Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":48322,"date":"2020-04-03T17:12:17","date_gmt":"2020-04-03T10:12:17","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=48322"},"modified":"2020-04-03T17:12:19","modified_gmt":"2020-04-03T10:12:19","slug":"rukun-iman","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/rukun-iman\/","title":{"rendered":"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Rukun Iman adalah pilar-pilar keimanan dalam agama Islam yang harus dimiliki setiap orang muslim. Rukun Iman ini jumlahnya ada enam yang semuanya didasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab ra. Sebagaimana yang dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Arbain, ketika Rasulullah Saw ditanya apakah iman itu? Lantas beliau Saw bersabda:<\/p>\n\n\n\n

\u0623\u0646 \u062a\u0624\u0645\u0646 \u0628\u0627\u0644\u0644\u0647 \u0648\u0645\u0644\u0627\u0626\u0643\u062a\u0647 \u0648\u0643\u062a\u0628\u0647 \u0648\u0631\u0633\u0644\u0647 \u0648\u0627\u0644\u064a\u0648\u0645 \u0627\u0644\u0623\u062e\u0631 \u0648\u062a\u0624\u0645\u0646 \u0628\u0627\u0644\u0642\u062f\u0631 \u062e\u064a\u0631\u0647 \u0648\u0634\u0631\u0647<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cBerimanlah kamu kepada Allah dan malaikat-Nya dan kitab-kitab-Nya dan utusan-utusan-Nya dan hari Qiamat dan imanlah kamu pada kepastian Allah dalam baiknya dan buruknya\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n

Oleh karena itu, barang siapa yang mengatakan bahwa dirinya beriman namuni tidak berdasar pada enam hal tersebut diatas, maka imannya tidak berguna dan tidak menghasilkan apa-apa kecuali berdiam selamanya di dalam siksa neraka.<\/p>\n\n\n\n

Definisi Iman<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar\u2019i, iman adalah keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan perbuatan, menjalankan perintah serta menjauhi larangan-Nya.<\/p>\n\n\n\n

Para ulama menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Itu sebabnya iman kadang juga bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang”. Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi\u2019i, Imam Ahmad, Al Auza\u2019i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Dengan demikian maka iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.<\/p>\n\n\n\n

\u0647\u064f\u0648\u064e \u0671\u0644\u0651\u064e\u0630\u0650\u0649\u0653 \u0623\u064e\u0646\u0632\u064e\u0644\u064e \u0671\u0644\u0633\u0651\u064e\u0643\u0650\u064a\u0646\u064e\u0629\u064e \u0641\u0650\u0649 \u0642\u064f\u0644\u064f\u0648\u0628\u0650 \u0671\u0644\u0652\u0645\u064f\u0624\u0652\u0645\u0650\u0646\u0650\u064a\u0646\u064e \u0644\u0650\u064a\u064e\u0632\u0652\u062f\u064e\u0627\u062f\u064f\u0648\u0653\u0627\u06df \u0625\u0650\u064a\u0645\u064e\u0670\u0646\u064b\u0627 \u0645\u0651\u064e\u0639\u064e \u0625\u0650\u064a\u0645\u064e\u0670\u0646\u0650\u0647\u0650\u0645\u0652 \u06d7 \u0648\u064e\u0644\u0650\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u062c\u064f\u0646\u064f\u0648\u062f\u064f \u0671\u0644\u0633\u0651\u064e\u0645\u064e\u0670\u0648\u064e\u0670\u062a\u0650 \u0648\u064e\u0671\u0644\u0652\u0623\u064e\u0631\u0652\u0636\u0650 \u06da \u0648\u064e\u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u0671\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064f \u0639\u064e\u0644\u0650\u064a\u0645\u064b\u0627 \u062d\u064e\u0643\u0650\u064a\u0645\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\n

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Fath : 4)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Imam Syafi\u2019i berkata, \u201cIman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Imam Ahmad berkata, \u201cIman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.\u201d (Al Wajiz fii \u2018Aqidati Salafish shalih, hal. 101-102)<\/p>\n\n\n\n

