PeciHitam.org –<\/strong>Indonesia dengan keragaman suku, budaya, rasa maupun agama berdampak penyikapan berbeda terhadap suatu masalah. Penyikapan berbeda terjadi pula pada kasus\/ fenomena pandemi Global bernama Corona Virus Disease (COVID-19)<\/a>.<\/p>\n

Beberapa kalangan bersikap apatis tentang dampak, imbas dan konsekuensi wabah penyakit dari Provinsi Hubei, Tiongkok ini. Di lain pihak, orang yang merasa sangat terancam dengan cara protektif diri secara berlebihan guna menghindari pandemi ini.<\/p>\n

Penyikapan lain lebih berimbang ditandai dengan meningkatkan kesadaran diri dan kebersihan terhadap benda tertentu yang diindikasikan kurang higienis.<\/em><\/p>\n

Pun sebagai orang yang mempercayai Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya sebagai orang yang Mengimani adanya Tuhan, maka berlindung diri melalui panjatan doa kepada Tuhan merupakan sebuah keniscayaan.<\/p>\n

Hal ini menjadi penting, sehingga kita tidak terjebak dalam pandangan bahwa wabah ini tidak ada campur tangan Tuhan yang menjadi pandangan kaum free will <\/em>atau orang-orang Qadariyah. <\/em>Keterjebakan tersebut akan membawa kerugian dari segi sosial dan keyakinan\/ Iman.<\/p>\n

Kasus wabah ini bukan pertama kali melanda dunia, beberapa waktu silam bahkan ratus tahun lalu pandemi dunia juga terdeteksi. Catatan sejarah memperlihatkan pandemi Kolera dan Lepra menjadi momok menakutkan penduduk dunia di masa silam.<\/p>\n

Bahkan wabah tersebut tercatat pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW, sesuai Riwayat Imam Abu Dawud yang dinukil dalam kitab Riyadush Shalihin<\/em>. Sikap Rasul yaitu berdoa agar terlindung dari segala penyakit dan mara-bahaya kepada Allah SWT.<\/p>\n

Khas seorang Muslim harus sesuai dengan apa yang ajarkan Rasul SAW, dengan tanpa meninggalkan ikhtiar <\/em>atau usaha menangkal wabah. Hal ini terekam pula dalam hadits <\/em>Rasul SAW, yang menjelaskan metode lockdown <\/em>atau isolasi pada riwayat Imam Bukhari;<\/p>\n

\u0627\u0630\u0627 \u0633\u0645\u0639\u062a\u0645 \u0628\u0627\u0644\u0637\u0627\u0639\u0648\u0646 \u0628\u0623\u0631\u0636 \u0641\u0644\u0627 \u062a\u0630\u062e\u0644\u0648\u0647\u0627\u060c \u0648\u0627\u0630\u0627 \u0648\u0642\u0639 \u0628\u0623\u0631\u0636 \u0648\u0627\u0646\u062a\u0645 \u0628\u0647\u0627 \u0641\u0644\u0627 \u062a\u062e\u0644\u0627\u062c\u0648\u0627 \u0645\u0646\u0647\u0627 – \u0631\u0648\u0627\u0647 \u0627\u0644\u0628\u062e\u0627\u0631\u064a<\/strong><\/p>\n

jika kalian mendengar ada wabah penyakit di daerah, maka kalian jangan mengunjungi daerah tersebut dan jika kalian berada di wilayah itu jangan sampai kalian beranjak pergi (HR. Bukhari)<\/em><\/p>\n

jelas dipaparkan tentang metode lockdown <\/em>ala Rasul SAW yang hampir sama dengan metode Isolasi keilmuan medis modern. Titik poin utama yaitu usaha dalam menghindari penyebaran dan doa harus beriringan, itu yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.<\/p>\n

Oleh karenanya beberapa Institusi kegamaan, sebut saja Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI)<\/a>, Jatman, dan lembaga Pesantren mengeluarkan maklumat dan himbauan untuk berdoa dengan varian doa berbeda.<\/p>\n

Dari beberapa lembaga tersebut adalah sebuah ordo Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah di wilayah Jawa Tengah bagian Selatan. Pimpinan Tarekat tersebut adalah Syaikh KH Wahib Mahfudz salah seorang pesohor pimpinan pesantren dan salah satu tokoh NU.<\/p>\n

Beliau memberi ijazah <\/em>bagi para kaum muslim untuk mengamalkan shalawat <\/em>Penangkal Wabah, sebagai ikhtiar terhindar dari penyakit. Shalawat <\/em>sebagaimana di bawah ini;<\/p>\n

\u00a0\u0627\u0644\u0644\u0647\u0645 \u0635\u0644 \u0639\u0644\u0649 \u0633\u064a\u062f\u0646\u0627 \u0645\u062d\u0645\u062f\u060c \u0648\u0639\u0644\u0649 \u0627\u0644 \u0633\u064a\u062f\u0646\u0627 \u0645\u062d\u0645\u062f \u0628\u0639\u062f\u062f \u0643\u0644 \u062f\u0627\u0621 \u0648\u062f\u0648\u0627\u0621\u060c \u0648\u0628\u0627\u0631\u0643 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0639\u0644\u064a\u0647\u060c \u0648\u0639\u0644\u064a\u0647\u0645 \u0643\u062b\u064a\u0631\u0627 \u0643\u062b\u064a\u0631\u0627<\/strong><\/p>\n

Shalawat diatas dibaca tiga kali lalu kemudian dilanjut shalawat dibawah ini:<\/p>\n

\u0648\u0635\u0644 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0639\u0644\u0649 \u062c\u0645\u064a\u0639 \u0627\u0644\u0623\u0646\u0628\u064a\u0627\u0621 \u0648\u0627\u0644\u0645\u0631\u0633\u0644\u064a\u0646 \u0648\u0627\u0644 \u0643\u0644 \u0648\u0635\u062d\u0628 \u0643\u0644 \u0627\u062c\u0645\u0639\u064a\u0646. \u0648\u0627\u0644\u062d\u0645\u062f \u0644\u0644\u0647 \u0631\u0628 \u0627\u0644\u0639\u0627\u0644\u0645\u064a\u0646<\/strong><\/p>\n

Ajaran Rasulullah yang menyelaraskan doa dan usaha menandakan bahwa seseorang tidak boleh bersikap free will (<\/em>bebas tanpa tuhan) atau fatalis (t<\/em>erikat penuh dalam tanpa usaha). <\/em>Doa tersebut tidak serta merta melebihi, melampaui dan melangkahi pendapat para dokter atau tenaga medis.<\/p>\n

Akan tetapi sebagai ikhtiar bathiniyah <\/em>bagi orang yang beriman. Jadi pendapat yang mempertentangkan antara doa dan ikhtiar media dalam menangkal wabah Covid-19 adalah sebuah kekeliruan.<\/p>\n

Semoga Shalawat Penangkal Wabah\u00a0 Corona ini bisa menjadi pelindung bagi kita ketika mengamalkannya. Aamiin.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org –Indonesia dengan keragaman suku, budaya, rasa maupun agama berdampak penyikapan berbeda terhadap suatu masalah. Penyikapan berbeda terjadi pula pada kasus\/ fenomena pandemi Global bernama Corona Virus Disease (COVID-19). Beberapa kalangan bersikap apatis tentang dampak, imbas dan konsekuensi wabah penyakit dari Provinsi Hubei, Tiongkok ini. Di lain pihak, orang yang merasa sangat terancam dengan cara […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":45655,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2564],"tags":[10699],"yoast_head":"\n