Pecihitam.org<\/strong> \u2013 Beberapa waktu terakhir ini gerakan razia buku di Indonesia sedang menjadi tren. Sebelumnya kasus ini menimpa dua orang mahasiswa asal Probolinggo, yang tergabung di komunitas vespa literasi. <\/p>\n\n\n\n

Dua orang mahasiswa tersebut dipanggil oleh aparat\nkepolisian lantaran buku yang dipajang saat kegiatan komunitas ini dianggap\nmengandung paham marxisme.<\/p>\n\n\n\n

Ternyata hal serupa juga terjadi di Kota Makassar, Sulawesi\nSelatan. Namun kali ini menimpa salah satu toko buku besar, yaitu Gramedia. <\/p>\n\n\n\n

Berbeda dengan kasus-kasus sebelumnya dimana aparat yang\nmenjadi penyisir, kali ini razia buku Marxisme tersebut dilakukan sekelompok\nmasyarakat yang mengatasnamakan dirinya Brigade Muslim Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

Kejadian tersebut diketahui dari unggahan akun youtube\nBrigade Muslim Indonesia pada Sabtu, 3 Agustus 2019 di salah satu Mall di Kota\nMakassar. <\/p>\n\n\n\n

Ketua Brigade Muslim Indonesia dalam video singkatnya\nmenyebut alasan kelompoknya menyita buku ini. <\/p>\n\n\n\n

\u201cJadi kami menganggap bahwa buku-buku ini adalah bagian dari\npenyebaran paham-paham tersebut dan Alhamdulillah kami sudah bekerja sama\ndengan pihak Gramedia untuk menarik buku ini dan mengembalikannya ke\npercetakannya, kita sepakat bahwa Makassar harus libas paham-paham Marxisme dan\npaham-paham Leninisme, Allahu Akbar,\u201d ucapnya dalam video yang diupload oleh\nChanel Brigade Muslim Makassar di Youtube.<\/p>\n\n\n\n

Terlihat dalam video tersebut, puluhan buku dirazia oleh\nBrigade Muslim Indonesia. <\/p>\n\n\n\n

Diduga buku-buku itu terkait dengan paham Marxisme Leninisme yang dianggap bertentangan dengan regulasi negara yang diperjuabelikan di toko buku itu.<\/p>\n\n\n\n

Dari video singkat tersebut terlihat buku bersampul Bung\nKarno, buku kritik Marx oleh Frans Magnis, buku bersampul Lenin dan lain\nsebagainya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org \u2013 Beberapa waktu terakhir ini gerakan razia buku di Indonesia sedang menjadi tren. Sebelumnya kasus ini menimpa dua orang mahasiswa asal Probolinggo, yang tergabung di komunitas vespa literasi. Dua orang mahasiswa tersebut dipanggil oleh aparat kepolisian lantaran buku yang dipajang saat kegiatan komunitas ini dianggap mengandung paham marxisme. Ternyata hal serupa juga terjadi di […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":4393,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[2622,2620,2621],"yoast_head":"\n