Puasa dibebankan kepada umat Islam bertepatan dengan tahun 2 Hijriyah. Tahun itu juga menjadi tahun berat bagi Nabi Muhammad SAW karena mendapat Embargo Ekonomi dari beberapa Aliansi suku yang dipimpin oleh kaum Musyrik Makah. Keringnya suasana Khas Gurun pasir Arab menjadikan puasa pada saat itu berat.<\/p>\n

Hukum pelaksanaan puasa bagi kaum Muslim adalah Fardlu \u2018Ain, <\/em>yaitu kewajiban bagi setiap individu Muslim yang sudah memenuhi syarat umur akil baligh. <\/em><\/p>\n

Pada tahun diwajibkannya puasa, juga bertepatan dengan perang besar bagi Kaum Muslim yakni perang Badar yang dimenangkan oleh Umat Islam.<\/p>\n

Kewajibannya puasa di Bulan Ramadhan setelah turun surat Al-Baqarah ayat 183 pada bulan Sya\u2019ban.<\/p>\n

\u064a\u064e\u0627 \u0623\u064e\u064a\u0651\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0627\u0644\u0651\u064e\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0622\u0645\u064e\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0643\u064f\u062a\u0650\u0628\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0643\u064f\u0645\u064f \u0627\u0644\u0635\u0650\u0651\u064a\u064e\u0627\u0645\u064f \u0643\u064e\u0645\u064e\u0627 \u0643\u064f\u062a\u0650\u0628\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0651\u064e\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0642\u064e\u0628\u0652\u0644\u0650\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0644\u064e\u0639\u064e\u0644\u0651\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u062a\u064e\u062a\u0651\u064e\u0642\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201cHai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa\u201d (Qs. Al-Baqarah: 183)<\/em><\/p>\n

Beda Rukyah <\/strong>d<\/strong>an Hisab <\/strong>d<\/strong>alam Awal Bulan Ramadhan<\/strong><\/h2>\n

Akur dalam penentuan dan penetapan awal bulan Ramadhan dan awal Syawal menjelma menjadi barang Langka di Indonesia. Otoritas Pemerintah lewat Kementerian Agama dan MUI tidak bisa menyeragamkan pemikiran keagamaan di Indonesia. Tapi itulah keindahan, terjadi perbedaan dalam bingkai kebersamaan.<\/p>\n

Beberapa teman berkelakar, ah, kalo mau puasa ikut ketentuan Pemerintah, yang biasanya Mundur. Dan jika Lebaran ikut yang mana lebih dulu.<\/em><\/p>\n

Perbedaan metodologi penentuan Awal bulan Ramadhan adalah murni masalah metodologi dalam penghitungan Astronomi. Rukyah <\/em>secara harfiah adalah melihat kondisi Bulan, Sudah Muncul atau Belum. Dan Hisab <\/em>secara sederhana bermakna menghitung dengan rumus matematis Astronomi.<\/p>\n

Sebagaimana kita pahami, penanggalan Hijriyah hanya mempunya hitungan 29-30 hari dalam satu bulan. Dan penentuan bulan baru menunggu \u201cTampaknya Hilal\u201d (munculnya bulan sabit).<\/p>\n

Dan potensi terhalangnya pandangan untuk melihat Hilal <\/em>bulan sangat besar. Faktor tersebut bisa berasal dari cuaca, ketinggian tempat dan letak garis bintang dan bujur wilayah terkait.<\/p>\n

Di Indonesia sendiri, untuk awal bulan Ramadhan menggunakan metode Rukyatul Hilal, <\/em>setidaknya digunakan oleh Kementerian Agama, NU, Persis dan beberapa Oramas lainnya. Dan metode Hisab <\/em>digunakan secara masih oleh Ormas Muhammadiyah, ormas terbesar kedua di Indonesia.<\/p>\n