Imam Bukhari mengatakan, \u201cAku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.\u201d (Fathul Baari Syarhu Shahih al-Bukhari, karya Ibnu Hajar Asqalani, I\/60)<\/p>\n\n\n\n

Murid Al Imam Syafi\u2019i yang bernama Ar-Rabi\u2019 berkata: \u201cAku mendengar Al-Imam Asy-Syafi\u2019i berkata: \u201cIman adalah ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Pada riwayat yang lain terdapat tambahan: \u201cBertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.\u201d Kemudian beliau membaca ayat:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u064a\u064e\u0632\u0652\u062f\u064e\u0627\u062f\u064e \u0627\u0644\u064e\u0651\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0622\u0645\u064e\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0625\u0650\u064a\u0645\u064e\u0627\u0646\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cDan agar bertambah keimanan orang-orang yang beriman.\u201d (Al-Muddatssir: 31) [Lihat Fathul Bari, 1\/62-63]<\/em><\/p>\n\n\n\n

Shalih rahimahullah, putra Imam Ahmad berkata: \u201cAku bertanya kepada ayahku, apa itu makna bertambah dan berkurangnya iman?\u201d. Beliau menjawab: \u201cBertambahnya iman adalah dengan adanya amalan, berkurangnya adalah dengan meninggalkan amalan, seperti meninggalkan shalat, zakat, dan haji.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Rukun Iman<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Sebagaimana berdasarkan hadits Nabi Muhammad Saw diatas, Rukun Iman ada 6 (enam) perkara, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. Iman kepada Allah<\/strong> Swt<\/h3>\n\n\n\n

Rukun Iman pertama yaitu Iman kepada Allah, artinya kita wajib meyakini bahwa tidak ada Tuhan lain yang layak disembah selain Allah Swt. Kita wajib meyakini bahwa penciptaan seluruh makhluk yang ada dilangit, bumi, dan alam semesta semua adalah kehendak Allah Swt.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu kita juga wajib meyakini sifat-sifat Allah yang tercantum dalam Al-Qur’an (Asmaul Husna) dan hanya kepada Allah lah kita memohon perlindungan dan pertolongan dengan berdzikir, bersujud dan berdoa.<\/p>\n\n\n\n

Mengenai sifat-sifat Allah ini, dalam Aqidah Ahlussunnah Wal-Jama\u2019ah kita mengenal yang namanya I\u2019tiqad lima puluh<\/a><\/strong>. Ini adalah gabungan dari 20 sifat-sifat yang wajib bagi Allah, 20 yang mustahil bagi-Nya, 4 sifat yang wajib bagi Nabi, 4 yang mustahil baginya, 1 sifat yang jaiz (harus) bagi Allah dan 1 sifat yang jaiz pada diri Nabi. Ketika di jumlahkan maka semuanya berjumlah 50.<\/p>\n\n\n\n

2. Iman Kepada para Malaikat Allah<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Rukun Iman kedua, yaitu kita wajib mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah Swt. Malaikat merupakan makhluk gaib ciptaan Allah yang terbuat dari cahaya, Tugas Malaikat adalah menjalankan perintah Allah, mengawasi manusia dan jin. Para Malaikat sangat taat kepada Allah dan senantiasa bertasbih tanpa henti siang dan malam.<\/p>\n\n\n\n

Adapun berapa jumlah malaikat tidak ada seorangpun yang tahu kecuali Allah Swt. Namun setidaknya umat islam wajib mengetahu 10 malaikat utama yaitu:<\/p>\n\n\n\n

  1. Malaikat Jibril<\/li>
  2. Malaikat Mikal<\/li>
  3. Malaikat Rakib<\/li>
  4. Malaikat Atid<\/li>
  5. Malaikat Mungkar<\/li>
  6. Malaikat Nakir<\/li>
  7. Malaikat Izrail<\/li>
  8. Malaikat Israfil<\/li>
  9. Malaikat Malik<\/li>
  10. Malaikat Ridwan<\/li><\/ol>\n\n\n\n

