Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":48138,"date":"2020-04-01T21:37:01","date_gmt":"2020-04-01T14:37:01","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=48138"},"modified":"2020-04-01T21:37:02","modified_gmt":"2020-04-01T14:37:02","slug":"surat-al-kafirun","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/","title":{"rendered":"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org –\u00a0<\/strong>Surat al-Kafirun atau yang biasa disebut Qul yaa ayyuhal kafirun<\/em> sesuai bacaannya, merupakan surat ke 109 dalam al-Quran. Surat ini merupakan salah satu surat pilihan terfavorit bagi sebagian imam yang biasa dibaca ketika shalat Subuh maupun Maghrib.<\/p>\n

Orang tua kita juga sering berwasiat agar membaca Surat al-Kafirun ini agar sering dijadikan sebagai bacaan menjelang tidur. Ternyata setelah kita mendalaminya begitu banyak keutamaan yang terkandung di dalamnya.<\/p>\n

Seperti salah satunya yaitu sebagai isyarat bahwa seorang muslim harus melakukan ibadah kepada Allah SWT untuk menjaga imannya, dari membuka mata (bisa diartikan bangun tidur\/ketika dilahirkan) hingga menutup mata (sebelum tidur\/ketika ajal menjemput) agar terhindar dari kekafiran dan kemusyrikkan.<\/p>\n

Asbabun Nuzul<\/strong><\/h2>\n

Mengenai asbabun nuzul<\/em><\/a> surat al-Kafirun ini, sebenarnya terdapat tiga riwayat para sahabat nabi, yaitu riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas, Ibnu Mundzir dan Said bin Mina.<\/p>\n

Ketiga riwayat tersebut secara garis besar hampir sama, yaitu menceritakan tentang perkataan kafir Quraisy yang mengiming-imingi Nabi Muhammad agar menyembah Tuhan mereka. Sebaliknya kaum Quraisy juga mengatakan akan bergantian menyembah kepada Allah.<\/p>\n

Sebab turunnya Surat Al-Kafirun dilatarbelakangi oleh ajakan kaum musrikin Quraisy yang selalu berupaya untuk membendung dakwah Rasulullah.<\/p>\n

Segala macam cara dan upaya dilancarkan mulai dari yang sifatnya hanya bujukan sampai dengan cara penyiksaan dan intimidasi pun tak menuai hasil.<\/p>\n

Akhirnya ada gagasan untuk mengajak bernegoisasi dengan Rasulullah. Mereka mengajak Rasulullah beserta para sahabat untuk menyembah tuhan mereka dengan cara mereka menyembah selama 1 tahun, kemudian 1 tahun berikutnya mereka bersedia untuk menyembah Allah dengan tuntunan Rasulullah.<\/p>\n

Setelah menunggu beberapa saat, kemudian Allah mewahyukan kepada Rasulullah sebagai respon ajakan kaum musrikin Quraisy. Dari peristiwa yang melatarbelakangi turunnya surat ini dapat diketahui bahwa ayat-ayat dalam surat al-Kafirun adalah jawaban Rasulullah atas ajakan kaum Quraisy untuk bertukar keyakinan.<\/p>\n

Namun Rasulullah Saw dengan tegas menolak dengan mengatakan \u201caku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah<\/em>\u201d dan beliaupun menyatakan bahwa mereka orang-orang kafir Quraisy pun tidak akan dengan ikhlas dan sepenuh hati menyembah Allah sebagaimana yang mereka janjikan.<\/p>\n

Kemudian pada ayat terakhir semakin jelas sikap yang ditunjukkan Rasulullah dalam hal aqidah, bahwasannya dalam hal beribadah maka kita berhak untuk melaksanakan ajaran sesuai dengan tuntunan agama kita.<\/p>\n

Sebagaimana mereka pun bebas melaksanakan aktivitas peribadatan sesuai dengan kepercayaannya. \u201cbagimu agamamu dan bagiku agamaku<\/em>\u201d ayat ini selaras dengan QS. Al-Baqarah ayat 256, berikut:<\/p>\n