Rukyah <\/em>dan Hisab <\/em>memang mempunyai beberapa Keunggulan. Rukyah <\/em>lebih kepada alasan teologis sedangkan penggunaan hisab <\/em>lebih kepada alasan Logis dan Efektif-Efisien. Penggunaan Hisab <\/em>menjadikan penentuan awal Ramadhan jauh-jauh hari sudah diketahui.<\/p>\n

Sedangkan alasan Rukyah <\/em>bedasarkan Hadits dari Rasulullah SAW sebagai berikut;<\/p>\n

\u0635\u064f\u0648\u0645\u064f\u0648\u0627 \u0644\u0650\u0631\u064f\u0624\u0652\u064a\u064e\u062a\u0650\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0623\u064e\u0641\u0652\u0637\u0650\u0631\u064f\u0648\u0627 \u0644\u0650\u0631\u064f\u0624\u0652\u064a\u064e\u062a\u0650\u0647\u0650 \u0641\u064e\u0625\u0650\u0646\u0652 \u063a\u064f\u0645\u0651\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0641\u064e\u0623\u064e\u0643\u0652\u0645\u0650\u0644\u064f\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0652\u0639\u0650\u062f\u0651\u064e\u0629\u064e \u062b\u064e\u0644\u064e\u0627\u062b\u0650\u064a\u0646\u064e \u064a\u064e\u0648\u0652\u0645\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n

Artinya; \u201cBerpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya. Bila penglihatan kalian tertutup mendung maka sempurnakanlah bilangan (bulan Sya\u2019ban) menjadi tiga puluh hari.\u201d (HR. Bukhari-Muslim)<\/em><\/p>\n

Budaya Ibadah dalam Bulan Ramadhan<\/strong><\/h2>\n

Menghidupkan dan meramaikan bulan Ramadhan adalah dengan banyak memperbanyak ibadah, baik sunnah apalagi wajib. Pahala pada bulan ramadhan dilipat-gandakan menjadi 70.<\/p>\n

Di Nusantara banyak ditemukan semarak menyambut Ramadhan dilakukan dengan berbagai cara dan kegiatan positif. Hal ini dilakukan sebagai Ekspresi kecintaan dan semangat beribadah di Bulan Ramadhan. Beberapa kegiatan tersebut antara lain;<\/p>\n

\n
1. Ronda Tadarus, kegiatan yang dilakukan banyak kaum remaja Masjid di desa-desa Nusantara. Banyak dari mereka menginap di Masjid guna menunggu jatah <\/em>Tadarus\/ membaca Al-Qur\u2019an. Hampir semalam suntuk suasana bacaan Al-Qur\u2019an selalu mengalun dari corong-corong pengeras suara masjid\/ mushalla.<\/li>\n
2. Takjil <\/em>berbagi menu Buka, para kaum Kos-kosan jika pada bulan Ramadhan akan lebih irit karena bisa nunut <\/em>makan berbuka puasa di Masjid\/ Mushalla sebulan penuh.<\/li>\n
3. Sahur On The Road, <\/em>budaya yang ramai belakangan ini, yaitu membagikan menu sahur bagi orang-orang dhua\u2019fa <\/em>untuk bisa sahur yang menjadi Sunnah pada bulan Puasa.<\/li>\n<\/ol>\n

   Keseluruhan budaya itu merupakan sebuah ekspresi keagamaan seorang Muslim dalam menyambut dan kegembiraan pada bulan Ramadhan. Kiranya tidak ada orang yang mengkritik dengan mengatakan Bid\u2019ah. Ash\u2014Shawabu Minallah<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

   PeciHitam.org – Tarawih berjamaah selama sebulan penuh. Siang harinya berpuasa dari munculnya fajar Shadiq (sekira 10 menit sebelum Subuh) sampai tenggelamnya matahari. Orang berpuasa, tempat-tempat makanan banyak yang menutup pintunya (terkadang hanya ditutup saja, masih melayani). Dan bahkan beberapa Razia tempat hiburan atau warung makan oleh organisasi masyarakat yang ingin menjaga kesucian bulan penuh ampunan […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":48911,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,1977],"tags":[11024],"yoast_head":"\n