019ah \u2018Asya\u2019irah yaitu Imam Abu Hasan Al\u2019Asyari, Begitu juga ahli Hadis yang sangat terkenal bermadzhab Imam Syafi\u2019i yaitu Imam At-Turmudzi, dll.<\/p>\n\n\n\n

                  Kitab-Kitab Imam Syafi\u2019i<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

                  Dasar mazhab Imam Syafi\u2019I adalah: Al Quran, Sunnah, Ijma\u2019 dan Qiyas. Beliau mewariskan kepada generasi berikutnya sebagaimana yang diwariskan oleh para nabi, yakni ilmu yang bermanfaat. Ilmunya banyak diriwayatkan oleh para murid- muridnya dan tersimpan rapi dalam berbagai disiplin ilmu. Bahkan beliau pelopor dalam menulis di bidang ilmu Ushul Fiqih<\/a><\/strong>, dengan karyanya yang monumental Risalah. Dan dalam bidang fiqih, beliau menulis kitab Al-Umm yang dikenal oleh banyak alim ulama.<\/p>\n\n\n\n

                  Kitab-kitab karangan Imam Syafi\u2019i di bidang fiqih terdiri dari dua kategori: Pertama, kitab yang memuat qaul qadim. Untuk kitab ini yang mendokumentasikan tidak banyak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurdi, hanya ada satu buah kitab saja yang terkenal dengan judul \u201c al-Hujjah\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                  Yang kedua, kitab yang memuat qaul jadid. Adapun untuk qaul jadid Imam Syafi\u2019i banyak diabadikan pada empat karya besarnya : al-Umm, al-Buwaiti, al-Imla\u2019, dan Mukhtashar Muzani. Empat kitab ini merupakan kitab induk yang memuat nas dan kaidah-kaidah pokok Imam Syafi\u2019i yang disajikan sebagai pedoman di dalam memahami, mengkaji, dan mengembangkan mazhab. <\/p>\n\n\n\n

                  Berangkat dari kecintaan dan pemahaman yang mendalam dari mazhab Syafi\u2019i untuk ikut mengabdi dan melestarikan mazhab ini, kemudian mulailah digali manhaj ( metode ) pengolahan mazhab yang praktis agar mudah dikomunikasi oleh kalangan luas. Imam Al-Haramain termasuk diantara ulama\u2019 yang mengawali langkah ini dengan meresume dan mengomentari kitab-kitab induk Asy-Syafi\u2019i. Beliau memberi kesimpulankesimpulan pokok dan gambaran lebih konkrit terhadap nas-nas Asy-Syafi\u2019i.<\/p>\n\n\n\n

                  Karya besar ini diberi judul \u201c Nihayah Al Mathlab Fi Dirayah Al Mazhab \u201d Kemudian gagasan ini dilanjutkan oleh murid beliau Al-Ghazali dengan buah karya nya: Al-Basit, Al-Wasit, Al-Wajiz, dan lain-lain. Kemudian disusul oleh Ar-Rafi\u2019i dengan karyanya : Al-Kabir, Al-Muharrar. Hal ini berlanjut menjadi kecenderungan untuk masa berikutnya. Pada gilirannya beratus-ratus kitab Mukhtasar ( resume ), Syarah ( komentar), Hasyiyah ( analisa dalam bentuk catatan pinggir ) muncul dalam beragam bentuk dan gaya penyampaian yang berbeda.<\/p>\n\n\n\n

                  Kehadiran kitab-kitab itu di tengah-tengah para pengikut Imam Syafi\u2019i mendapatkan sambutan yang menggembirakan, karena dirasakan lebih mudah dipahami dan selalu berkembang mengikuti masalah-masalah aktual.<\/p>\n\n\n\n

                  Akhir Hayat Sang Imam Besar<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

                  Dari berbagai referensi mengenai biografi Imam Syafii diceritakan pada akhir hayatnya, suatu hari Imam Syafi’i terkena wasir, dan tetap begitu hingga terkadang jika ia naik kendaraan darahnya mengalir mengenai celananya bahkan mengenai pelana dan kaus kakinya. Wasir ini benar-benar menyiksanya selama hampir empat tahun. Beliau menanggung sakit demi ijtihadnya yang baru di Mesir, menghasilkan empat ribu lembar. Selain itu ia terus mengajar, meneliti dialog serta mengkaji baik siang maupun malam.<\/p>\n\n\n\n