\u0644\u0627 \u0625\u0650\u0643\u0652\u0631\u064e\u0627\u0647\u064e \u0641\u0650\u064a \u0627\u0644\u062f\u0650\u0651\u064a\u0646\u0650 \u0642\u064e\u062f\u0652 \u062a\u064e\u0628\u064e\u064a\u064e\u0651\u0646\u064e \u0627\u0644\u0631\u064f\u0651\u0634\u0652\u062f\u064f \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0652\u063a\u064e\u064a\u0650\u0651 \u0641\u064e\u0645\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064e\u0643\u0652\u0641\u064f\u0631\u0652 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0637\u064e\u0651\u0627\u063a\u064f\u0648\u062a\u0650 \u0648\u064e\u064a\u064f\u0624\u0652\u0645\u0650\u0646\u0652 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u0650 \u0641\u064e\u0642\u064e\u062f\u0650 \u0627\u0633\u0652\u062a\u064e\u0645\u0652\u0633\u064e\u0643\u064e \u0628\u0650\u0627\u0644\u0652\u0639\u064f\u0631\u0652\u0648\u064e\u0629\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0648\u064f\u062b\u0652\u0642\u064e\u0649 \u0644\u0627 \u0627\u0646\u0652\u0641\u0650\u0635\u064e\u0627\u0645\u064e \u0644\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u064f \u0633\u064e\u0645\u0650\u064a\u0639\u064c \u0639\u064e\u0644\u0650\u064a\u0645\u064c<\/strong><\/p>\n

Artinya: \u201ctidak ada paksaan dalam (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.\u2026\u201d<\/p>\n

Ayat tersebut menjelaskan bahwasannya Allah Swt menghendaki setiap orang merasakan kedamaian. Seperti halnya nama Islam, yang memiliki arti damai.<\/p>\n

Kedamaian tidak akan diraih kalau jiwa tidak damai, dan paksaan menyebabkan jiwa tidak damai. Karena itu tidak ada paksaan dalam menganut keyakinan agama Islam.<\/p>\n

Namun begitu, telah jelas jalan yang benar dan jalan yang sesat. Sehingga jika sudah mengetahui, maka tidaklah perlu paksaan itu dilakukan. Allah menghadirkan pilihan. Barang siapa yang ingin selamat maka janganlah menempuh jalan sesat dengan menyembah selain Allah.<\/p>\n

Kandungan Surat Al-Kafirun<\/strong><\/h2>\n
    \n
  1. Penegasan tentang kepercayaan atau keyakinan bahwa Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad Saw dan umat Islam itu berbeda dengan Tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir.<\/li>\n
  2. Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw dan umat Islam agar tidak mencampuradukkan kepercayaan kepada Allah Swt dengan kepercayaan kemusyrikan yaitu sesembahan selain Allah Swt.<\/li>\n
  3. Dengan ketegasannya, Nabi Muhammad Saw menolak ajakan kaum musrikin kafir Quraisy dengan tujuan agar tidak membaurkan keimanan kepada Allah Swt dengan keimanan dan peribadatan yang diajarkan oleh orang-orang kafir.<\/li>\n<\/ol>\n

    Amalan dan Keutamaan Membaca Surat Al-Kafirun<\/strong><\/h2>\n

    Begitu banyak riwayat yang menjelaskan mengenai amalan dan keutamaan surat al-Kafirun. Berikut ini kami mencoba untuk merincikannya sebagai berikut:<\/p>\n

    Pertama, <\/em><\/strong>disebutkan dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengenai amalan surat al-Kafirun, yakni riwayat yang bersumber dari Jabir ra., bahwa Rasulullah SAW membaca surat Al-Kafirun dan surat Qul Huwallahu Ahad<\/em> (Al-Ikhlas) dalam salat dua rakaat thawaf<\/em>-nya.<\/p>\n

    Kedua, <\/strong><\/em>di dalam kitab Sahih Muslim juga disebutkan mengenai amalan surat al-Kafirun ini, yaitu melalui riwayat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW membaca kedua surat tersebut dalam dua rakaat salat Subuhnya.<\/p>\n

    Ketiga, <\/em><\/strong>Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa dalam sebuah hadis telah disebutkan bahwa surat Al-Kafirun ini sebanding dengan seperempat Al-Quran.<\/p>\n

    Menurut Syaikh Ibnu \u2018Abbaz membaca surat al-Kafirun sebanyak empat kali sama dengan menghatam Al-Quran. Namun dengan adanya perkataan tersebut bukan berarti tidak perlu lagi membaca Al-Quran. Bagi seorang muslim membaca Al-Quran setiap hari merupakan hal yang amat dianjurkan.<\/p>\n

