Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":43953,"date":"2020-03-18T05:46:38","date_gmt":"2020-03-17T22:46:38","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=43953"},"modified":"2020-03-17T23:41:11","modified_gmt":"2020-03-17T16:41:11","slug":"munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/","title":{"rendered":"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Di Padang Arafah Nabi Muhammad saw berdakwah dihadapan ribuan sahabat, Rubba muballighin aw\u2019a min sami\u2019, <\/em>“Yang menyampaikan sering lebih dapat memelihara daripada orang yang mendengarkan saja.” Dalam hadis yang lain Nabi saw bersabda: Ballighu anni wa lau ayatan, <\/em>“sampaikankan dariku (hadis) walau hanya satu saja.” <\/p>\n\n\n\n

Sejak itu, sepanjang sejarah Islam, selalu ada sekelompok umat yang bekerja untuk menyampaikan pesan Ilahi, pesan Nabi saw. Ia menjadi umat yang disegani oleh bukan karena dia seorang Nabi, tetapi karena dialah yang memelihara eksistensi Islam sampai saat ini. Dia menjadi pewaris para Nabi, menjadi penghubung atas pesan-pesan para nabi dari Adam hingga Nabi akhir zaman.<\/p>\n\n\n\n

Pernah datang ketika muballig sebagai ahli fiqih. Ia menghabiskan waktunya\ndi Pesantren mempelajari fiqih sekian puluh tahun lamannya, sehingga isi\ndakwahnya selalu terkait persoalan hukum-hukum Islam, halal dan haram, sunnah,\nmubah, makruh. Ia menjadi narasumber benar salahnya sebuah ibadah bahkan masuk\nneraka surga berada ditangannya. <\/p>\n\n\n\n

Ada juga muballigh hadis sebagai pemikir Islam. Jamaluddin al-Afghani, Muhammad\nAbduh, Hasan Hanafi, Fazlur Rahman, Nur Cholis Majid, Jalaluddin Rakhmat. Mereka\nadalah tokoh yang tidak suka terikat pada satu mazhab tetapi mendengunkan\npersatuan mazhab, menghargai perbedaan apapun mazhabnya. <\/p>\n\n\n\n

Di waktu yang berbeda, muballigh tampil sebagai sosok sufi. Ia dikenal karena kealimannya dalam beribadah, tindakannya lebih nyata daripada ucapannya. Ia menasehati orang lewat ibadahnya, ia berbeda dari yang lain.<\/p>\n\n\n\n

Ia terkadang dianggap memiliki karamah\/kemuliaan tertentu, sehingga banyak orang yang mendekat karena berharap berkah dari sang sufi. Segala ucapannya diikuti tanpa rasa kritis, membantahnya bisa mendatangkan laknat. <\/p>\n\n\n\n

Di Indonesia agama hadir sebagai sosok sufistik. Para sufi tidak banyak berbicara halal haram tetapi lebih para persoalan akhlak, rohani. Sehingga antara muballigh dengan umat seperti hubungan tokoh rohani dengan para pengikutnya.<\/p>\n\n\n\n

Umat didik lewat pendidikan pesantren yang kental dengan nilai-nilai akhlak. Murid menaru rasa hormat pada gurunya dengan penuh kesopanan. Adab lebih penting dari ilmu. Demikian prinsip dalam pesantren.<\/p>\n\n\n\n

Namun, belakangan muncullah kaum modernis yang melakukan kritik terhadap sistem pendidikan pesantren. Baginya sistem pesantren harus dirubah antara guru dan murid adalah sejarah, guru dapat dikritik oleh murid, semua memiliki hak yang sama. Perlahan-lahan aura sakral pesantren hilang dan akhirnya umat merasakan kekeringan spiritual. <\/p>\n\n\n\n

Umat merindukan sosok sufi, namun yang dilahirkan zaman adalah muballigh dalam sosok baru: bukan sufi, bukan faqih, tetapi hanya melahirkan muballigh pop. Sehingga pesan dakwah seakan menjadi nomor dua, tetapi yang lebih penting adalah popularitasnya. Akhirnya yang menentukan kualitas dakwah bukan lagi keilmuan, bukan integritas moral, apalagi kualita rohani, tetapi ditentukan oleh selera pasar. <\/p>\n\n\n\n

Saya pernah mempertanyakan sebuah pesantren mengundang muballigh yang tidak mumpuni keilmuannya. Dari pihak pesantren menjawab karena itu yang diinginkan oleh masyarakat. Bayangkan. Dakwah menjadi budaya pop, muballigh tampil sebagai selebriti. Hubungannya dengan jamaahnnya seperti artis dengan \u2018fansnya\u2019.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu, muballigh hari ini ada kecenderungan tampil sebagai \u201cprovokator\u201d yang disebarkan bukan kasih sayang tetapi kebencian, isi dakwahnya bukan menentramkan hati tetapi caci-maki, dendam, benci terhadap agama lain maupun mazhab lain.<\/p>\n\n\n\n

Pesan-pesannya tidak lagi mencerahkan akal tetapi menganjurkan untuk tidak menggunakan akal dalam beragama. Agamanya adalah doktrin, agamanya adalah kebencian. Misi Dakwahnya fitnatan lil alamin.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Berungtunglah kita di Indonesia, saat banyak muballigh yang tampil sebagai muballigh pop, selebriti, dan juga provokator, pada saat yang sama ada ulama, ustadz tampil dengan misi dakwah rahmatan lil alamin.<\/p>\n\n\n\n