    3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

    Rukun Iman ketiga, yaitu kita wajib percaya bahwa seluruh kitab Allah adalah Kalam (ucapan) yang merupakan sifat Allah. Kitab suci yang diturunkan oleh Allah ke dunia ada 4 (empat) yaitu:<\/p>\n\n\n\n

    1. Kitab Suci Taurat<\/li>
    2. Kitab Suci Zabur<\/li>
    3. Kitab Suci Injil<\/li>
    4. Kitab Suci Al-Qur’an<\/li><\/ol>\n\n\n\n

      Dari keempat kitab tersebut, umat Islam Islam wajib mengimani bahwa Al-Qur’an merupakan penggenapan kitab-kitab suci terdahulu. Sebagai Muslim kita wajib berpedoman pada Kitab Suci Al-Quran, karena sudah dijamin kemurniannya sampai akhir zaman. Mengapa bisa dijamin murni? karena jumlah penghafal Al-Quran sangat banyak, sehingga mustahil isi dari kandungan Al-Qur’an dapat dirubah atau dipalsukan.<\/p>\n\n\n\n

      4. Iman Kepada para Nabi dan Rasul Allah<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

      Rukun iman keempat, maknanya adalah kita meyakini bahwa Nabi dan Rasul ialah manusia utusan Allah yang diutus di muka bumi untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi petunjuk kepada umat manusia hingga kembali ke jalan lurus.<\/p>\n\n\n\n

      Beriman kepada Nabi dan Rasul artinya juga memercayai segala ajarannya baik dari lisan maupun sebagai sauri teladan. Selain itu juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.<\/p>\n\n\n\n

      5. Iman Kepada Hari Akhir<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

      Rukun iman kelima, artinya kita wajib percaya bahwa hari akhir adalah dimana seluruh Alam Semesta dihancurkan dan dimusnahkan itu memang benar ada. Kemudian meyakini tanda-tanda akhir zaman seperti munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat dan tanda-tanda lainnya. <\/p>\n\n\n\n

      Selain itu beriman kepada hari Akhir juga percaya bahwa masih ada kehidupan setelah kematian, dibangkitkannya manusia dari alam kubur dan adanya hari pembalasan di akhirat, nikmat Surga dan siksa Neraka.<\/p>\n\n\n\n

      6. Iman Kepada Qada dan Qadar<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

      Rukun iman keenam, yaitu Iman kepada Qada dan Qadar artinya ialah kita mengimani bahwa apapun yang terjadi di alam semesta, bahkan kepada diri kita sendiri sebagai manusia baik maupun buruk merupakan kehendak dari Allah swt.<\/p>\n\n\n\n

      Adapun keburukan tersebut tidak dinisbahkan kepada Allah, melainkan kepada manusia sebagai mahkluk ciptaan-Nya. Sedangkan jika keburukan tersebut dikaitkan dengan Allah, maka itu merupakan suatu bentuk keadilan terhadap sesuatu pihak yang tidak dapat terduga oleh pengetahuan manusia.<\/p>\n\n\n\n

      Sebab Allah Swt menciptakan mudharat pastilah ada maslahat. Di setiap keburukan terdapat makna yang mendalam, baik itu diketahui oleh manusia, maupun tidak diketahui oleh manusia.<\/p>\n\n\n\n

      Dasar Hukum Rukun Iman<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

      Di antara dasar hukum Rukun Iman yang disebut di dalam Al-Qur’an dan Hadits yaitu:<\/p>\n\n\n\n

