Pecihitam.org<\/strong> – Kandungan Surah Al-Isra’ Ayat 83-84 ini, Allah swt menerangkan sifat umum manusia, yaitu apabila diberi kenikmatan, seperti harta, kekuasaan, kemenangan dan sebagainya, mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya, bahkan mereka menjauhkan diri. Sebaliknya, apabila ditimpa kesukaran, kesengsara-an, kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa dan merasa tidak akan memperoleh apa-apa lagi.<\/p>\n\n\n\n

Allah swt sebagai Penguasa semesta alam mengetahui siapa di antara manusia yang mengikuti kebenaran dan siapa di antara mereka yang mengikuti kebatilan. Semuanya nanti akan diberi keputusan yang adil.<\/p>\n\n\n\n

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an<\/a> Surah Al-Isra’ Ayat 83-84<\/p>\n\n\n\n

Surah An-Nahl Ayat 83
\u0648\u064e\u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0623\u064e\u0646\u0652\u0639\u064e\u0645\u0652\u0646\u064e\u0627 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0625\u0650\u0646\u0633\u064e\u0627\u0646\u0650 \u0623\u064e\u0639\u0652\u0631\u064e\u0636\u064e \u0648\u064e\u0646\u064e\u0623\u064e\u0649 \u0628\u0650\u062c\u064e\u0627\u0646\u0650\u0628\u0650\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0645\u064e\u0633\u0651\u064e\u0647\u064f \u0627\u0644\u0634\u0651\u064e\u0631\u0651\u064f \u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u064a\u064e\u0626\u064f\u0648\u0633\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Terjemahan<\/strong>: Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0648\u064e\u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0623\u064e\u0646\u0652\u0639\u064e\u0645\u0652\u0646\u064e\u0627 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0625\u0650\u0646\u0633\u064e\u0627\u0646\u0650<\/strong> (Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia) yang kafir \u0623\u064e\u0639\u0652\u0631\u064e\u0636\u064e <\/strong>(niscaya berpalinglah dia) daripada bersyukur \u0648\u064e\u0646\u064e\u0623\u064e\u0649 \u0628\u0650\u062c\u064e\u0627\u0646\u0650\u0628\u0650\u0647\u0650 <\/strong>(dan membelakangkan badannya) yakni membelakangkan tubuhnya dengan sikap yang sombong <\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0645\u064e\u0633\u0651\u064e\u0647\u064f \u0627\u0644\u0634\u0651\u064e<\/strong> (dan apabila dia ditimpa kesusahan) kemiskinan dan kesengsaraan \u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u064a\u064e\u0626\u064f\u0648\u0633\u064b\u0627<\/strong> (niscaya dia berputus asa) dari rahmat Allah.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Allah memberitahukan tentang kekurangan manusia sebagai makhluk kecuali orang-orang yang dilindungi oleh Allah Ta\u2019ala dalam dua keadaan: bahagia maupun sengsara. Jika Dia menolong dan memberikan apa yang menjadi keinginannya, maka ia tidak mau taat kepada-Nya dan enggan menyembah-Nya serta membelakangi dengan sikap yang sombong. Mujahid mengatakan: \u201cYakni, menjauh dari Kami (Allah).\u201d<\/p>\n\n\n\n

Mengenai hal tersebut, penulis (Ibnu Katsir) katakan, yang demikian itu adalah seperti firman-Nya berikut ini: \u201cKetika Dia menyelamatkanmu ke daratan, kamu berpaling.\u201d (QS. Al-Israa\u2019: 67)<\/p>\n\n\n\n

Sesungguhnya, jika ia ditimpa musibah, bencana, dan berbagai hal yang menyusahkan; \u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u064a\u064e\u0626\u064f\u0648\u0633\u064b\u0627<\/strong> (Maka ia berputus asa) Maksudnya, ia putus asa dari memperoleh kebaikan kembali setelah itu.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Kemenag<\/strong>: Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan sifat umum manusia, yaitu apabila diberi kenikmatan, seperti harta, kekuasaan, kemenangan dan sebagainya, mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya, bahkan mereka menjauhkan diri. Sebaliknya, apabila ditimpa kesukaran, kesengsara-an, kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa dan merasa tidak akan memperoleh apa-apa lagi. <\/p>\n\n\n\n

Seharusnya mereka tidak berputus asa, melainkan tetap beramal dan berusaha untuk mendapatkan pertolongan Allah, karena menurut ajaran Al-Qur’an, orang yang berputus asa dari rahmat Allah berarti telah mengingkari rahmat-Nya.<\/p>\n\n\n\n