                  Pada suatu ketika muridnya Al-Muzani masuk menghadap dan berkata, “Bagamana kondisi Anda wahai guru?” Imam Syafi’i menjawab, “Aku telah siap meninggalkan dunia, meninggalkan para saudara dan teman, mulai meneguk minuman kematian, kepada Allah dzikir terus terucap. Sungguh, Demi Allah, aku tak tahu apakah jiwaku akan berjalan menuju surga sehingga perlu aku ucapkan selamat, atau sedang menuju neraka sehingga aku harus berkabung?”.<\/p>\n\n\n\n

                  Setelah itu, dia melihat di sekelilingnya seraya berkata kepada mereka, “Jika aku meninggal, pergilah kalian kepada wali (penguasa), dan mintalah kepadanya agar mau memandikanku.” Lalu sepupunya berkata, “Kami akan turun sebentar untuk salat.” Imam Syafi\u2019I menjawab, “Pergilah dan setelah itu duduklah disini menunggu keluarnya ruhku.”<\/p>\n\n\n\n

                  Setelah sepupu dan murid-muridnya shalat, sang Imam bertanya, “Apakah engkau sudah salat?” lalu mereka menjawab. “Sudah”, lalu beliau minta segelas air, pada saat itu sedang musim dingin, mereka berkata, “Biar kami campur dengan air hangat,” beliau berkata, “Jangan, sebaiknya dengan air safarjal”. Setelah itu beliau wafat. Imam Syafi’i wafat pada malam Jum’at menjelang subuh pada hari terakhir bulan Rajab tahun 204 Hijriyyah atau tahun 809 Miladiyyah pada usia 52 tahun.<\/p>\n\n\n\n

                  Tidak lama setelah kabar kematiannya tersebar di Mesir, kesedihan dan duka melanda seluruh warga. Sejumlah ulama pergi menemui wali Mesir yaitu Muhammad bin as-Suri bin al-Hakam, memintanya datang ke rumah duka untuk memandikan jenazah sang Imam sesuai dengan wasiatnya. Ia berkata kepada mereka, “Apakah beliau meninggalkan hutang?”, “Benar!” jawab mereka serempak. Lalu wali Mesir memerintahkan untuk melunasi hutang-hutang Imam Safi\u2019I seluruhnya. Setelah itu wali Mesir memandikan jasad sang Imam.<\/p>\n\n\n\n

                  Jenazah kemudian dibawa, sampai ke tanah anak-anak Ibnu Abdi al-Hakam, disanalah jenazah Imam Syafi\u2019I dimakamkan, yang kemudian terkenal dengan Turbah Asy-Syafi’i sampai hari ini. Dan kemudian di sanalah berdiri sebuah masjid yang diberi nama Masjid Asy-Syafi’i. Wallahu\u2019alam Bisshawab.<\/p>\n\n\n\n

                  Referensi:<\/strong> <\/p>\n\n\n\n

                  1. Djazuli, Imu Fiqih Penggalian, Perkembangan Dan Penerapan Hukum Islam, Jakarta: Kencana,.<\/em><\/li>
                  2. M Alfatih Suryadilaga, Studi Kitab Hadits, Yogyakarta, Teras. <\/em><\/li>
                  3. M .Bahri Ghazali dan Djumaris, Perbandingan Mazhab, Jakarta :Pedoman Ilmu, Mustafa<\/em><\/li>
                  4. Muhammad Asy-Syaka\u2019ah, Islam Bila Mazahib, alih bahasa, A.M Basalamah, Jakarta : Gema Insani Press.<\/em><\/li>
                  5. H Muslim Ibrahim, Pengantar Fiqih Muqaran, Yogyakarta:Erlangga.<\/em><\/li>
                  6. Lahmuddin Nasution, Pembaharuan Hukum Islam Dalam Mazhab Syafi\u2019i, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.<\/em><\/li>
                  7. Ahmad asy-Syurbasi, Al-Aimmah Al-Arba\u2019ah, Futuhul Arifin, Terj 4 Mutiara Zaman, Jakarta: Pustaka Qalami. <\/em><\/li>
                  8. M . Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada<\/em><\/li>
                  9. Sirajuddin Abbas, Sejarah Dan Keagungan Mazhab Syafi\u2019i, Jakarta : Pustaka Tarbiyah<\/em><\/li>
                  10. Abdullah Mustofa Al-Maraghi, \u201cFath Al-Mubin Di Tabaqat Al-Usuliyyin\u201d, Terj. Husein<\/em><\/li>
                  11. Muhammad, Pakar-Pakar Fiqh Sepanjang Sejarah, Yogyakarta : LPKSM.<\/em><\/li>
                  12. Ahmad Asy-Syurbasi, loc. Cit., h. 137. <\/em><\/li><\/ol>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

