PeciHitam.org –<\/strong> Islam berkembang di Nusantara berkat banyak Ulama dan jerih payah para penyebar terdahulu. Salah satu pusat penyebaran Islam di Nusantara, khususnya Jawa berasal dari Kerajaan Islam Demak.<\/p>\n Otoritas kerajaan yang menisbatkan diri kepada Islam memberi ruang dan dukungan politik dalam perkembangan Islam lebih masif dan luas. Jika sebuah gerakan penyebaran agama tanpa didukung oleh kekuatan politik, kiranya berkembangnya akan berjalan lambat dan evolutif.<\/p>\n Untuk memahami jasa dan perkembangan Islam yang dinaungi oleh Kerajaan Demak berikut penjelasannya secara lengkap.<\/p>\n Sejarah Demak tidak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan Majapahit. Kerajaan yang pernah besar dan jaya pada masa Raja Hayam Wuruk dan Patih \u201cFenomenal\u201d Gajah Mada yang akhirnya takluk oleh zaman. Gambaran keruntuhan Majapahit digambarkan dalam sebuah pepatah \u201cSura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangestuti\u201d.<\/em><\/p>\n Kejayaan Majapahit oleh sumpah Palapa-nya Gajah Mada (Bukan Gaj Ahmada) menjadikan munculnya istilah Nusantara (Nusa Wantara). Kemudian kerajaan ini berangsur redup dan pada paripurnanya dipimpin oleh Raja Brawijaya ke-V bergelar Bhre Kertabhumi.<\/p>\n Salah satu keturunan dari Brawijaya V ini kemudian menjadi pendiri dari Kerajaan Islam Demak, Kerajaan Islam pertama di Jawa. Anak Raja ini kemudian menjadi santri dari Syaikh Ibrahim Asmarakandi (ayah Sunan Ampel Surabaya) dan memeluk Islam . Anak Brawijaya V tersebut bernama Raden Patah (arab: Fattah)<\/em>.<\/p>\n Raden Patah merupakan anak Brawijaya V dari Selir beliau keturunan Ras Cina bernama Siu Ban Ci (Wandan Sari). Nama Marga Cina dari Raden Patah adalah Panembahan Jin Bun sebagaimana tertera dalam Kuil Sam Po Kong Semarang. Beliau kelahiran Palembang setelah Ibunya dihadiahkan kepada Bupati Palembang.<\/p>\n Pada masa dewasa, Raden Patah pergi ke Jawa untuk berguru di Ampel Surabaya. Setelah selesai pendidikan beliau membuka Hutan di daerah Glagahwangi untuk didirikan Pesantren. Kemudian hari Pesantren ini besar dan menjadi cikal bakal kerajaan Demak.<\/p>\n Demak merupakan Nama pemberian ayah Raden Patah atas tanah perdikan <\/em>(bebas Pajak) yang dihadiahkan kepada Raden Patah. Peralihan kekuasaan Majapahit ke Kerajaan Demak dalam litersai sejarah sangat rumit. Mitos dan legenda menjadi kental dengan kisah peralihan kekuasaan ini.<\/p>\n Kisah Sabdo Palon <\/em>dan Nala Genggong <\/em>berasal dari mitologi keruntuhan kerajaan Majapahit ini.<\/p>\n Catatan sejarah yang pasti, bahwa Raden Patah menggantikan legitiminasi kerajaan Majapahit secara sah karena merupakan keturuan dari Raja Terakhir Majapahait, Prabu Bhre Kerthabhumi. Dan peralihan kerajaan ini dari basis Hindu-Budha menjadi kerajaan dengan basis Islam. Kesahan Raden Patah menjadi raja Demak Bintoro diakui oleh semua ahli sejarah.<\/p>\nSejarah Kerajaan Demak<\/strong><\/h2>\n
Raja Kerajaan Demak<\/strong><\/h2>\n