      \u0644\u064f\u0648\u0653\u0627\u06df \u0621\u064e\u0627\u0645\u064e\u0646\u0651\u064e\u0627 \u0628\u0650\u0671\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064f\u0646\u0632\u0650\u0644\u064e \u0625\u0650\u0644\u064e\u064a\u0652\u0646\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064f\u0646\u0632\u0650\u0644\u064e \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649\u0670\u0653 \u0625\u0650\u0628\u0652\u0631\u064e\u0670\u0647\u0650\u06e6\u0645\u064e \u0648\u064e\u0625\u0650\u0633\u0652\u0645\u064e\u0670\u0639\u0650\u064a\u0644\u064e \u0648\u064e\u0625\u0650\u0633\u0652\u062d\u064e\u0670\u0642\u064e \u0648\u064e\u064a\u064e\u0639\u0652\u0642\u064f\u0648\u0628\u064e \u0648\u064e\u0671\u0644\u0652\u0623\u064e\u0633\u0652\u0628\u064e\u0627\u0637\u0650 \u0648\u064e\u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064f\u0648\u062a\u0650\u0649\u064e \u0645\u064f\u0648\u0633\u064e\u0649\u0670 \u0648\u064e\u0639\u0650\u064a\u0633\u064e\u0649\u0670 \u0648\u064e\u0645\u064e\u0627\u0653 \u0623\u064f\u0648\u062a\u0650\u0649\u064e \u0671\u0644\u0646\u0651\u064e\u0628\u0650\u064a\u0651\u064f\u0648\u0646\u064e \u0645\u0650\u0646 \u0631\u0651\u064e\u0628\u0651\u0650\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0644\u064e\u0627 \u0646\u064f\u0641\u064e\u0631\u0651\u0650\u0642\u064f \u0628\u064e\u064a\u0652\u0646\u064e \u0623\u064e\u062d\u064e\u062f\u064d \u0645\u0651\u0650\u0646\u0652\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0646\u064e\u062d\u0652\u0646\u064f \u0644\u064e\u0647\u064f\u06e5 \u0645\u064f\u0633\u0652\u0644\u0650\u0645\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n\n\n\n

      \u201cKatakanlah (wahai orang-orang yang beriman): \u201cKami beriman kepada Allah dan kitab yang diturunkan kepada kami, dan kitab yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma\u2019il, Ishaq, Ya\u2019qub dan anak cucunya, dan kitab yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kitab yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.\u201d (\u2009QS. Al-Baqarah: 136 )<\/em><\/p>\n\n\n\n

      Kemudian Hadits riwayat Umar bin Khattab, tentang seseorang yang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw. Dikisahkan dalam sebuah hadits, di mana saat itu Umar bin Khattab r.a sedang bersama Rasulullah Saw, dan Jibril datang menemui Nabi Saw. Berikut redaksi hadits tersebut;<\/p>\n\n\n\n

      \u201cSuatu waktu kami duduk-duduk bersama Rasulullah saw. tiba-tiba muncul seorang pria berpakaian putih dan rambutnya hitam kelam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Lalu duduklah ia di hadapan Nabi, lalu kedua lututnya disandarkan pada kedua lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata,<\/p>\n\n\n\n

      \u201cHai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam.\u201d Rasulullah saw. menjawab, \u201cIslam adalah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika mampu melakukannya.\u201d Orang itu berkata, \u201cEngkau benar.\u201d Kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya.<\/p>\n\n\n\n

      \u2026Kemudian ia bertanya lagi: \u201cBeritahukan kepadaku tentang Iman. Nabi menjawab; \u201dIman adalah engkau beriman kepada Allah; malaikat-malaikatNya; kitab-kitabNya; para Rasul-Nya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk,\u2026\u201d Orang itu berkata, \u201cEngkau benar.\u201d<\/p>\n\n\n\n

      Orang itu bertanya lagi, \u201cBeritahukan kepadaku tentang ihsan.\u201d Nabi menjawab, \u201cEngkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

      Orang itu bertanya lagi, \u201cBeritahukan kepadaku tentang hari Kiamat.\u201d Nabi menjawab, \u201cYang ditanya tidaklah lebih tahu dari pada yang bertanya.\u201d<\/p>\n\n\n\n