Seperti Gus Baha, Gus Ulil, Nadirsyah Husain, Gus Muwaffiq, Habib Seif Alwi, Habib Luthfi. Sehingga umat tercerahkan dan tidak lagi mudah terprovokasi oleh segelintir ustadz \u201cprovokator\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Masyarakat mulai sadar bahwa ustadz yang suka provokasi jamaah perlu\ndiwaspadai sebab isi ceramahnya biasanya kebencian terhadap pemerintah dan\nkebencian terhadap agama dan mazhab yang berbeda dengannya. Maka masyarakat\nsetelah mendengar ceramah, pulang dengan membawa kebencian terhadap orang lain.\n<\/p>\n\n\n\n

Bisa dibayangkan, kalau sekiranya tidak ada ulama-ulama NU yang menyebarkan hubbul wathan<\/em> minal Iman<\/em> pada masyarakat, maka tinggal menghitung waktu Indonesia akan seperti di Timur Tengah seperti Suriah, Libya.<\/p>\n\n\n\n

Memberi panggung pada ustadz provokator sama halnya membiarkan Indonesia menemui titik kehancuran, intoleransi meningkat tidak lepas dari ustadz yang isi ceramahnya penuh dengan fitnah, dan kebencian. Hakikat seorang ustadz adalah menentramkan hati dan mencerahkan akal.<\/p>\n\n\n\n

Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Di Padang Arafah Nabi Muhammad saw berdakwah dihadapan ribuan sahabat, Rubba muballighin aw\u2019a min sami\u2019, “Yang menyampaikan sering lebih dapat memelihara daripada orang yang mendengarkan saja.” Dalam hadis yang lain Nabi saw bersabda: Ballighu anni wa lau ayatan, “sampaikankan dariku (hadis) walau hanya satu saja.” Sejak itu, sepanjang sejarah Islam, selalu ada sekelompok […]<\/p>\n","protected":false},"author":25,"featured_media":45257,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[10645],"yoast_head":"\nMunculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Bayangkan. Dakwah menjadi budaya pop, muballigh tampil sebagai selebriti. Hubungannya dengan jamaahnnya seperti artis dengan \u2018fansnya\u2019.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Bayangkan. Dakwah menjadi budaya pop, muballigh tampil sebagai selebriti. Hubungannya dengan jamaahnnya seperti artis dengan \u2018fansnya\u2019.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:author\" content=\"Muhammad Tahir Alibe\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-03-17T22:46:38+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-03-17T16:41:11+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Muhammad Tahir A.\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Muhammad Tahir A.\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/\"},\"author\":{\"name\":\"Muhammad Tahir A.\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff43719a449f66e8e01db8ec5dd59931\"},\"headline\":\"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan\",\"datePublished\":\"2020-03-17T22:46:38+00:00\",\"dateModified\":\"2020-03-17T16:41:11+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/\"},\"wordCount\":670,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"ustadz populer\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/\",\"name\":\"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-03-17T22:46:38+00:00\",\"dateModified\":\"2020-03-17T16:41:11+00:00\",\"description\":\"Bayangkan. Dakwah menjadi budaya pop, muballigh tampil sebagai selebriti. Hubungannya dengan jamaahnnya seperti artis dengan \u2018fansnya\u2019.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"ustad populer\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff43719a449f66e8e01db8ec5dd59931\",\"name\":\"Muhammad Tahir A.\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/594f59e9a84c55ffb6fdfd7889d5faad?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/594f59e9a84c55ffb6fdfd7889d5faad?s=96&r=g\",\"caption\":\"Muhammad Tahir A.\"},\"description\":\"Doktor Hadis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.\",\"sameAs\":[\"Muhammad Tahir Alibe\"],\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mtahir\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan - Pecihitam.org","description":"Bayangkan. Dakwah menjadi budaya pop, muballigh tampil sebagai selebriti. Hubungannya dengan jamaahnnya seperti artis dengan \u2018fansnya\u2019.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan - Pecihitam.org","og_description":"Bayangkan. Dakwah menjadi budaya pop, muballigh tampil sebagai selebriti. Hubungannya dengan jamaahnnya seperti artis dengan \u2018fansnya\u2019.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_author":"Muhammad Tahir Alibe","article_published_time":"2020-03-17T22:46:38+00:00","article_modified_time":"2020-03-17T16:41:11+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Muhammad Tahir A.","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Muhammad Tahir A.","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/"},"author":{"name":"Muhammad Tahir A.","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff43719a449f66e8e01db8ec5dd59931"},"headline":"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan","datePublished":"2020-03-17T22:46:38+00:00","dateModified":"2020-03-17T16:41:11+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/"},"wordCount":670,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg","keywords":["ustadz populer"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/","name":"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg","datePublished":"2020-03-17T22:46:38+00:00","dateModified":"2020-03-17T16:41:11+00:00","description":"Bayangkan. Dakwah menjadi budaya pop, muballigh tampil sebagai selebriti. Hubungannya dengan jamaahnnya seperti artis dengan \u2018fansnya\u2019.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/ustad-populer-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"ustad populer"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/munculnya-muballigh-pop-dan-ustadz-provokator\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Munculnya Muballigh Pop dan Ustadz Provokator, Bukti Hilangnya Keilmuan"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff43719a449f66e8e01db8ec5dd59931","name":"Muhammad Tahir A.","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/594f59e9a84c55ffb6fdfd7889d5faad?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/594f59e9a84c55ffb6fdfd7889d5faad?s=96&r=g","caption":"Muhammad Tahir A."},"description":"Doktor Hadis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.","sameAs":["Muhammad Tahir Alibe"],"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mtahir\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/43953"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/25"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=43953"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/43953\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/45257"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=43953"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=43953"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=43953"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}