Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":50929,"date":"2020-04-21T13:53:41","date_gmt":"2020-04-21T06:53:41","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=50929"},"modified":"2020-04-21T13:53:42","modified_gmt":"2020-04-21T06:53:42","slug":"sunan-kudus","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/sunan-kudus\/","title":{"rendered":"Sejarah Lengkap Sunan Kudus, dari Silsilah Hingga Kesuksesan Dakwahnya"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/a><\/strong> – Sunan Kudus atau Raden Ja\u2019far Shadiq merupakan salah satu penyebar agama Islam di Indonesia yang tergabung dalam walisongo<\/strong><\/a>. Sunan Kudus lahir sekitar 1500an Masehi, nama lengkapnya adalah nama Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan. Sunan Kudus adalah seorang wali yang sangat dikenal dengan sikap toleransinya yang tinggi. Hal tersebut masih dikenal sampai sekarang dan diikuti oleh pengikutnya yang mencintai kedamaian.<\/p>\n\n\n\n

Asal-usul Sunan Kudus<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Sunan Kudus memiliki nama asli dan lengkap, Sayyid Ja\u2019far Shadiq Azmatkhan. Nama Ja’far Shadiq diambil dari nama datuknya yaitu Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib yang beristerikan Fatimah az-Zahra binti Muhammad Saw.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Agus Sunyoto budayawan Nahdlatul Ulama\u2019 (NU), dalam karyanya Atlas Walisongo (2017) dengan mengutip Babad Tanah Jawi dan Naskah Derajad menjelaskan bahwa Raden Ja’far Shodiq (Sunan Kudus) merupakan putra dari Sunan Ngudung atau Usman Haji dan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel<\/p>\n\n\n\n

Raden Usman Haji sendiri merupakan putra dari Ali Murtadho kakak dari Sunan Ampel. Kemudian Sunan Ampel dan Ali Murtadho (kakek Sunan Kudus) merupakan putra dari Syaikh Ibrahim Samarkand, seorang ulama\u2019 dari Asia Tengah yang menikah dengan puteri kerajaan Champa, Vietnam.<\/p>\n\n\n\n

Ketika Syaikh Ibrahim Samarkandi pergi ke tanah Jawa untuk menyebarkan agama Islam, kedua anaknya (Sunan<\/mark> Ampel dan Ali Murtadho) tersebut dibawa. Kedua puteranya tersebut juga menyebarkan ajaran Islam, Sunan Ampel menjadi wali besar dan Ali Murtadho juga melahirkan keturunan seorang ulama besar\u2019 bernama Usman Haji, yang kemudian melahirkan putra bernama Sunan Kudus.<\/p>\n\n\n\n

Dikisahkan, Raden Usman Haji (ayah Sunan Kudus) oleh Sunan Ampel dijadikan imam di daerah Jipang, Panolan, Dusun Ngudung. Kemudian, Usman Haji melakukan semedi (berapa) di Gunung Jambangan selama tiga bulan.<\/p>\n\n\n\n

Dari sanalah kemudian Usman Haji mengalami pengalaman spiritual dan menjadi wali. Nama Usman Haji oleh masyarakat sekitar sana kemudian diberikan gelar sebagai Sunan Ngudung, sebutan untuk wali yang tinggal di daerah Ngudung.<\/p>\n\n\n\n

Silsilah<\/strong> Sunan Kudus<\/h2>\n\n\n\n

Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad Saw, berikut adalah runtutannya:<\/p>\n\n\n\n

  1. Sunan Kudus bin<\/li>
  2. Sunan Ngudung bin <\/li>
  3. Fadhal Ali Murtadha bin <\/li>
  4. Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin <\/li>
  5. Jamaluddin Al-Husain bin <\/li>
  6. Ahmad Jalaluddin bin <\/li>
  7. Abdillah bin <\/li>
  8. Abdul Malik Azmatkhan bin <\/li>
  9. Alwi Ammil Faqih bin <\/li>
  10. Muhammad Shahib Mirbath bin <\/li>
  11. Ali Khali\u2019 Qasam bin <\/li>
  12. Alwi bin <\/li>
  13. Muhammad bin <\/li>
  14. Alwi bin <\/li>
  15. Ubaidillah bin <\/li>
  16. Ahmad Al-Muhajir bin <\/li>
  17. Isa bin <\/li>
  18. Muhammad bin <\/li>
  19. Ali Al-Uraidhi bin <\/li>
  20. Ja\u2019far Shadiq bin <\/li>
  21. Muhammad Al-Baqir bin <\/li>
  22. Ali Zainal Abidin bin <\/li>
  23. Al-Husain bin <\/li>
  24. Ali bin Abi Thalid dan Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti <\/li>
  25. Nabi Muhammad Rasulullah<\/li><\/ol>\n\n\n\n

    Guru-gurunya<\/p>\n\n\n\n

    Selain belajar agama kepada Raden Usman Haji ayahnya sendiri, Ja\u2019far Shodiq juga belajar kepada beberapa ulama terkenal seperti Kiai Telingsing, Ki Ageng Ngerang dan Sunan Ampel kakerknya.<\/p>\n\n\n\n

    Kiai Telingsing naman aslinya adalah Ling Sing, beliau merupakan seorang ulama dari negeri Cina yang dahulu datang ke Tanah Jawa bersama Laksamana jenderal Cheng Hoo<\/a><\/strong>. Dalam sejarah dikatakan, bahwa jenderal Cheng Hoo yang beragama Islam itu datang ke Jawa untuk menyebarkan agama Islam melalui perdagangan.<\/p>\n\n\n\n

    Di jawa, The Ling Sing kemudian dipanggil dengan sebutan Telingsing. Beliau tinggal di sebuah daerah yang terletak diantara sungai Tanggulangin dan sungai Juwana. Disana Kiai Telingsing tidak hanya mengajarkan Islam, namun juga mengajarkan kepada penduduk seni ukir yang indah. Banyak yang datang berguru seni kepada Kiai Telingsing, termasuk Sunan Kudus itu sendiri.<\/p>\n\n\n\n

    Dengan belajar kepada Kiai Telingsing yang berasal dari negeri Tirai Bambu itu, Raden Ja\u2019far Shodiq sedikit banyak mewarisi bagian dari sifat positif masyarakat Cina yaitu ketekunan dan kedisiplinan dalam berjuang. Hal ini berpengaruh besar bagi kehidupan dakwah Sunan Kudus dimasa mendatang yaitu ketika menghadapi masyarakat Jawa yang kebanyakan dulu masih beragama Hindu dan Budha.<\/p>\n\n\n\n

    Metode Dakwah yang Luwes<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

    Strategi Pendekatan kepada Masyarakat<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

    Sunan Kudus termasuk wali yang sangat toleran dan juga pendukung gagasan, Sunan Bonang dan Sunan<\/mark> Kalijaga yang menerapkan strategi dakwah kepada masyarakat secara luwes sebagaimana berikut :<\/p>\n\n\n\n