Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":49568,"date":"2020-04-11T20:50:58","date_gmt":"2020-04-11T13:50:58","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=49568"},"modified":"2020-04-11T20:51:36","modified_gmt":"2020-04-11T13:51:36","slug":"ikhlas-beramal","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/ikhlas-beramal\/","title":{"rendered":"Hakikat Ikhlas dalam Beramal, Mudah Diucapkan Namun Sulit Dipraktekkan"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Tujuan manusia diciptakan oleh Allah Swt tiada lain untuk beribadah atau mempersembahkan hidup hanya karena Allah Swt. Namun, sebagai manusia yang beriman, dalam rangka meningkatkan taqwa kepada Allah tersebut, kita perlu beramal<\/mark> ibadah dengan ikhlas<\/mark>, setulus hati.<\/p>\n\n\n\n

Allah berfirman:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u0645\u064e\u0627 \u062e\u064e\u0644\u064e\u0642\u0652\u062a\u064f \u0627\u0644\u0652\u062c\u0650\u0646\u0651\u064e \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0625\u0650\u0646\u0652\u0633\u064e \u0625\u0650\u0644\u0651\u064e\u0627 \u0644\u0650\u064a\u064e\u0639\u0652\u0628\u064f\u062f\u064f\u0648\u0646\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cDan saya tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.\u201d (QS Adz-Dzariyat: 56)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Lantas, apa hakikat dari ikhlas itu sendiri? dan apa ciri orang ikhlas<\/mark><\/mark> dalam beramal<\/mark><\/mark> itu?<\/p>\n\n\n\n

Makna Ikhlas Beramal<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Ikhlas artinya bersih hati; tulus hati. Adapun “keikhlasan” berarti ketulusan hati; kejujuran; kerelaan. Kita sering mendengar orang berkata dengan mudahnya: “Kalau beramal itu harus ikhlas, agar amalnya diterima oleh Allah\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Memang betul, kata \u201dIkhlas\u201d mudah diucapkan, namun susah dipraktikkan. Ikhlas artinya beramla ibadah semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah SWT. Karena ikhlas memang merupakan ruhnya ibadah. Tanpa ikhlas setiap ibadah yang kita lakukan hanya akan menjadi hal yang sia-sia belaka.<\/p>\n\n\n\n

Imam Abu Hamid al-Ghazali menuturkan, \u201cSetiap manusia binasa kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan binasa kecuali orang yang beramal (dengan ilmunya). Orang yang beramal juga binasa kecuali orang yang ikhlas (dalam amalnya). Namun orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Dalam hal ini, hanya orang-orang yang ikhlas beramal yang akan mendapat keutamaan dan keberkahan yang sangat besar. Sebagaimana jaminan Allah dalam firman-Nya,<\/p>\n\n\n\n

\u0625\u0650\u0644\u0627 \u0639\u0650\u0628\u064e\u0627\u062f\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u062e\u0652\u0644\u064e\u0635\u0650\u064a\u0646\u064e (\u0664\u0660) \u0623\u064f\u0648\u0644\u064e\u0626\u0650\u0643\u064e \u0644\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0631\u0650\u0632\u0652\u0642\u064c \u0645\u064e\u0639\u0652\u0644\u064f\u0648\u0645\u064c (\u0664\u0661) \u0641\u064e\u0648\u064e\u0627\u0643\u0650\u0647\u064f \u0648\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0645\u064f\u0643\u0652\u0631\u064e\u0645\u064f\u0648\u0646\u064e (\u0664\u0662) \u0641\u0650\u064a \u062c\u064e\u0646\u0651\u064e\u0627\u062a\u0650 \u0627\u0644\u0646\u0651\u064e\u0639\u0650\u064a\u0645\u0650 (\u0664\u0663)<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cTetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (bekerja dengan ikhlas). Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.\u201d (Ash-Shaaffat: 40-43)<\/em><\/p>\n\n\n\n

Ayat di atas menerangkan tentang keutamaan dan jaminan bagi orang yang beramal dengan penuh keikhlasan. Bukan hanya ibadah saja, ikhlas juga seharusnya menjadi motivasi utama bagi kita dalam menjalankan tugas dan pekerjaan kita sehari-hari, apapun profesi kita baik dalam konteks hablum minallah atau hablum minannas.<\/p>\n\n\n\n

Karena hanya orang yang ikhlaslah yang nantinya akan meraih keberuntungan yang besar di hari kiamat, yaitu surga Allah yang penuh dengan kenikmatan. Meskipun orang yang ikhlas juga harus banyak bersabar terlebih dahulu ketika di dunia.<\/p>\n\n\n\n

Pondasi dan Ruh Sebuah Amal<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Secara prinsip, Islam memandang keikhlasan sebagai pondasi dan ruh sebuah amal, apapun bentuknya amal itu selama termasuk kategori amal saleh. Baik amal tersebut dilakukan dalam skala pribadi maupun secara kolektif (bermasyarakat, berbangsa dan bernegara).<\/p>\n\n\n\n

Keikhlasan juga salah satu syarat diterimanya amal hamba Allah. Adapun kiat kita agar selalu ikhlas dalam beramal, yakinlah bahwa setiap perbuatan yang kita kerjakan semua berkat pertolongan dari Allah Swt.<\/p>\n\n\n\n

Tanpa adanya pertolongan dari Allah mustahil kita sebagai manusia dapat melaksanakan sesuatu pekerjaan, meski sekecil apapun pekerjaan itu. Karena kita yakin, “Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan yang diberikan Allah.”<\/p>\n\n\n\n

Ciri-ciri Orang yang Ikhlas Beramal<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Imam Qusyairi dalam kitab Arrisalah Al Qusyairiyah menyatakan bahwa ikhlas adalah mengesakan Allah dalam ketaatan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ikhlas ini tanpa ada niatan dan embel-embel kepentingan lain yang berkaitan dengan manusia, seperti ingin mencari pujian dan popularitas.<\/p>\n\n\n\n

Adapun menurut Dzun Nun Al Misri<\/a><\/strong>, ada tiga ciri-ciri orang ikhlas dalam beramal, yaitu:<\/p>\n\n\n\n