Pecihitam.org<\/strong> – Al-Quran merupakan Kalamullah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Pada hari ini kita pasti akan banyak sekali melihat dan mempunyai bentuk tertulis dari mushaf al Quran yang bagus-bagus, bahkan ada yang memakai tinta emas.<\/p>\n\n\n\n Sepeninggal Rasululah Saw, banyak sahabat yang gugur dalam perang. Hal ini membuat Umar bin Khattab khawatir, kemudian ia meminta kepada Abu Bakar selaku yang menjabat sebagai khalifah saat itu agar mushaf Al Quran dikumpulkan menjadi sebuah kitab. <\/p>\n\n\n\n Ketika zaman Rasulullah Saw masih hidup, setiap ayatnya yang turun dihafal oleh para sahabat dan ditulis pada pelepah kurma, lempengan-lempengan batu, tulang atau benda-benda lain.<\/p>\n\n\n\n Namun, meskipun ditulis dalam berbagai benda, kesucian dan kemurnian Al-Qur\u2019an tetap terjaga hingga kini. Lantas mengapa pada zaman Nabi mushaf Al-Quran tidak langsung ditulis di atas kertas seperti sekarang ini? Berikut penjelasannnya.<\/p>\n\n\n\n 1. Saat itu Ayat Al-Quran Belum Turun Semuanya<\/strong><\/p>\n\n\n\n Alasan pertama tidak ditulisnya mushaf Al-Qur\u2019an di atas kertas pada zaman Nabi, karena kala itu belum semua ayat Al-Qur\u2019an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat Al-Qur\u2019an yang turun hanyalah sepotong-potong bukan sekaligus.<\/p>\n\n\n\n Terkadang dalam satu surat, ayat-ayat tersebut masih dipotong lagi menjadi beberapa bagian dan diturunkan secara random. Ada ayat di bagian depan yang turun belakangan dan juga sebaliknya.<\/p>\n\n\n\n Itu sebabnya, pada masa itu lebih banyak bergantung pada hafalan dibandingan dengan tulisan. Hal ini juga didukung banyaknya sahabat Nabi saat itu yang kuat daya ingatnya. Disamping, pada masa tersebut orang yang pandai dalam hal baca tulis juga masih langka serta terbatasnya alat tulis.<\/p>\n\n\n\n Oleh sebab itu, apabila ada sahabat yang mendengar satu ayat maka mereka langsung menghafalnya dan menulis ayat tersebut pada pelepah kurma, lembaran kulit, batu putih yang tipis dan tulang pundak (binatang).<\/p>\n\n\n\n