      Orang itu pun bertanya lagi, \u201cBeritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya, Nabi menjawab, \u201cJika budak perempuan telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang-orang yang tak beralas kaki, tanpa memakai baju, miskin, dan pekerjaannya menggembala kambing, telah berlomba-lomba mendirikan bangunan yang megah.\u201d<\/p>\n\n\n\n

      Kemudian orang itu pergi, aku pun terdiam. Beberapa saat kemudian Nabi bertanya kepadaku; \u201cWahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya tadi?.\u201d Aku menjawab, \u201cAllah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.\u201d Nabi berkata, \u201cDia adalah malaikat Jibril. Ia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agamamu.\u201d (HR. Muslim)<\/p>\n\n\n\n

      Cabang-cabang Keimanan<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

      Disebutkan dalam riwayat Abu Hurairah, bahwa Iman itu terdapat 70 cabang lebih, sebagaimana hadist berikut:<\/p>\n\n\n\n

      \u0639\u064e\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0628\u0650\u0649 \u0647\u064f\u0631\u064e\u064a\u0652\u0631\u064e\u0629\u064e \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0644\u064f \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 -\u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645- \u00ab \u0627\u0644\u0625\u0650\u064a\u0645\u064e\u0627\u0646\u064f \u0628\u0650\u0636\u0652\u0639\u064c \u0648\u064e\u0633\u064e\u0628\u0652\u0639\u064f\u0648\u0646\u064e \u0623\u064e\u0648\u0652 \u0628\u0650\u0636\u0652\u0639\u064c \u0648\u064e\u0633\u0650\u062a\u0651\u064f\u0648\u0646\u064e \u0634\u064f\u0639\u0652\u0628\u064e\u0629\u064b \u0641\u064e\u0623\u064e\u0641\u0652\u0636\u064e\u0644\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0642\u064e\u0648\u0652\u0644\u064f \u0644\u0627\u064e \u0625\u0650\u0644\u064e\u0647\u064e \u0625\u0650\u0644\u0627\u0651\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064f \u0648\u064e\u0623\u064e\u062f\u0652\u0646\u064e\u0627\u0647\u064e\u0627 \u0625\u0650\u0645\u064e\u0627\u0637\u064e\u0629\u064f \u0627\u0644\u0623\u064e\u0630\u064e\u0649 \u0639\u064e\u0646\u0650 \u0627\u0644\u0637\u0651\u064e\u0631\u0650\u064a\u0642\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u062d\u064e\u064a\u064e\u0627\u0621\u064f \u0634\u064f\u0639\u0652\u0628\u064e\u0629\u064c \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0625\u0650\u064a\u0645\u064e\u0627\u0646\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n

      Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah Saw bersabda, \u201cIman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan \u2018Laailaahaillallah\u2019, sedangkan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan\u201d (HR. Bukhari dan Muslim)<\/em><\/p>\n\n\n\n

      77 Cabang Iman<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

      Dari hadits tersebut diatas Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al Bantani<\/a><\/strong> menjelaskan dalam karyanya Kitab Qomi’ut Thughyan, bahwa terdapat 77 cabang iman. Berikut urutannya:<\/p>\n\n\n\n