    Keempat, <\/strong><\/em>ada juga riwayat yang agak panjang yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitabnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq, dari Farwah ibnu Naufal (yaitu Ibnu Muawiyah), dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda kepadanya, \u201cMaukah engkau menjadi orang tua angkat dari anak yatim perempuan kami?<\/em>\u201d Muawiyah menjawab, \u201cKalau tidak salah dia adalah Zainab<\/em>.\u201d<\/p>\n

    Dan di lain waktu Muawiyah datang, maka Nabi Saw. bertanya kepadanya tentang Zainab, \u201cBagaimanakah berita anak perempuan itu?<\/em>\u201d Muawiyah menjawab, \u201cAku tinggalkan di rumah ibunya<\/em>.\u201d<\/p>\n

    Rasulullah saw bertanya, \u201cLalu ada apakah keperluan kedatanganmu ini?<\/em>\u201d Muawiyah bertanya, \u201cAku datang untuk menerima suatu pelajaran darimu tentang sesuatu yang akan kubaca sebelum tidurku<\/em>.\u201d<\/p>\n

    Rasulullah saw menjawab:<\/p>\n

    \u0627\u0642\u0652\u0631\u064e\u0623\u0652 \u0642\u064f\u0644\u0652 \u064a\u064e\u0627 \u0623\u064e\u064a\u0651\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0627\u0644\u0652\u0643\u0627\u0641\u0650\u0631\u064f\u0648\u0646\u064e \u062b\u064f\u0645\u0651\u064e \u0646\u064e\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u062e\u064e\u0627\u062a\u0650\u0645\u064e\u062a\u0650\u0647\u064e\u0627 \u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0628\u064e\u0631\u064e\u0627\u0621\u064e\u0629\u064c \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0634\u0651\u0650\u0631\u0652\u0643\u0650<\/strong><\/p>\n

    Artinya: \u201cBacalah surat Qul Yaa Ayyuhal Kafirun<\/em>, kemudian tidurlah jika telah menyelesaikannya, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan kemusyrikan.\u201d<\/p>\n

    Kelima, <\/em><\/strong>senada dengan apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abul Qasim At-Tabrani juga mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Umar Al-Qatrani, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnut Tufail, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Abu Ishaq, dari Jabalah ibnu Harisah saudara lelaki Zaid ibnu Harisah, bahwa Nabi saw pernah bersabda:<\/p>\n

    \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0623\u064e\u0648\u064e\u064a\u0652\u062a\u064e \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0641\u0650\u0631\u064e\u0627\u0634\u0650\u0643\u064e \u0641\u064e\u0627\u0642\u0652\u0631\u064e\u0623\u0652 \u0642\u064f\u0644\u0652 \u064a\u064e\u0627 \u0623\u064e\u064a\u0651\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0627\u0644\u0652\u0643\u0627\u0641\u0650\u0631\u064f\u0648\u0646\u064e \u062d\u064e\u062a\u0651\u064e\u0649 \u062a\u064e\u0645\u064f\u0631\u0651\u064e \u0628\u0650\u0622\u062e\u0650\u0631\u0650\u0647\u064e\u0627 \u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0628\u064e\u0631\u064e\u0627\u0621\u064e\u0629\u064c \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0634\u0651\u0650\u0631\u0652\u0643\u0650<\/strong><\/p>\n

    Artinya: \u201cApabila kamu telah merebahkan diri diperaduanmu, maka bacalah surat Qul Yaa Ayyuhal Kafirun<\/em> hingga akhir surat, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan dari kemusyrikan.\u201d<\/p>\n

    Keenam, <\/strong><\/em>dikuatkan lagi dengan riwayat yang bersumber dari Al-Haris ibnu Jabalah yang menceritakan bahwa ia pernah berkata kepada Rasulullah saw, \u201cWahai Rasulullah, ajarilah aku sesuatu yang aku akan baca di saat hendak tidurku<\/em>.\u201d Rasulullah Saw menjawab:<\/p>\n

