Pecihitam.org<\/strong> \u2013 Lamaran adalah peristiwa sakral di mana umunya seorang laki-laki mengutarakan keinginan untuk menikahi seorang perempuan. Lamaran bisa dilakukan seorang laki-laki kepada perempuan secara langsung dan bisa diwakilkan. Dalam hal ini, ada cara dan ketentuan melamar dalam Islam yang harus diikuti bagi pelamar. Berikut penjelasannya:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/em><\/strong>, melihat calon secara langsung.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Proses lamaran sebaiknya dilaksanakan dengan cara mendatangi rumahnya, bukan mengajaknya ke tempat yang sepi. Arti melihat di sini adalah pada waktu itu, pelamar melihat kepada apa-apa yang bisa membuat dia tertarik untuk menikahi calonnya dan sebaliknya. <\/p>\n\n\n\n

Jika saat si pelamar melihat calonnya dan mendapati ada sesuatu yang tidak disenangi darinya, maka dia boleh untuk membatalkan lamarannya. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad Saw<\/a> berikut ini:<\/p>\n\n\n\n

\u062d\u062f\u062b\u0646\u0627 \u0623\u0628\u0648 \u0645\u0639\u0627\u0648\u064a\u0629 \u062d\u062f\u062b\u0646\u0627 \u0639\u0627\u0635\u0645 \u0639\u0646 \u0628\u0643\u0631 \u0628\u0646 \u0639\u0628\u062f\u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0646 \u0627\u0644\u0645\u063a\u064a\u0631\u0629 \u0628\u0646 \u0634\u0639\u0628\u0629 \u0642\u0627\u0644 \u062e\u0637\u0628\u062a \u0627\u0644\u0645\u0631\u0623\u0629 \u0641\u0642\u0627\u0644 \u0644\u064a \u0631\u0633\u0648\u0644 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0623\u0646\u0638\u0631\u062a \u0625\u0644\u064a\u0647\u0627 \u0642\u0644\u062a \u0644\u0627 \u0642\u0627\u0644 \u0641\u0627\u0646\u0638\u0631 \u0625\u0644\u064a\u0647\u0627 \u0641\u0625\u0646\u0647 \u0623\u062d\u0631\u0649 \u0623\u0646 \u064a\u0643\u0648\u0646 \u064a\u0624\u062f\u0645 \u0644\u0647\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cTelah menceritakan kepada kami Abu Mu\u2019awiyah Telah menceritakan kepada kami Ashim dari Bakr bin Abdullah dari Al Mughirah bin Syu\u2019bah ia berkata, \u201cSaya meminang seorang wanita, Rasulullah saw. lalu bertanya kepadaku: \u201cApakah kamu telah melihatnya?\u201d Saya menjawab: \u201cBelum.\u201d Beliau bersabda: \u201cLihatlah ia karena itu akan lebih memantapkan kalian berdua.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/em>, tidak melamar perempuan yang telah dilamar laki-laki lain.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Ketentuan berikutnya perihal cara melamar dalam syariat Islam adalah seorang laki-laki yang datang melamar seorang perempuan yang sudah dilamar laki-laki lain dilarang langsung oleh Rasulullah sebagaimana hadis berikut:<\/p>\n\n\n\n