      1. Iman kepada Allah Azza wa Jalla<\/li>
      2. Iman kepada para rasul Allah seluruhnya<\/li>
      3. Iman kepada para malaikat<\/li>
      4. Iman kepada Al-Qur\u2019an dan segenap kitab suci yang telah diturunkan sebelumnya<\/li>
      5. Iman bahwa qadar \u2013 yang baik ataupun yang buruk \u2013 adalah berasal dari Allah<\/li>
      6. Iman kepada Hari Akhir<\/li>
      7. Iman kepada Hari Berbangkit sesudah mati<\/li>
      8. Iman kepada Hari Dikumpulkannya Manusia sesudah mereka dibangkitkan dari kubur<\/li>
      9. Iman bahwa tempat kembalinya mukmin adalah Surga, dan bahwa tempat kembali orang kafir adalah Neraka<\/li>
      10. Iman kepada wajibnya mencintai Allah<\/li>
      11. Iman kepada wajibnya takut kepada Allah<\/li>
      12. Iman kepada wajibnya berharap kepada Allah<\/li>
      13. Iman kepada wajibnya tawakkal kepada Allah<\/li>
      14. Iman kepada wajibnya mencintai Nabi saw<\/li>
      15. Iman kepada wajibnya mengagungkan dan memuliakan Nabi saw<\/li>
      16. Cinta kepada din, sehingga ia lebih suka terbebas dari Neraka daripada kafir<\/li>
      17. Menuntut ilmu, yakni ilmu syar\u2019i<\/li>
      18. Menyebarkan ilmu, berdasarkan firman Allah : \u201cAgar engkau menjelaskannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya\u201d<\/li>
      19. Mengagungkan Al-Qur\u2019an, dengan cara mempelajari dan mengajarkannya, menjaga hukum-hukumnya, mengetahui halal haramnya, memuliakan para ahli dan huffazh-nya, serta takut pada ancaman-ancamannya<\/li>
      20. Thaharah<\/li>
      21. Sholat lima waktu<\/li>
      22. Zakat<\/li>
      23. Puasa<\/li>
      24. I\u2019tikaf<\/li>
      25. Haji<\/li>
      26. Jihad<\/li>
      27. Menyusun kekuatan fii sabilillah<\/li>
      28. Tegar di hadapan musuh, tidak lari dari medan peperangan<\/li>
      29. Menunaikan khumus<\/li>
      30. Membebaskan budak dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah<\/li>
      31. Menunaikan kaffarat wajib : kaffarat pembunuhan, kaffarat zhihar, kaffarat sumpah, kaffarat bersetubuh di bulan Ramadhan ; demikian pula fidyah<\/li>
      32. Menepati akad<\/li>
      33. Mensyukuri nikmat Allah<\/li>
      34. Menjaga lisan<\/li>
      35. Menunaikan amanah<\/li>
      36. Tidak melakukan pembunuhan dan kejahatan terhadap jiwa manusia<\/li>
      37. Menjaga kemaluan dan kehormatan diri<\/li>
      38. Menjaga diri dari mengambil harta orang lain secara bathil<\/li>
      39. Menjauhi makanan dan minuman yang haram, serta bersikap wara\u2019 dalam masalah tersebut<\/li>
      40. Menjauhi pakaian, perhiasan, dan perabotan yang diharamkan oleh Allah<\/li>
      41. Menjauhi permainan dan hal-hal sia-sia yang bertentangan dengan syariat Islam<\/li>
      42. Sederhana dalam penghidupan (nafkah) dan menjauhi harta yang tidak halal<\/li>
      43. Tidak benci, iri, dan dengki<\/li>
      44. Tidak menyakiti atau mengganggu manusia<\/li>
      45. Ikhlas dalam beramal karena Allah semata, dan tidak riya\u2019<\/li>
      46. Senang dan bahagia dengan kebaikan, sedih dan menyesal dengan keburukan<\/li>
      47. Segera bertaubat ketika berbuat dosa<\/li>
      48. Berkurban : hadyu, idul adh-ha, aqiqah<\/li>
      49. Menaati ulul amri<\/li>
      50. Berpegang teguh pada jamaah<\/li>
      51. Menghukumi diantara manusia dengan adil<\/li>
      52. Amar ma\u2019ruf nahi munkar<\/li>
      53. Tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa<\/li>
      54. Malu<\/li>
      55. Berbakti kepada kedua orang tua<\/li>
      56. Menyambung kekerabatan (silaturrahim)<\/li>
      57. Berakhlaq mulia<\/li>
      58. Berlaku ihsan kepada para budak<\/li>
      59. Budak yang menunaikan kewajibannya terhadap majikannya<\/li>
      60. Menunaikan kewajiban terhadap anak dan isteri<\/li>
      61. Mendekatkan diri kepada ahli din, mencintai mereka, dan menyebarkan salam diantara mereka<\/li>
      62. Menjawab salam<\/li>
      63. Mengunjungi orang yang sakit<\/li>
      64. Mensholati mayit yang beragama Islam<\/li>
      65. Mendoakan orang yang bersin<\/li>
      66. Menjauhkan diri dari orang-orang kafir dan para pembuat kerusakan, serta bersikap tegas terhadap mereka<\/li>
      67. Memuliakan tetangga<\/li>
      68. Memuliakan tamu<\/li>
      69. Menutupi kesalahan (dosa) orang lain<\/li>
      70. Sabar terhadap musibah ataupun kelezatan dan kesenangan<\/li>
      71. Zuhud dan tidak panjang angan-angan<\/li>
      72. Ghirah dan Kelemahlembutan<\/li>
      73. Berpaling dari perkara yang sia-sia<\/li>
      74. Berbuat yang terbaik<\/li>
      75. Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua<\/li>
      76. Mendamaikan yang bersengketa<\/li>
      77. Mencintai sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga mencintainya untuk dirinya sendiri, dan membenci sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga membencinya untuk dirinya sendiri<\/li><\/ol>\n\n\n\n

