Pecihitam.org<\/strong> – Ada sebuah pertanyaan yang sering diajukan oleh umat Islam, apakah Islam agama yang paling benar? Sekurang-kurangnya untuk menjawab pertanyaan ini, para pemikir Muslim terbelah menjadi dua kelompok; pertama, orang yang berkata bahwa Islam agama yang paling benar, dengan menyimpukan sebuah keniscayaan bahwa agama lain ada kemungkinan benar, tapi Islamlah yang paling benar. Memang ada kebenaran lain di luar Islam, tapi harus diyakini bahwa Islamlah agama yang paling benar.<\/p>\n\n\n\n Pandangan ini tentu saja dibantah oleh para pemikir Islam yang lain, dengan menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar. Pendapat kedua ini berdiri di atas sebuah pemahaman bahwa agama di luar Islam sepenuhnya salah, dan hanya Islam saja agama yang benar. Dengan kata lain, tidak tepat bila dinyatakan bahwa Islam sebagai agama yang paling benar. Tapi yang tepat menurut kelompok yang ini adalah Islam agama yang benar, karena yang lain pasti salah.<\/p>\n\n\n\n Dari mana sebenarnya perbedaan pandangan seperti ini berasal? Kalau kita pahami lebih jeli, perbedaan pendapat ini terjadi karena berbeda dalam menafsirkan sebuah ayat di dalam Alquran, Allah berfirman di dalam Alquran, \u201cInna ad-Dina ‘Indallahil Islam<\/em>\u201d, agama di sisi Allah adalah Islam. Kata \u201cIslam\u201d dalam ayat inilah yang membawa para mufasir<\/a><\/strong> ke dalam beragam pengertian dan penafsiran.<\/p>\n\n\n\n Ada ulama yang berkata bahwa Islam harus dikembalikan kepada makna generalnya, sebagai sikap yang tunduk dan patuh hanya semata-mata karena Allah. Pandangan seperti ini didasarkan pada sebuah ayat di dalam Alquran, \u201cWaman ahsanudinan mimman Aslama wajhahu Lillah<\/em>\u201d , agama apakah yang paling baik selain agama yang menyerahkan dirinya kepada Allah. Dengan dasar ini, maka seluruh agama yang mengajarkan ketundukan dan mengajarkan kepasrahan hanya kepada Allah, maka itu adalah agama Islam.<\/p>\n\n\n\n Pendapat di atas kemudian dikukuhkan dengan sebuah kesimpulan bahwa kata \u201cIslam\u201d di dalam Alquran tidak secara atributif menunjuk kepada agama tertentu, yaitu agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Tapi lebih menunjuk secara substantif kepada sikap pasrah hanya kepada Allah.<\/p>\n\n\n\n