    \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0623\u064e\u062e\u064e\u0630\u0652\u062a\u064e \u0645\u064e\u0636\u0652\u062c\u064e\u0639\u064e\u0643\u064e \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u064a\u0652\u0644\u0650 \u0641\u064e\u0627\u0642\u0652\u0631\u064e\u0623\u0652 \u0642\u064f\u0644\u0652 \u064a\u064e\u0627 \u0623\u064e\u064a\u0651\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0627\u0644\u0652\u0643\u0627\u0641\u0650\u0631\u064f\u0648\u0646\u064e \u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u0651\u064e\u0647\u064e\u0627 \u0628\u064e\u0631\u064e\u0627\u0621\u064e\u0629\u064c \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0634\u0651\u0650\u0631\u0652\u0643\u0650<\/strong><\/p>\n

    Artinya: \u201cApabila engkau telah berada di peraduanmu di malum hari, maka bacalah Qul Yaa Ayyuhal Kafirun<\/em>, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan dari kemusyrikan.\u201d Wallahu A\u2019lam<\/em>.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    PeciHitam.org –\u00a0Surat al-Kafirun atau yang biasa disebut Qul yaa ayyuhal kafirun sesuai bacaannya, merupakan surat ke 109 dalam al-Quran. Surat ini merupakan salah satu surat pilihan terfavorit bagi sebagian imam yang biasa dibaca ketika shalat Subuh maupun Maghrib. Orang tua kita juga sering berwasiat agar membaca Surat al-Kafirun ini agar sering dijadikan sebagai bacaan menjelang […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":48147,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6351],"tags":[10970],"yoast_head":"\nSurat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Surat al-Kafirun atau yang biasa disebut Qul yaa ayyuhal kafirun sesuai bacaannya, merupakan surat ke 109 dalam al-Quran. Surat favorit para Imam Masjid.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Surat al-Kafirun atau yang biasa disebut Qul yaa ayyuhal kafirun sesuai bacaannya, merupakan surat ke 109 dalam al-Quran. Surat favorit para Imam Masjid.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-04-01T14:37:01+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-04-01T14:37:02+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\"},\"headline\":\"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya\",\"datePublished\":\"2020-04-01T14:37:01+00:00\",\"dateModified\":\"2020-04-01T14:37:02+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/\"},\"wordCount\":1018,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"Surat al Kafirun\"],\"articleSection\":[\"Al Qur'an\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/\",\"name\":\"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-04-01T14:37:01+00:00\",\"dateModified\":\"2020-04-01T14:37:02+00:00\",\"description\":\"Surat al-Kafirun atau yang biasa disebut Qul yaa ayyuhal kafirun sesuai bacaannya, merupakan surat ke 109 dalam al-Quran. Surat favorit para Imam Masjid.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\",\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya - Pecihitam.org","description":"Surat al-Kafirun atau yang biasa disebut Qul yaa ayyuhal kafirun sesuai bacaannya, merupakan surat ke 109 dalam al-Quran. Surat favorit para Imam Masjid.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya - Pecihitam.org","og_description":"Surat al-Kafirun atau yang biasa disebut Qul yaa ayyuhal kafirun sesuai bacaannya, merupakan surat ke 109 dalam al-Quran. Surat favorit para Imam Masjid.","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-04-01T14:37:01+00:00","article_modified_time":"2020-04-01T14:37:02+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mohammad Mufid Muwaffaq","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mohammad Mufid Muwaffaq","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/"},"author":{"name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29"},"headline":"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya","datePublished":"2020-04-01T14:37:01+00:00","dateModified":"2020-04-01T14:37:02+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/"},"wordCount":1018,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg","keywords":["Surat al Kafirun"],"articleSection":["Al Qur'an"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/","name":"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg","datePublished":"2020-04-01T14:37:01+00:00","dateModified":"2020-04-01T14:37:02+00:00","description":"Surat al-Kafirun atau yang biasa disebut Qul yaa ayyuhal kafirun sesuai bacaannya, merupakan surat ke 109 dalam al-Quran. Surat favorit para Imam Masjid.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/Surat-Al-Kafirun-Asbabun-Nuzul-Kandungan-dan-Keutamaannya-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/surat-al-kafirun\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29","name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","caption":"Mohammad Mufid Muwaffaq"},"description":"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/48138"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=48138"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/48138\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/48147"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=48138"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=48138"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=48138"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}