        Wallahua’lam bisshawab.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

        Pecihitam.org – Rukun Iman adalah pilar-pilar keimanan dalam agama Islam yang harus dimiliki setiap orang muslim. Rukun Iman ini jumlahnya ada enam yang semuanya didasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab ra. Sebagaimana yang dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Arbain, ketika Rasulullah Saw ditanya apakah iman itu? Lantas beliau […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":48365,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2030],"tags":[6340],"yoast_head":"\nRukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Rukun Iman jumlahnya ada enam yang semuanya didasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab ra.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Rukun Iman jumlahnya ada enam yang semuanya didasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab ra.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-04-03T10:12:17+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-04-03T10:12:19+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Arif Rahman Hakim\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"10 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/\"},\"author\":{\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\"},\"headline\":\"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan\",\"datePublished\":\"2020-04-03T10:12:17+00:00\",\"dateModified\":\"2020-04-03T10:12:19+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/\"},\"wordCount\":1996,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"rukun iman\"],\"articleSection\":[\"Tauhid\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/\",\"name\":\"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-04-03T10:12:17+00:00\",\"dateModified\":\"2020-04-03T10:12:19+00:00\",\"description\":\"Rukun Iman jumlahnya ada enam yang semuanya didasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab ra.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"rukun iman\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b\",\"name\":\"Arif Rahman Hakim\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g\",\"caption\":\"Arif Rahman Hakim\"},\"description\":\"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan - Pecihitam.org","description":"Rukun Iman jumlahnya ada enam yang semuanya didasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab ra.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan - Pecihitam.org","og_description":"Rukun Iman jumlahnya ada enam yang semuanya didasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab ra.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-04-03T10:12:17+00:00","article_modified_time":"2020-04-03T10:12:19+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Arif Rahman Hakim","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Arif Rahman Hakim","Est. reading time":"10 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/"},"author":{"name":"Arif Rahman Hakim","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b"},"headline":"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan","datePublished":"2020-04-03T10:12:17+00:00","dateModified":"2020-04-03T10:12:19+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/"},"wordCount":1996,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg","keywords":["rukun iman"],"articleSection":["Tauhid"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/","name":"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg","datePublished":"2020-04-03T10:12:17+00:00","dateModified":"2020-04-03T10:12:19+00:00","description":"Rukun Iman jumlahnya ada enam yang semuanya didasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khattab ra.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/04\/rukun-iman-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"rukun iman"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rukun-iman\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Rukun Iman; Definisi, Dasar Hukum dan 77 Cabang Keimanan"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/26f584cb333202a9193dd34cb3c1cc9b","name":"Arif Rahman Hakim","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/880beb33481817e1ff908f6602d7ec85?s=96&r=g","caption":"Arif Rahman Hakim"},"description":"Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa - Jepang Tahun 2017","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/ariefhakim\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/48322"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/14"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=48322"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/48322\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/48365"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=48322"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=48322"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=48322"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}