                    Pecihitam.org Biografi Imam Syafii. Nama lengkap Imam Syafi\u2019i Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi. Nama Syafi\u2019i diambilkan dari nama kakeknya, Syafi\u2019i dan Qusayy bin Kilab adalah juga kakek Nabi Muhammad SAW. Pada Abdul Manaf nasab Asy-Syafii bertemu dengan Rasulullah SAW. Imam Syafii lahir diPalestina pada tahun 150 H, di sebuah perkampung orang-orang Yaman. […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":3860,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[12,16],"tags":[2361,2360,2359],"yoast_head":"\nBiografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Dari berbagai referensi mengenai biografi Imam Syafii diceritakan pada akhir hayatnya, suatu hari Imam Syafii terkena wasir, dan tetap begitu hingga\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Dari berbagai referensi mengenai biografi Imam Syafii diceritakan pada akhir hayatnya, suatu hari Imam Syafii terkena wasir, dan tetap begitu hingga\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-07-29T03:05:10+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-07-29T03:52:26+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"818\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"15 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/\"},\"author\":{\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\"},\"headline\":\"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia\",\"datePublished\":\"2019-07-29T03:05:10+00:00\",\"dateModified\":\"2019-07-29T03:52:26+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/\"},\"wordCount\":2953,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg\",\"keywords\":[\"imam islam\",\"imam mazhab\",\"imam syafii\"],\"articleSection\":[\"Tokoh\",\"Ulama\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/\",\"name\":\"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg\",\"datePublished\":\"2019-07-29T03:05:10+00:00\",\"dateModified\":\"2019-07-29T03:52:26+00:00\",\"description\":\"Dari berbagai referensi mengenai biografi Imam Syafii diceritakan pada akhir hayatnya, suatu hari Imam Syafii terkena wasir, dan tetap begitu hingga\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg\",\"width\":1024,\"height\":818,\"caption\":\"biografi imam syafii\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\",\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"caption\":\"Arif Rahman Hakim\"},\"description\":\"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia - Pecihitam.org","description":"Dari berbagai referensi mengenai biografi Imam Syafii diceritakan pada akhir hayatnya, suatu hari Imam Syafii terkena wasir, dan tetap begitu hingga","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia - Pecihitam.org","og_description":"Dari berbagai referensi mengenai biografi Imam Syafii diceritakan pada akhir hayatnya, suatu hari Imam Syafii terkena wasir, dan tetap begitu hingga","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-07-29T03:05:10+00:00","article_modified_time":"2019-07-29T03:52:26+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":818,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Arif Rahman Hakim","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Arif Rahman Hakim","Est. reading time":"15 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/"},"author":{"name":"Arif Rahman Hakim","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b"},"headline":"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia","datePublished":"2019-07-29T03:05:10+00:00","dateModified":"2019-07-29T03:52:26+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/"},"wordCount":2953,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg","keywords":["imam islam","imam mazhab","imam syafii"],"articleSection":["Tokoh","Ulama"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/","name":"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg","datePublished":"2019-07-29T03:05:10+00:00","dateModified":"2019-07-29T03:52:26+00:00","description":"Dari berbagai referensi mengenai biografi Imam Syafii diceritakan pada akhir hayatnya, suatu hari Imam Syafii terkena wasir, dan tetap begitu hingga","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/07\/Imam-Besar-Syafii.jpg","width":1024,"height":818,"caption":"biografi imam syafii"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-yang-banyak-dianut-di-indonesia\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Biografi Lengkap Imam Syafii, Pendiri Mazhab Yang Banyak Dianut di Indonesia"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b","name":"Arif Rahman Hakim","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","caption":"Arif Rahman Hakim"},"description":"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3837"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/14"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=3837"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3837\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/3860"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=3837"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=3837"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=3837"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}