Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":53043,"date":"2020-05-04T16:49:30","date_gmt":"2020-05-04T09:49:30","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=53043"},"modified":"2020-10-21T17:22:37","modified_gmt":"2020-10-21T10:22:37","slug":"radikalisme","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pecihitam.org\/radikalisme\/","title":{"rendered":"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org<\/a> –\u00a0<\/strong>Beberapa tahun terakhir, mungkin kita sering mendengar kata radikalisme. Namun pasti ada yang belum mengerti, apa radikalisme itu? Seperti apa? Apa saja faktor penyebabnya? Bagaimana mencegahnya? Nah, pada artikel kali ini, kami akan mencoba mengupasnya.<\/p>\n

Kata radikalisme secara bahasa berasal dari kata dasar radix<\/em> yang artinya akar (pohon). Sedangkan pengertian radikalisme secara istilah, menurut KBBI yaitu paham atau aliran yang mengingikan perubahan atau pembaharuan social dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.<\/p>\n

Faktor Penyebab Munculnya Radikalisme<\/strong><\/h2>\n

Sebenarnya, kelompok atau gerakan radikalisme tidak langsung muncul begitu saja, namun memiliki latar belakang atau faktor pendorong munculnya gerakan radikalisme. Adapun beberapa faktor penyebab munculnya radikalisme antara lain:<\/p>\n

Faktor Sosial-Politik<\/strong><\/h3>\n

Jika kita telusuri dalam beberapa kasus, konflik yang ditimbulkan berasal dari masalah sosial politik. Kaum radikalisme dalam hal ini biasanya digunakan sebagai alat kekerasan dalam menentang dan membenturkan diri dengan kelompok lain.<\/p>\n

Adapun yang terlihat saat ini, aksi-aksi yang dilakukan dengan membawa bahasa dan simbol tertentu serta slogan-slogan agama, kaum radikalis mencoba menyentuh emosi keagamaan dan menggalang kekuatan untuk mencapai tujuan politik yang dianggapnya lebih mulia.<\/p>\n

Faktor Emosi Keagamaan<\/strong><\/h3>\n

Faktor tersebut merupakan faktor paling dominan dalam radikalisme. Faktor sentimen keagamaan, termasuk aksi solidaritas keagamaan bagi orang yang tertindas oleh kekuatan tertentu.<\/p>\n

Meskipun gerakan radikalisme selalu mengibarkan bendera dan simbol agama seperti dalih membela agama, jihad dan mati syahid. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan emosi keagamaan adalah agama sebagai pemahaman realitas yang sifatnya interpretatif. Jadi sifatnya nisbi dan subjektif.<\/p>\n

Peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh negara Israel terhadap palestina, biasa dijadikan sebagai pemicu emosi keagamaan. Adanya sikap radikal di kalangan umat Islam terhadap Israel, yakni menginginkan agar negara Israel diisolasi agar tidak dapat beroperasi dalam hal ekspor impor.<\/p>\n

Faktor Kultural<\/strong><\/h3>\n

Faktor ini juga memiliki andil yang cukup besar yang melatarbelakangi munculnya radikalisme. Hal ini wajar, menurut Musa Asy\u2019ari di dalam masyarakat selalu diketemukan usaha untuk melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring kebudayaan tertentu yang dianggap tidak sesuai.<\/p>\n

Radikalisme muncul sebagai anti tesa atau pertentangan terhadap budaya lain yang dianggapnya dapat mengikis budaya setempat. Misalnya sekularisme, dominasi Barat dari bangsa timur atau budaya muslim dan sebagainya. Dengan mendominasinya budaya Barat, dalam hal ini budaya ketimuran dan Islam merasa akan membahayakan keberlangsungan moralitas Islam.<\/p>\n

Jalan kekerasan yang ditempuh kaum radikalisme untuk menentang hal tersebut justru semakin menunjukkan ketidakmampuan mereka dalam memposisikan diri sebagai pesaing dalam budaya dan peradaban.<\/p>\n

Faktor Ideologis<\/strong><\/h3>\n

Faktor Ideologis yang akhir-akhir ini muncul yaitu anti-Komunisme. Tiongkok sebagai negara berpaham ideologi komunis, segala hal yang terkait dengan Tiongkok dimusuhi dan dianggap membahayakan Muslim. Kemudian muncullah sentimen terhadap warga keturunan Tiongkok (China).<\/p>\n

