kemerdekaan<\/a><\/strong> tanah air. Sehingga bentuk dan hukum hormat bendera sama sekali berbeda dengan penghormatan dalam arti menyembah. Penghormatan bendera ini dapat di analogikan seperti kita menghormati orang alim, orang saleh dan orang tua.
<\/p>\n\n\n\nUrusan hormat bendera ini bukanlah perihal baru. Ini bahkan sudah menjadi tradisi masyarakat Arab sebelum Islam. Tradisi bendera sebagai salah satu alat efektif untuk mengobarkan semangat masyarakat demi menjaga kedaulatan tanah air digunakan oleh Rasulullah SAW. Keterangan Ibnu Hajar Al-Asqalani berikut ini dapat membantu kejelasan masalah.<\/p>\n\n\n\n
\u0648\u0643\u0627\u0646 \u0627\u0644\u0646\u0628\u064a \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648 \u0633\u0644\u0645 \u0641\u064a \u0645\u063a\u0627\u0632\u064a\u0647 \u064a\u062f\u0641\u0639 \u0625\u0644\u0649 \u0631\u0623\u0633 \u0643\u0644 \u0642\u0628\u064a\u0644\u0629 \u0644\u0648\u0627\u0621 \u064a\u0642\u0627\u062a\u0644\u0648\u0646 \u062a\u062d\u062a\u0647<\/strong><\/p>\n\n\n\nArtinya, \u201cRasulullah SAW dalam sejumlah peperangannya memberikan panji-panji kepada setiap pemimpin kabilah. Di bawah panji itu mereka berperang membela keadilan dan kedaulatan,\u201d (Lihat Ibu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari, Beirut, Darul Ma\u2019rifah, Tahun 1379, Juz 6, Halaman 127).<\/em>
<\/p>\n\n\n\nUntuk membangkitkan semangat berjuang, Rasulullah SAW juga menggunakan panji-panji di sejumlah peperangan.<\/p>\n\n\n\n
\u0639\u0646 \u0623\u0646\u0633 \u0628\u0646 \u0645\u0627\u0644\u0643 \u0631\u0636\u064a \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0646\u0647 \u0642\u0627\u0644 \u0642\u0627\u0644 \u0627\u0644\u0646\u0628\u064a \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0623\u062e\u0630 \u0627\u0644\u0631\u0627\u064a\u0629 \u0632\u064a\u062f \u0641\u0623\u0635\u064a\u0628 \u062b\u0645 \u0623\u062e\u0630\u0647\u0627 \u062c\u0639\u0641\u0631 \u0641\u0623\u0635\u064a\u0628 \u062b\u0645 \u0623\u062e\u0630\u0647\u0627 \u0639\u0628\u062f \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0628\u0646 \u0631\u0648\u0627\u062d\u0629 \u0641\u0623\u0635\u064a\u0628 \u0648\u0625\u0646 \u0639\u064a\u0646\u064a \u0631\u0633\u0648\u0644 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0644\u062a\u0630\u0631\u0641\u0627\u0646 \u062b\u0645 \u0623\u062e\u0630\u0647\u0627 \u062e\u0627\u0644\u062f \u0628\u0646 \u0627\u0644\u0648\u0644\u064a\u062f \u0645\u0646 \u063a\u064a\u0631 \u0625\u0645\u0631\u0629 \u0641\u0641\u062a\u062d \u0644\u0647<\/strong><\/p>\n\n\n\nArtinya, Dari Anas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW menceritakan bagian dari perang Mu\u2019tah, \u201cPanji perang dipegang oleh Zaid, lalu ia gugur. Panji perang kemudian diambil alih oleh Ja\u2018far bin Abi Thalib, ia pun kemudian gugur. Panji diraih oleh Abdullah bin Rawahah, ia pun gugur [sampai di sini kedua mata Rasulullah SAW berlinang air mata, kata Anas]. Panji perang lalu diambil Khalid bin Walid dengan inisiatifnya. Ia maju menghantam pasukan musuh hingga mereka takluk di tangannya,\u201d (HR Al-Bukhari).<\/em><\/p>\n\n\n\nDapat disimpulkan bahwa hukum hormat bendera merah putih tidak ada masalah dari sudut pandang agama. Bahkan bendera merah putih sebagai simbol negara sudah sepatutnya di hormati dan hargai oleh warga negara Indonesia. Dan berlaku juga dengan warga negara lain, mereka harus menghormati simbol-simbol kenegaraan yang ada di negaranya masing-masing. Penghormatan untuk tanah air ini sama nilainya dengan penghormatan terhadap orang tua karena hakikatnya setiap diri kita berhutang budi kepada orang tua dan tanah air. Dan Keduanya adalah anugerah yang patut disyukuri.<\/p>\n\n\n\n