\u062d\u062f\u062b\u0646\u0627 \u0647\u0634\u0627\u0645 \u0628\u0646 \u0639\u0645\u0627\u0631 \u0648 \u0633\u0647\u0644 \u0628\u0646 \u0623\u0628\u064a \u0633\u0647\u0644 \u0642\u0627\u0644\u0627 \u062d\u062f\u062b\u0646\u0627 \u0633\u0641\u064a\u0627\u0646 \u0628\u0646 \u0639\u064a\u064a\u0646\u0629 \u0639\u0646 \u0627\u0644\u0632\u0647\u0631\u064a \u0639\u0646 \u0633\u0639\u064a\u062f \u0628\u0646 \u0627\u0644\u0645\u063a\u064a\u0631\u0629 \u0639\u0646 \u0623\u0628\u064a \u0647\u0631\u064a\u0631\u0629 \u0642\u0627\u0644 \u0642\u0627\u0644 \u0631\u0633\u0648\u0644 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0635\u0644\u0649  \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0644\u0627 \u064a\u062e\u0637\u0628 \u0627\u0644\u0631\u062c\u0644 \u0639\u0644\u0649 \u062e\u0637\u0628\u0629 \u0623\u062e\u064a\u0647<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cTelah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar dan Sahl bin Abu Sahl keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Az Zuhri dari Sa\u2019id Ibnul Mughirah dari Abu Hurairah ia berkata, \u201cRasulullah saw. bersabda: \u201cJanganlah seorang laki-laki meminang pinangan saudaranya.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/em>, tidak mengumumkan lamaran ke banyak orang.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lamaran adalah langkah awal. Sebab,\nprosesi yang patut diberitakan adalah kabar pernikahan, bukan lamarannya. Dalam\nhal ini, sebagian ulama menganjurkan untuk menyembunyikan lamaran sebab mereka\nkhawatir adanya sifat hasad atau iri hati pada orang lain yang mencoba merusak\nhubungan antara seseorang dan keluarga pinangannya. Nabi Muhammad Saw bersabda:<\/p>\n\n\n\n

\u0623\u0633\u0631\u0648\u0627 \u0627\u0644\u062e\u0637\u0628\u0629 \u0648\u0623\u064e\u0639\u0652\u0644\u0650\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0646\u0650\u0651\u0643\u064e\u0627\u062d\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cRahasiakanlah tunangan dan umumkanlah pernikahan.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/em>, perempuan yang akan dilamar bebas dari mawani (pencegah) dari sebuah pernikahan.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Dalam cara melamar seseorang menurut Rasulullah ini adalah misalnya ada peristiwa bahwa perempuan tersebut bukan adik kandung atau bukan perempuan yang masih dalam masa iddah. Syekh Abu Syuja\u2019 Al-Ishfahani dalam kitab Gh\u00e2yatut Taqr\u00eeb<\/a><\/em> menuturkan sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u0644\u0627 \u064a\u062c\u0648\u0632 \u0623\u0646 \u064a\u0635\u0631\u062d \u0628\u062e\u0637\u0628\u0629 \u0645\u0639\u062a\u062f\u0629 \u0648\u064a\u062c\u0648\u0632 \u0623\u0646 \u064a\u0639\u0631\u0636 \u0644\u0647\u0627 \u0648\u064a\u0646\u0643\u062d\u0647\u0627 \u0628\u0639\u062f \u0627\u0646\u0642\u0636\u0627\u0621 \u0639\u062f\u062a\u0647\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cDan tidak boleh meminang secara jelas perempuan yang sedang dalam masa iddah, namun boleh meminangnya dengan cara sindiran dan menikahinya setelah selesainya masa iddah.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Islam mengatur kehidupan umat Islam dengan sedemikian rupa bahkan sampai hal-hal detail yang sangat berguna dan jika dilewatkan akan berdampak sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Maka apabila kita berniat melamar lalu menikahi seseorang, alangkah baiknya apabila menuruti empat cara melamar seseorang menurut Rasulullah Saw ini. Islam telah mengajarkan, giliran kita sebagai umat Islam yang melaksanakan.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org \u2013 Lamaran adalah peristiwa sakral di mana umunya seorang laki-laki mengutarakan keinginan untuk menikahi seorang perempuan. Lamaran bisa dilakukan seorang laki-laki kepada perempuan secara langsung dan bisa diwakilkan. Dalam hal ini, ada cara dan ketentuan melamar dalam Islam yang harus diikuti bagi pelamar. Berikut penjelasannya: Pertama, melihat calon secara langsung. Proses lamaran sebaiknya dilaksanakan […]<\/p>\n","protected":false},"author":18,"featured_media":41429,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[22],"tags":[10204],"yoast_head":"\n