Faktor Kebijakan Pemerintah<\/strong><\/h3>\n

Kemudian salah satu pintu gerbang munculnya radikalisme ialah ketidakmampuan pemerintah untuk bertindak memperbaiki situasi atas berkembangnya frustasi dan kemarahan sebagian orang atau kelompok yang disebabkan dominasi ideologi, militer maupun ekonomi dari negera-negara besar.<\/p>\n

Dalam hal ini elit-elit pemerintah belum atau kurang dapat mencari akar yang menjadi penyebab munculnya tindak kekerasan (radikalisme) sehingga tidak dapat mengatasi problematika sosial yang dihadapi umat.<\/p>\n

Namun akhir-akhir ini, seolah faktor kebijakan pemerintah dalam mewabahnya radikalisme di Indonesia lebih disebabkan karena memanasnya kontestasi politik sejak 2012 lalu, antara kubu terpilih dan yang tumbang. Sehingga apapun kebijakannya, akan selalu ada kontra.<\/p>\n

Legitimasi Teks Keagamaan<\/strong><\/h2>\n

Kaum radikalisme dalam melakukan perlawanan, sering kali menggunakan legitimasi teks keagamaan sebagai penopangnya. Merebaknya Gerakan ekstrimisme Islam, terjadi hampir di seluruh kawasan Islam, termasuk Indonesia.<\/p>\n

Tidak jarang ditemukan juga menggunakan teks-teks keislaman, seperti Al-Quran, hadis<\/a> dan\u00a0classical sources<\/em>\u2013 kitab kuning sebagai basis legitimasi teologis.<\/p>\n

Salah satu ayat yang biasa digunakan kaum radikalisme, seperti surat at-Taubah ayat 29, berikut:<\/p>\n

\u0642\u064e\u0627\u062a\u0650\u0644\u064f\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0651\u064e\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0644\u064e\u0627 \u064a\u064f\u0624\u0652\u0645\u0650\u0646\u064f\u0648\u0646\u064e \u0628\u0650\u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u0628\u0650\u0627\u0644\u0652\u064a\u064e\u0648\u0652\u0645\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0622\u062e\u0650\u0631\u0650 \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u064a\u064f\u062d\u064e\u0631\u0651\u0650\u0645\u064f\u0648\u0646\u064e \u0645\u064e\u0627 \u062d\u064e\u0631\u0651\u064e\u0645\u064e \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u064f \u0648\u064e\u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0644\u064f\u0647\u064f \u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u064a\u064e\u062f\u0650\u064a\u0646\u064f\u0648\u0646\u064e \u062f\u0650\u064a\u0646\u064e \u0627\u0644\u0652\u062d\u064e\u0642\u0651\u0650 \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0651\u064e\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0623\u064f\u0648\u062a\u064f\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0652\u0643\u0650\u062a\u064e\u0627\u0628\u064e \u062d\u064e\u062a\u0651\u064e\u0649\u0670 \u064a\u064f\u0639\u0652\u0637\u064f\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0652\u062c\u0650\u0632\u0652\u064a\u064e\u0629\u064e \u0639\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064e\u062f\u064d \u0648\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0635\u064e\u0627\u063a\u0650\u0631\u064f\u0648\u0646\u064e<\/strong><\/p>\n

\u201cPerangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam Keadaan tunduk.\u201d\u00a0(QS. At-Taubah: 29)<\/p>\n

Ayat tersebut biasa digunakan menjadi dasar atau pelopor bentuk tindak kekerasan dengan dalih menjalankan syari\u2019at, bentuk memerangi kepada orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan lain sebagainya.<\/p>\n

Bahkan tidak jarang, mereka menafsirkan teks-teks keislaman sekehendak mereka sendiri tanpa memperhatikan\u00a0\u00a0kontekstualisasi dan aspek-aspek historisitas dari teks tersebut. Akibatnya banyak fatwa yang bertentangan dengan hak-hak kemanusiaan yang universal dan bertentangan dengan misi diturunkannya\u00a0Islam sebagai agama rahmatan lil \u2018alamin<\/em>.<\/p>\n

Selain itu, kaum radikalisme juga memang memiliki misi tersendiri yang menginginkan terwujudnya cita-cita berdirinya negara Islam Internasional yang dipimpin oleh seorang khalifah seperti zaman keemasan Islam dulu yang dianggap lebih baik dari system pemerintahan sekarang.<\/p>\n