Surah An-Nahl Ayat 84
\u0642\u064f\u0644\u0652 \u0643\u064f\u0644\u0651\u064c \u064a\u064e\u0639\u0652\u0645\u064e\u0644\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0634\u064e\u0627\u0643\u0650\u0644\u064e\u062a\u0650\u0647\u0650 \u0641\u064e\u0631\u064e\u0628\u0651\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0623\u064e\u0639\u0652\u0644\u064e\u0645\u064f \u0628\u0650\u0645\u064e\u0646\u0652 \u0647\u064f\u0648\u064e \u0623\u064e\u0647\u0652\u062f\u064e\u0649 \u0633\u064e\u0628\u0650\u064a\u0644\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Terjemahan<\/strong>: Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Jalalain<\/strong>: \u0642\u064f\u0644\u0652 \u0643\u064f\u0644\u0651\u064c<\/strong> (Katakanlah, “Tiap-tiap orang) di antara kami dan kalian \u064a\u064e\u0639\u0652\u0645\u064e\u0644\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0634\u064e\u0627\u0643\u0650\u0644\u064e\u062a\u0650\u0647\u0650 <\/strong>(berbuat menurut keadaannya masing-masing) yakni menurut caranya sendiri-sendiri \u0641\u064e\u0631\u064e\u0628\u0651\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0623\u064e\u0639\u0652\u0644\u064e\u0645\u064f \u0628\u0650\u0645\u064e\u0646\u0652 \u0647\u064f\u0648\u064e \u0623\u064e\u0647\u0652\u062f\u064e\u0649 \u0633\u064e\u0628\u0650\u064a\u0644\u064b\u0627<\/strong> (Maka Rabb kalian lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”) maka Dia akan memberi pahala kepada orang yang lebih benar jalannya.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Ibnu Katsir<\/strong>: Firman-Nya: \u0642\u064f\u0644\u0652 \u0643\u064f\u0644\u0651\u064c \u064a\u064e\u0639\u0652\u0645\u064e\u0644\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0634\u064e\u0627\u0643\u0650\u0644\u064e\u062a\u0650\u0647\u0650 <\/strong>(Katakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-musing) Ibnu Abbas mengatakan: \u201cYakni, dalam posisinya.\u201d Sedangkan Qatadah mengungkapkan: \u201cYakni menurut niatnya.\u201d Dan Ibnu Zaid mengatakan: \u201cYakni menurut agamanya.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Dan ayat ini -wallahu a\u2019lam- merupakan ancaman keras bagi orang-orang musyrik. Oleh karena itu, Allah T\u2019ala berfirman: \u0642\u064f\u0644\u0652 \u0643\u064f\u0644\u0651\u064c \u064a\u064e\u0639\u0652\u0645\u064e\u0644\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0634\u064e\u0627\u0643\u0650\u0644\u064e\u062a\u0650\u0647\u0650 \u0641\u064e\u0631\u064e\u0628\u0651\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0623\u064e\u0639\u0652\u0644\u064e\u0645\u064f \u0628\u0650\u0645\u064e\u0646\u0652 \u0647\u064f\u0648\u064e \u0623\u064e\u0647\u0652\u062f\u064e\u0649 \u0633\u064e\u0628\u0650\u064a\u0644\u064b\u0627<\/strong> (\u201cKatakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Rabbmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.\u201d) Yakni, dari Kami dan juga kalian. Dan Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya, dan sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya.<\/p>\n\n\n\n

Tafsir Kemenag<\/strong>: Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan kepada umatnya agar mereka bekerja menurut potensi dan kecenderungan masing-masing. Semuanya dipersilakan bekerja menurut tabiat, watak, kehendak, dan kecenderungan masing-masing. <\/p>\n\n\n\n

Allah swt sebagai Penguasa semesta alam mengetahui siapa di antara manusia yang mengikuti kebenaran dan siapa di antara mereka yang mengikuti kebatilan. Semuanya nanti akan diberi keputusan yang adil.<\/p>\n\n\n\n

Shadaqallahul \u2018adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Isra’ ayat 83-84 berdasarkan Tafsir Jalalain<\/a>, Tafsir Ibnu Katsir<\/a> dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Isra’ Ayat 83-84 ini, Allah swt menerangkan sifat umum manusia, yaitu apabila diberi kenikmatan, seperti harta, kekuasaan, kemenangan dan sebagainya, mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya, bahkan mereka menjauhkan diri. Sebaliknya, apabila ditimpa kesukaran, kesengsara-an, kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa dan merasa tidak akan memperoleh apa-apa lagi. Allah […]<\/p>\n","protected":false},"author":48,"featured_media":42745,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6351],"tags":[10344],"yoast_head":"\n