Pecihitam.org – <\/strong>Wudhu adalah cara untuk menghilangkan hadats kecil. Wudhu biasanya dilakukan sebelum ibadah yang mengharuskan adanya kebersihan dan kesucian dari hadats kecil bagi yang akan melakukan ibadah tersebut. Sebagai misal, ibadah shalat. Namun, Tidak semua air dapat dipakai untuk berwudhu. Air yang boleh dipakai adalah air mutlaq, atau air bersih yang belum bercampur dengan dzat lain. Misalnya, air sungai, air sumur, air hujan, dan lain-lain. Khusus mengenai wudhu di sungai, bagaimana hukumnya?<\/p>\n\n\n\n Dalam Alquran, perintah melaksanakan wudhu sebelum shalat\nterdapat dalam Surat Al-Maidah ayat 6:<\/p>\n\n\n\n \u064a\u064e\u0627\u0623\u064e\u064a\u064f\u0651\u0647\u064e\u0627 \u0627\u0644\u064e\u0651\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0622\u0645\u064e\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0642\u064f\u0645\u0652\u062a\u064f\u0645\u0652 \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0635\u064e\u0651\u0644\u064e\u0627\u0629\u0650 \u0641\u064e\u0627\u063a\u0652\u0633\u0650\u0644\u064f\u0648\u0627 \u0648\u064f\u062c\u064f\u0648\u0647\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0623\u064e\u064a\u0652\u062f\u0650\u064a\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0631\u064e\u0627\u0641\u0650\u0642\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0645\u0652\u0633\u064e\u062d\u064f\u0648\u0627 \u0628\u0650\u0631\u064f\u0621\u064f\u0648\u0633\u0650\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0623\u064e\u0631\u0652\u062c\u064f\u0644\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0652\u0643\u064e\u0639\u0652\u0628\u064e\u064a\u0652\u0646\u0650<\/strong><\/p>\n\n\n\n Artinya: \u201cWahai orang-orang yang beriman! Jika kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan\ntanganmu sampai ke siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai\nke kedua mata kaki.\u201d<\/p>\n\n\n\n Air\nadalah sesuatu yang penting sebagai sarana utama dalam bersuci dalam ilmu\nfiqih, baik bersuci dari hadats maupun dari najis. Seorang muslim bisa\nmelaksanakan berbagai ibadah secara sah karena telah bersih dari hadas dan\nnajis yang dihasilkan dengan menggunakan air.\nKarena begitu pentingnya air dalam beribadah, maka fiqih Islam mengatur\nsedemikian rupa perihal air, dari membaginya dalam berbagai macam kategori\nhingga menentukan hukum-hukumnya.<\/p>\n\n\n\n Madzhab Syafi\u2019i membagi air menjadi 4\n(empat) kategori masing-masing beserta hukum penggunaannya dalam bersuci. Empat kategori tersebut adalah\nair suci dan yang menyucikan,\nair musyammas, air suci namun tidak menyucikan, dan air mutanajis. Air\nsungai masuk ke dalam air yang menyucikan. Berikut penjelasannya:<\/p>\n\n\n\n Air\nsuci dan menyucikan artinya dzat air tersebut suci dan bisa digunakan untuk\nbersuci. Air ini oleh para ulama fiqih disebut dengan air mutlak. Menurut Ibnu\nQasim Al-Ghazi ada 7 (tujuh) macam air yang termasuk dalam kategori ini. Beliau\nmengatakan:<\/p>\n\n\n\n \u0627\u0644\u0645\u064a\u0627\u0647 \u0627\u0644\u062a\u064a \u064a\u062c\u0648\u0632 \u0627\u0644\u062a\u0637\u0647\u064a\u0631 \u0628\u0647\u0627 \u0633\u0628\u0639 \u0645\u064a\u0627\u0647: \u0645\u0627\u0621 \u0627\u0644\u0633\u0645\u0627\u0621\u060c \u0648\u0645\u0627\u0621 \u0627\u0644\u0628\u062d\u0631\u060c \u0648\u0645\u0627\u0621 \u0627\u0644\u0646\u0647\u0631\u060c \u0648\u0645\u0627\u0621 \u0627\u0644\u0628\u0626\u0631\u060c \u0648\u0645\u0627\u0621 \u0627\u0644\u0639\u064a\u0646, \u0648\u0645\u0627\u0621 \u0627\u0644\u062b\u0644\u062c\u060c \u0648\u0645\u0627\u0621 \u0627\u0644\u0628\u0631\u062f<\/strong><\/p>\n\n\n\n Artinya:\n\u201cAir yang dapat digunakan untuk bersuci ada tujuh macam, yakni air hujan, air\nlaut, air sungai, air sumur, air mata air, dan air salju, dan air dari hasil\nhujan es.\u201c<\/p>\n\n\n\n Tujuh\nmacam air di atas disebut sebagai air mutlak selama masih pada sifat asli\npenciptaannya. Jika\nsifat asli penciptaannya telah berubah,\nmaka ia tak lagi disebut air mutlak dan hukum penggunaannya pun berubah. Tapi,\nperubahan air bisa tidak menghilangkan kemutlakannya apabila perubahan itu\nterjadi karena air tersebut diam pada waktu yang lama, karena tercampur sesuatu\nyang tidak bisa dihindarkan seperti lempung, debu, dan lumut, atau karena\npengaruh tempatnya seperti air yang berada di daerah yang mengandung banyak\nbelerang (lihat Dr. Musthofa Al-Khin dkk, Al-Fiqh Al-Manhaji, (Damaskus:\nDarul Qalam, 2013), jil. 1, hal. 34).<\/p>\n\n\n\n Ringkasnya,\nair mutlak adalah air yang turun dari langit atau yang bersumber dari bumi\ndengan sifat asli penciptaannya. Jenis\nair yang boleh digunakan untuk bersuci ada tujuh\n: air langit, air laut, air sungai, air telaga, air mata air, air salju, dan\nair embun. Abu Syuja\u2019 menuliskan dalam kitabnya Matan al-Ghayah wa al-Taqrib,\ndalam kitab Tharah.<\/p>\n\n\n\n