Peran Idiologi Pancasila untuk Membentengi Diri dari Radikalisme<\/strong><\/h2>\n

Pancasila merupakan pegangan hidup Bangsa Indonesia yang kini mulai terkikis seiring pesatnya perkembangan Teknologi dan kuatnya arus Informasi di era globalisasi saat ini. Pemerintah\u00a0juga sekarang ini tengah sibuk terhadap masyarakat yang berpergian ke Syiria terkait ISIS.<\/p>\n

Padahal, jika nilai-nilai Pancasila ini diserap baik oleh bangsa Indonesia maka tidak perlu takut terhadap paham-paham Radikalisme seperti ISIS. Sebab Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang bersifat fleksibel terhadap perkembangan zaman namun tetap memiliki ciri khas tersendiri.<\/p>\n

Pancasila di era globalisasi merupakansebuah pegangan sekaligus pedoman hidup yang dapat menjadi jawaban atas tantangan baru yang dihadapi bangsa ini. Arus informasi yang semakin cepat sehingga paham-paham dunia barat\u00a0 sangat mudah diakses oleh masyarakat Indonesia. Liberalisme yang dianut oleh dunia barat kini merambat ke tengah-tengah masyarakat Indonesia sebagai dampak negatif globalisasi.<\/p>\n

Ideologi Pancasila sebenarnya dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, hanya saja nilai-nilai yang terkandung didalamnya tidak terjiwai oleh masyarakat Indonesia itu sendiri. Sehingga paham liberalis dan radikalis dapat dengan mudahnya menembus pemikiran bangsa ini.<\/p>\n

Rentannya para pemuda terhadap aksi kekerasan dan terorisme patut menjadi keprihatinan kita bersama saat ini. Banyak faktor yang menyebabkan para pemuda terseret ke dalam tindakan terorisme, mulai dari kemiskinan, kurangnya pendidikan agama yang damai, gencarnya infiltrasi kelompok radikal, lemahnya semangat kebangsaan, kurangnya pendidikan kewarganegaraan, kurangnya keteladanan, dan tergerusnya nilai kearifan lokal oleh arus modernitas negatif.<\/p>\n

Faktor terbesar yang menyebabkan para pemuda terjerumus radikalisme saat ini ialah pengaruh media sosial. Hari ini, media sosial kita diisi dengan konten-konten keislaman yang berbau radikalisme.<\/p>\n

Bagi para pemuda yang memang masih belum memiliki dasar keagamaan yang kuat, tentu semua informasi yang didapatkannya tidak melalui penyaringan. Sehingga informasi tersebut hanya diamini begitu saja.<\/p>\n

Peran penanaman Pendidikan Pancasila bagi para pemuda kiranya akan sangat efektif dilakukan. Sebab jika ia sudah memahami hal tersebut, segala informasi yang bertentangan dengan Pancasila, tentu akan ditolaknya. Karena sejatinya, nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, juga secara tidak langsung memancarkan nilai-nilai Islam.<\/p>\n

Perspektif Islam tentang Radikalisme<\/strong><\/h2>\n

Islam sama sekali tidak membolehkan radikalisme. Karena Islam adalah agama rahmatan lil\u2019alamin. Islam berasal dari dari kata salam yang berarti selamat, aman, damai. Islam tidak memperkenankan kekerasan sebagai metode menyelesaikan masalah.<\/p>\n

Islam menganjurkan agar kita mengajak kepada kebaikan dengan bijak (hikmah), nasihat yang baik (mau\u2019izah hasanah) dan berdialog dengan santun (wajadilhum billati hiya ahsan<\/em>). Radikalisme, apalagi terorisme, hanya akan membuat Islam jauh dari watak aslinya sebagai agama rahmat, dan bisa membuat kehilangan tujuannya yang hakiki.<\/p>\n

Syari\u2019at Islam diturunkan kepada manusia untuk menjaga irama pondasi kehidupan (maqasid asy-syari\u2019ah<\/em>) yaitu:<\/p>\n

Pertama<\/em>, melindungi keselamatan fisik atau jiwa manusia dari tindakan kekerasan di luar ketentuan hukum (hifz an-nafs<\/em>).<\/p>\n

Kedua<\/em>, melindungi keyakinan atas suatu agama (hifz ad-din<\/em>).<\/p>\n

Ketiga<\/em>, menjaga kelangsungan hidup dengan melindungi keturunan atau keluarga (hifz an-nasl<\/em>).<\/p>\n

Keempat<\/em>, melindungi hak milik pribadi atau harta benda (hifz al-mal<\/em>)<\/p>\n

Kelima<\/em>, melindungi kebebasan berfikir (hifz al-aql<\/em>).<\/p>\n

Dengan demikian syari\u2019at Islam pada dasarnya melindungi dan menghargai manusia sebagai individu yang bermartabat. Semua tindakan yang melawan kebebasan dan martabat manusia, bertentangan dengan syari\u2019at.<\/p>\n

Untuk mewujudkan itu semua, syari\u2019at Islam selain berfungsi melindungi seluruh dimensi kemanusiaan, juga diturunkan untuk memudahkan manusia dalam menjalankan hidupnya, bukan membuat hidup jadi sulit. Islam melindungi hak hidup manusia, karena itu perbuatan melawan hak ini tidak diperkenankan. Wallahu A\u2019lam.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org –\u00a0Beberapa tahun terakhir, mungkin kita sering mendengar kata radikalisme. Namun pasti ada yang belum mengerti, apa radikalisme itu? Seperti apa? Apa saja faktor penyebabnya? Bagaimana mencegahnya? Nah, pada artikel kali ini, kami akan mencoba mengupasnya. Kata radikalisme secara bahasa berasal dari kata dasar radix yang artinya akar (pohon). Sedangkan pengertian radikalisme secara istilah, menurut […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":53050,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[1671],"yoast_head":"\nRadikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Beberapa tahun terakhir, mungkin kita sering mendengar kata radikalisme. Namun pasti ada yang belum mengerti, apa radikalisme itu? Seperti apa?\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Beberapa tahun terakhir, mungkin kita sering mendengar kata radikalisme. Namun pasti ada yang belum mengerti, apa radikalisme itu? Seperti apa?\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-05-04T09:49:30+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-10-21T10:22:37+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"6 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\"},\"headline\":\"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan\",\"datePublished\":\"2020-05-04T09:49:30+00:00\",\"dateModified\":\"2020-10-21T10:22:37+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/\"},\"wordCount\":1272,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"radikalisme\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/\",\"name\":\"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-05-04T09:49:30+00:00\",\"dateModified\":\"2020-10-21T10:22:37+00:00\",\"description\":\"Beberapa tahun terakhir, mungkin kita sering mendengar kata radikalisme. Namun pasti ada yang belum mengerti, apa radikalisme itu? Seperti apa?\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\",\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan - Pecihitam.org","description":"Beberapa tahun terakhir, mungkin kita sering mendengar kata radikalisme. Namun pasti ada yang belum mengerti, apa radikalisme itu? Seperti apa?","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan - Pecihitam.org","og_description":"Beberapa tahun terakhir, mungkin kita sering mendengar kata radikalisme. Namun pasti ada yang belum mengerti, apa radikalisme itu? Seperti apa?","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-05-04T09:49:30+00:00","article_modified_time":"2020-10-21T10:22:37+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mohammad Mufid Muwaffaq","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mohammad Mufid Muwaffaq","Est. reading time":"6 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/"},"author":{"name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29"},"headline":"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan","datePublished":"2020-05-04T09:49:30+00:00","dateModified":"2020-10-21T10:22:37+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/"},"wordCount":1272,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg","keywords":["radikalisme"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/","name":"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg","datePublished":"2020-05-04T09:49:30+00:00","dateModified":"2020-10-21T10:22:37+00:00","description":"Beberapa tahun terakhir, mungkin kita sering mendengar kata radikalisme. Namun pasti ada yang belum mengerti, apa radikalisme itu? Seperti apa?","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#primaryimage","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/05\/Radikalisme-Faktor-Kemunculan-dan-Sebuah-Legitimasi-Teks-Keagamaan-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/radikalisme\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Radikalisme; Faktor Kemunculan dan Sebuah Legitimasi Teks Keagamaan"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29","name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","caption":"Mohammad Mufid Muwaffaq"},"description":"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/author\/mufid\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/53043"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=53043"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/53043\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/53050"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=53043"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=53043"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=53043"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}